Netizen Julid

482 43 0
                                    


Pukul enam lebih lima puluh menit Aretta tiba di sekolahnya. Dia membuka pintu mobil Salman di depan gerbang sekolahnya. Padahal sebelumnya Aretta sudah mewanti - wanti agar Salman tidak memberhentikan mobilnya di depan gerbang, tapi tetap saja, itu Salman bukan supir yang akan menurut dengan mudahnya.

"makasih, Assalamualaikum" ujar Aretta dengan muka setengah kesal.

"waalaikumussalam" mobil Salman segera melaju kembali, meninggalkan Aretta di tempatnya.

"Aretta! Woy Re" teriak seseorang dari jauh, mata Aretta memicing mencari sumber suara.

"lo dianter siapa? Itu kayak mobilnya Salman anak Harapan Bangsa deh" ujar Annis heboh. Maklum saja, Annis adalah salah satu teman Aretta yang melek sosial media dan hobinya adalah menstalk akun - akun para cogan.

"ehh itu.. Ngga kok bukan, Nis" ujar Aretta sedikit gagap sambil terus berjalan menuju kelasnya.

"lagi boong ya lo? Jujur aja kali Re, gue jaga rahasia kok" ujar Annis.

"Ngga atuh Annis sayang, udah sana aku mau ke perpustakaan dulu sebelum masuk, mau pulangin buku" kata Aretta lagi.

"Eh gue ikuut Re" kata Annis lagi.

Mereka berdua akhirnya berjalan bersama di sepuluh menit terakhir sebelum bel upacara berbunyi.

-------

"Re, nanti selesai dhuha pas bel masuk istirahat lo dipanggil Bu Jumiati --Guru Matematika--ke ruangannya" teriak Gaga ketua kelas XII IPA 1 --kelas Aretta--dari depan kantin.

Seketika semua orang menoleh ke sumber suara dengan tatapan membunuh karena jelas saja mereka terganggu dengan teriakan Gaga barusan.

"iya Ga, makasih" ujar Aretta. Gaga mengangguk lalu segera menuju ke meja teman - temannya.

"Nis, De, aku dhuha dulu ya, kalian duluan aja gapapa, nih hari ini aku jadwal traktir, daahh" sambung Aretta lagi sambil menyeruput es nya dan meletakkan uang selembar berwarna biru.

Aretta segera menuju ke mushola dan melaksanakan sholat dhuha, setelahnya dia bergegas ke ruang guru untuk menemui guru matematikanya.

Dia tahu pasti apa yang akan dibicarakan sang guru padanya, apa lagi jika bukan masalah kompetisinya besok.

"Assalamualaikum" ujarnya dari depan pintu geser ruang guru yang terbuka.

"waalaikumussalam" ujar para guru yang ada disana. Aretta segera masuk menemui gurunya dengan menyalami tangannya.

"Aretta, gimana sudah maksimal persiapannya buat besok?" ujar Bu Jumiati.

"iya bu, In syaa allah siap, soal - soal yang ibu kasih, udah Aretta kerjakan" ujarnya. Sang guru mengangguk.

"yaudah, pulang ini kamu istirahat, ga usah belajar lagi, besok biar fresh. Ibu yang nemenin besok" ujarnya.

Setelah mengangguk dan mengucapkan salam kembali, Aretta keluar dari ruang guru dan segera menuju kelasnya.

"Oh jadi ini nih, si nerd munafik yang keganjenan banget" ujar seseorang yang baru turun dari tangga, di sampingnya ada 2 orang lain yang diindikasi adalah teman dekat si pembicara.

Aretta hanya diam tak menanggapi dan akan melanjutkan jalannya yang terhenti.

Belum sempat melanjutkan jalan, tangannya ditarik ke samping tangga, tempat itu cukup sepi.

"kenapa lo deketin Albi? Apa hubungan lo sama dia?" tanyanya sambil menoyor kepala Aretta.

"jangan sentuh kepala saya" ujarnya. Sekali - sekali medusa satu ini harus dilawan supaya tidak melakukan hal itu lagi nantinya.

Old Rules✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang