Tak terasa, sudah dua minggu berlalu kepergian Sukma. Sudah dua minggu pula Aretta dan Salman layaknya dua orang asing yang tak saling kenal tapi tinggal satu atap.
Pagi ini, Aretta disibukkan dengan kegiatan kampusnya yang sudah dimulai sejak seminggu lalu. Sama halnya dengan Salman, Salman akhirnya diterima di prodi HI universitas Indonesia. Sedangkan Aretta yang memang masuk lewat jalur undangan di Fakultas Kedokteran di universitas yang sama dengan Salman.
Mereka memang pergi bersama setiap harinya, namun tak bertegur sapa. Lebih tepatnya hanya Salman yang bungkam, tentunya hal itu membuat Aretta segan untuk sekedar menyapa.
Sebagai istri, Aretta tak pernah absen dari tugasnya. Membuatkan sarapan, makan siang, makan malam, mencuci pakaian, membangunkan sholat subuh walau dibalas acuh. Aretta tak pernah lelah untuk terus melakukan itu, walau dia tahu jawaban apa yang akan diberikan oleh Salman, iya, jawabannya adalah keterdiaman dan cueknya Salman.
Pagi ini, karena jadwal mata kuliah mereka berdua berbeda, Aretta pukul 8 dan Salman baru akan ada mata kuliah setelah makan siang, yaitu pukul 1 siang nanti.
"Man, aku berangkat, Assalamualaikum." Aretta mengangkat tangannya untuk menyalami tangan Salman, tapi lagi - lagi tak digubris. Segera gadis itu menurunkan tangannya, dan bergegas pergi ke kampus.
Aretta segera menghentikan taksi yang berhenti di depan gerbang apartemennya kemudian bergegas menaikinya dan meminta supir menuju ke kampusnya.
-------
Pukul 13.15 WIB
Tring!
Suara pesan masuk ke dalam benda pipih milik Aretta. Gadis yang tengah duduk di kedai kopi dengan laptop dihadapannya itu pun mengalihkan atensinya pada benda pipih disamping laptop itu.
From : SecondHero💍
Lo dimana? Jam 3 sore ketemu di kedai kopi deket kampus.
Aretta terkaget - kaget mendapatkan pesan dari Salman, karena ini adalah pertama kalinya sejak dua minggu terakhir.
Gadis itu segera mengetuk tiap tombol di papan ketik untuk membalas pesan dari Salman dengan segera.
To : SecondHero💍
Iya, aku udah kelar MK, aku tunggu disini.
Setelah mengirimkan pesan itu, tidak ada balasan lagi dari Salman. Aretta pun melanjutkan mengerjakan tugas dari dosennya. Dia berharap, semoga ini adalah titik awal membaiknya hubungan mereka berdua.
Incoming Call
Albi
Belum sampai sepuluh menit gadis itu melanjutkan tugasnya, panggilan masuk kembali mengganggu.
"Halo Assalamualaikum" sapa Aretta, sambil menjepit handphone diantara telinga dan bahu kirinya. Kemudian tangannya tetap fokus bertengger pada laptop nya.
"waalaikumussalam Ca, lo baik?" ujar Albi di seberang sana.
"iyaa baik, kenapa Bi? Tumben banget" Aretta bingung dengan maksud dari telepon Albi yang sebenarnya.
"lagi dimana?" sambung Albi lagi, ia menghiraukan pertanyaan Aretta sebelumnya.
"ini lagi di kedai kopi, sambil nugas" jelas Aretta.
"oke, deket kampus lo kan ya? Cuma satu kan kedainya? Gue kesana, lo jangan kemana - mana" ujar Albi
"eh eh ngapain? Kamu belum jelasin loh maksud nya mau kesini tu ngapain" sungut Aretta yang trlah benar - benar mengalihkan atensinya dari benda canggih yang terpatri manis diatas meja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Rules✔ [BELUM REVISI]
Teen FictionStart : 13 Februari 2019 Finish : 21 Juni 2020 Follow dulu sebelum bacaa hehe Cerita ini belum revisi, masih terdapat beberapa typo dan kekurangan penggunaan diksi. Bagaimana jika dua muda mudi yang sudah tidak akur sejak kecil dipersatukan dalam s...