20

675 83 9
                                    

.
.
.
.
.
.
.





Semua mata saling pandang, seakan saling bertanya dimana teman mereka itu. Jihoon segera memeriksa keluar jendela, dengan hati-hati ia mengintip, menajamkan mata mencari keberadaan Woojin.

Jihoon menggeleng, "Nggak ada" ia menghela napas, "Tempat ini banyak cctvnya, bagaimana bisa Woojin sembunyi?"

Sohye melirik ke arah sampingnya sebelum membuka suara kembali, "Woojin berhasil Hoon, dia aman"

Jihoon mengangguk paham.

"Sekarang kita harus apa?" tanya Yeri, "Menunggu Woojin meminta bantuan? Kabur sendiri tapi nggak tau caranya? atau pasrah sampai orang jahat itu kembali?"

"Wait" ujar Lucas mencari sesuatu di sakunya. "Yeah, ini" ia mengacungkan barang yang ia genggam-ponsel.

"HE? Nggak ada sinyal, sial!" umpat Lucas setelah mencoba menghubungi Woojin.

"Oh ya?" Sohye mengecek ponselnya begitu pula dengan Yeri, Mina, Mark dan Jihoon. "Gimana dong?" tanya Sohye cemas.

"Bentar" Mark menaiki kursi yang ia duduki tadi, menaikkan ponselnya setinggi mungkin. "Sama aja" ujar Mark lesu.

Jihoon meringsut kedekat jendela lagi, kemudian ia berseru "Disini! didekat jendela ada sinyal!"

Buru-buru semua mendekati Jihoon. "Coba telfon Woojin Hoon" ucap Mina.

Namun ketika Jihoon hendak menyentuh layar panggilan, sinyal pada ponselnya hilang.

"Oh no" lirih Mark dan kemudian duduk menyandar pada dinding.

"Kayaknya diluar baru ada sinyal deh" ucap Yeri sambil menunduk memikirkan bagaimana nasib dirinya dan teman-temannya.

"Gue pecahin kaca ini aja" saran Lucas yang dibalas tatapan tajam Jihoon. "Why?"

"Memancing keributan bodoh!" Yeri melayangkan satu jitakan tepat di pelipis Lucas.

"Santai dong!" Lucas mengusap pelipisnya. "Ya trus we must gimana? I mean dengan broken-nya kaca ini we can komunikasi sama Woojin ataupun police"

"Nggak gitu juga Cas" Mina menerawang sekitar, "Lihat! dibawah ada celah"

Sontak semua menoleh pada tempat yang ditunjuk Mina. Benar saja, disana ada celah cukup besar yang dapat dilewati oleh seekor tikus.

Jihoon jongkok dan mengetik sesuatu pada layar ponselnya. Setelah itu ia mengeluarkan ponselnya melalui celah tersebut.

"Berhasil" ucap Jihoon melirik layar ponselnya yang menampilkan pesan yang sudah terkirim pada Woojin. "Tinggal tunggu balasannya"

"Okee, dan.. kita hanya bisa nunggu sekarang?" tanya Yeri dan disetujui oleh Jihoon.

Sudah tiga puluh menit setelah mengirimkan pesan pada Woojin, namun belum ada balasan. Mereka hanya terus menunggu dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Mark yang masih menyender sibuk memikirkan memorinya yang ia ingat barusan, ya mengenai Taeyong yang dan dirinya yang dikejar penjahat. Lucas berada di sebelah Mark terus-terusan menghela napas, ia sungguh khawatir, ia berpikir ia tidak bisa menjaga Mark dengan baik.

Sohye dan Yeri yang saling menyenderkan kepala hanya menutup mata melawan rasa takut dan pikiran buruk yang muncul. Mina yang tertidur dengan menahan rasa sakit pada lengannya, dan Jihoon yang terus memeriksa ponselnya.

Mereka tak saling bicara.

Hingga jeritan tertahan Jihoon mengalihkan atensi yang lain.

"AKH-"

Seven Hunters | 99L✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang