14

1.2K 148 9
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Oh come on dad, I'm not a kid anymore" Mark menatap Tuan Lee yang tengah berjalan mondar-mandir di kamar milik Mark. Ia memegangi dagunya khawatir.

"Listen me Mark Lee," Tuan Lee menghirup oksigen guna menetralkan emosinya. "It's dangerous. They chase you and want you to die. You know better Mark Lee"

"I just want to go to school as usual. Study normally and meet my best friend. I just want it dad" Mark memohon dengan kedua tangannya di depan dadanya. "I will be fine"

Tuan Lee mengusap wajahnya, ia berjalan mendekati Mark dan memegangi kedua pundaknya. "It's command Mark Lee"

Mark menghentakkan kedua tangan ayahnya, "No! I always listen what you say dad, but not for now"

"Mark-"

"Mark tau dad khawatir, tapi bukankah biasanya your bodyguard always watching me? Disaat jam pelajaran berakhir Mark langsung pulang? Bukankah Lucas juga selalu mengikuti Mark? Mark selalu minta izin jika pergi kemana pun. Jadi, please dad, biarkan masa muda Mark berjalan seperti anak lainnya" Mark menjelaskan dalam satu tarikan napas. Ia terus menatap netra milik ayahnya.

Tuan Lee beralih pergi ke luar kamar Mark, diambang pintu dengan tegasnya ia mengatakan, "Keputusan tidak bisa diubah Mark Lee"

Mark menatap Tuan Lee marah, hanya kali ini Mark ingin melawan ayahnya. "Dad! Mark nggak akan kayak Bang Taeyong!"

Pergerakan tangan Tuan Lee terhenti, ia menatap Mark dengan pandangan yang sulit diartikan. "What you mean? Who's Taeyong?!"

Mark bangkit dari duduknya, "Mark udah ingat! My real name is Lee Minhyung right? And I have brother older that me! He is Taeyong"

"Don't talk nonsense Mark Lee!" Tuan Lee menutup pintu kamar Mark dengan membantingnya. Ia kunci Mark dari luar.

"Arhgg!" Mark menjambak rambutnya keras, ia hempaskan dirinya dikasur. Ia meremas rambutnya. "I HATE YOU DAD!"

Mark tak habis pikir, ayahnya benar-benar mengatur semua kehidupan Mark, tepatnya semenjak kejadian lima tahun lalu yang bahkan belum bisa ia ingat. Ia dikekang, diatur, diperintah dan semua itu harus ia turuti. Namun kini, hanya sekali ini saja Mark tak ingin menuruti perintah ayahnya.

Bagaimana mungkin Mark bisa meninggalkan sekolah? Meninggalkan teman-temannya? Oh ini gila. Mark harus homeschooling mulai sekarang. Agar dirinya aman dari kejaran orang yang bahkan Mark tak tau atas dasar apa orang-orang itu gencar mencarinya.

Dan yang Mark bingungkan lagi, kenapa ayahnya tak mengakui Taeyong? Tak mengakui nama aslinya? Padahal Mark sudah ingat, walau belum semua. Untung bagi Tuan Lee bahwa Mark kehilangan ingatannya dan kesulitan untuk mengingat kembali. Namun, mungkin itu tidak akan bertahan lama.

"He is crazy you know?!" Mark berteriak pada seseorang melalui ponselnya. Sudah 15 menit sejak panggilan Mark diangkat. "Apa gue kabur aja?"

Mark menjauhkan ponsel dari telinganya ketika lawan bicaranya menjerit. "Santai dong!" Mark balas berteriak.

Mark hanya mengangguk-angguk ketika dinasehati lawan bicaranya, sebenarnya ia sudah malas diceramahi begini.

"Are you listen me?!"

"Udah selesai ceramahnya?" Mark malah balik bertanya. "Cas, tolong bilangin dad dong. Gue nggak mau homeschooling"

Disebrang sana Lucas merotasikan matanya, ternyata Mark sama sekali tak mendengar penuturan panjangnya. "Kalau lo yang notabenenya sebagai anaknya aja menolak, apalagi gue? Think about it Mark!"

Seven Hunters | 99L✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang