Merasa (tidak) Aman

368 29 0
                                    


Hari ini tidak seperti biasanya, karena hari ini Salman tidak memiliki jadwal perkuliahan.

"Ca, aku anterin aja, biar ga perlu naik ojol" kata Salman karena Aretta kekeuh untuk naik ojol dengan alasan 'rindu helm abang ojol'.

"Aku kangen naik ojol" Aretta dengan menampilkan ekspresi puppy eyes menggemaskannya. Hal itu sontak membuat Salman gemas dan mencubit kedua pipi Aretta.

"Haduuu sa-khit Hee" Aretta menepuk - nepuk kedua lengan Salman agar segera menghentikan aksinya.

"Hehe maaf yaa" Salman menyudahi aksinya kemudian mengelus sayang kedua pipi Aretta yang memerah akibat ulahnya itu.

"Ca, nanti aku ada tugas kelompokkan gitu, kamu kalo udah kelar kuliah telpon aku, nanti aku jemput, pokonya ga ada alesan naik ojol! Gue gamprat lu" ujarnya, dan Aretta memasang tatapan kagetnya.

"sumpeh? Mau digamprat?!" Dengan wajah sok kaget lebih tepatnya.

"Canda sayang" Ujar Salman sambil tersenyum tampan, pipi Aretta bersemu merah. Untung saja pantry apartemen mereka tidak terlalu terang, sehingga agak menyamarkan rona di pipi Aretta.

Setelah jam 7 Aretta pamit dengan Salman yang mengantar sampai lobby apartemen untuk memastikan Aretta aman.

Kemudian lelaki itu bersiap untuk melakukan kerja kelompok dengan beberapa teman sejurusannya.

-----

"Ntar lu pokonya dorong aja apa gimana gitu sampe dia jatoh, atau lu serempet pake motor! Gue maunya dia celaka gitu, luka - luka, patah tangan kalo bisa. Gue mau matiin dia pelan - pelan biar ngerasa sakit!" ujar seorang perempuang kepada laki - laki suruhannya.

"Ta-tapi gue ga berani" ujar lelaki itu.

"lu lakuin atau gue bongkar semua kedok lo?" ancam gadis itu.

Laki - laki itu menggeleng cepat sambil menaikkan kacamata yang sudah turun itu.

"nah bagus!" ujar gadis itu lagi kemudian pergi dari tempat itu.

Di lain tempat

Aretta yang kini tengah berlari tergesa menuju laboratorium praktikum setelah mengambil jurnal praktikum nya yang tak sengaja tertinggal di apartemen.

"huh hah huh.." Aretta mengatur nafasnya setelah dia hampir sampai ke tempat tujuan.

Pashmina yang berantakan, kacamata sudah turun, jas lab tidak dikancing, begitulah penampilan Aretta saat ini.

"Ecaa!!" Nadine berlari menuju Aretta.

"Ca, kita kebagian kloter dua hehe" Nadine berbicara sambil cengengesan.

Aretta langsung terduduk di tempat saat itu juga.

"Huahh, untung dehh" ujarnya lega.

"jadi kita siap - siap pretest dulu sama aslab yang lain, lu udah baca modul kan?" tanya Nadine lagi.

"Iya santuy, udah kok Nad, Nad bagi minumm" Aretta bersungut karena memang saat ini dia merasa kalau tenggorokannya kering setengah mati, setelah berlari dari parkiran fakultas sampai ke laboratorium.

-----

"Man, lu dimana?" itu telpon dari Garry.

"di apart, kenapa?" Jawab Salman.

"lo kagak kangen sama gue emangnya?" ucap Garry di seberang sana.

"Anjir, pala lu benjol Gar?" Salman berasa aneh.

"Nongkrong kuy, apart lo aja, ntar gue ajakin Farid" ujarnya.

"Eh Man, lu udah tau belom? Si Farid udah ada cewe" Garry heboh sendiri.

Old Rules✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang