Menghitung Waktu

442 34 0
                                    

Tiga bulan kemudian

"Hmm iya, ini aku barusan dari perpus pulangin buku"

"....."

"iya, tadi papi abis pengumuman langsung balik ke kantor"

"....."

"dah, tunggu disana aku jalan sekarang"

Aretta menutup teleponnya lalu kembali bergegas menuju gerbang sekolah menghampiri orang yang meneleponnya tadi.

Beberapa saat lalu, barusaja dilaksanakan pengumuman kelulusan sekolah. Untuk pertama kalinya, latar belakang keluarga Aretta dibuka terang - terangan di sekolahnya. Tentu saja bukan karena permintaan Aretta, Utsman -Papi Aretta-yang memaksa.

Flashback On

Semua siswa sudah berkumpul di aula sekolah beserta orang tua mereka. Untuk menyaksikan pengumuman kelulusan Ujian Nasional.

Aretta duduk diantara kedua sahabatnya, Annis dan Dea. Sesekali dia menolehkan kepalanya ke belakang melihat siapa yang akan datang sebagai walinya. Sampai acara dimulai, belum terlihat sama sekali papi ataupun maminya.

"Yth. Bapak Utsman, sebagai penyumbang dana terbesar untuk sekolah kami. Sekaligus yang selalu menjadi sponsor setiap acara yang kami laksanakan, dipersilahkan waktunya untuk memberikan sambutan" ujar salah satu guru yang menjadi pembawa acara.

Aretta kaget, segera mengarahkan kepalanya menuju sang ayah di atas podium. Disitulah pula kejadian ketika Utsman memperkenalkan Aretta sebagai anaknya yang langaung mendapat tatapan kaget dari seluruh siswa di sekolah.

"....Saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu guru yang telah membimbing anak saya, Aretta Leucadendra untuk terus berprestasi disini..... " begitulah kira - kira, potongan pidato yang disampaikan oleh papinya.

Terlepas dari berbagai keterkejutan. Aretta pun mendapatkan banyak pujian karena dia berhasil berprestasi dan dikenal khalayak bukan karena orang tua nya, melainkan karena kemampuannya sendiri.

Di masa akhir sekolahnya ini, Aretta berhasil meraih predikat juara 1 dengan Nilai UN tertinggi se-Provinsi. Hal itu semakin membuat teman - temannya merasa iri dan ingin menjadi seperti Aretta tentunya.

Flashback Off

Saat berjalan di koridor sekolah, dia melihat teman - temannya di lapangan sedang bercanda ria sambil mencoret - coret kain putih yang panjangnya lebih dari 15 meter. Hal itu dilakukan pihak sekolah agar para siswa tidak mencoret - coret bajunya dan berkeliaran di jalanan.

Tadi Aretta sempat bergabung sebentar karena dia akan menjalankan urusan panjang setelah ini.

"Aretta" panggil seseorang. Dia menoleh ke sumber suara.

Gadis yang memanggil Aretta tadi mengulurkan tangannya. Aretta yang awalnya memasang tampang bingung pun menerima uluran tangan itu.

"Gue minta maaf waktu itu pernah labrak lo dan selalu gangguin lo" ujarnya cepat, dia Bella gadis yang sempat melabrak Aretta karena cemburu butanya pada Albi beberapa bulan lalu.

"udah lupain aja, aku udah maafin kamu kok, kita temenan sekarang" balas Aretta bersemangat.

"lo mau temenan sama gue?" tanya Bella.

"iya dong" ujar Aretta.

"Makasih ta, lo emang baik banget" katanya sambil tersenyum senang.

"yaudah aku duluan ya, udah dijemput di depan" kata Aretta pamit pada Bella.

Old Rules✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang