BAGIAN 11

1.7K 43 0
                                    

Hari ini entah kenapa jam pelajaran fisika dan seterusnya gurunya tidak masuk bukan karna disengaja tapi guru guru tersebut sedang ada rapat.  Orang orang dikelas senangnya bukan main apalagi pelajaran yang tak mereka sukai. 

Kelas lain banyak yang bersorak tapi kelas rere hanya diam tumben sekali kelasnya itu diam. Diam karna dikasih tugas betapa gilanya otak rere dikasih tugas yang bertumpuk oh,tapi tidak dengan vian ia lebih asyik menyanyi dan berjoget  daripada mengerjakannya.

"Ku haruss pergi meninggalkan kamuu.. Yang telah lukai akuuu syakitnya syakitnya oo syakitnyaa" dengan suara cemprengnya ia bernyanyi tampak yang di kelas cekikikan dengan kegilaan dari vian yang menurutnya seorang Raja ganteng menurut dia sih bukan orang.

"Diem setan berisik!"

Vian ia tidak menanggapi omongan mei."Hey kenapa kamu kalo liat aku sukanya marah? apa karena aku ini bak Raja bukak sitik joss"

Mei kesal ia berjalan kearah vian dan menampol kepala vian dengan ganasnya.

Vian meringis ia mengusap kepalanya. "Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini! Jahatt kamu fergusoo"

"Diem vian,  sekarang kerjain soal ini dikumpul tau" vian mendengus kemudian mengambil kertas yang di pegang mei ia duduk disamping bara tapi ia tidak langsung mengerjakannya ia malah sibuk menjahili rere yang didepannya.

Ia senang sekali menjahili bucin tersebut ia pasti selalu menanggapi ocehan vian yang berbobot dan tidak berbobot sama sekali itulah kenapa rere dan vian banyak yang mengklaim mereka itu saudara kembar karna otak rere dan vian sama, sama gila maksudnya. 

"Serius banget lo ngerjain tumben?" vian mencolek punggung rere dari belakang yang di colek melihat kearah belakang.

"Gw pengen pinter gitu, bukannya kayak lo nyanyi terus enak juga nyanyiin buat pacar lah ini nyanyiin buat siapa? Setan."

"Wah gila lo kayak ada pacar aja, dapetin hati bara aja belom bisa" tawanya meledak. Rere geram ia langsung mencubit pergelangan tangan vian.

"Sakit nyet" elusnya pada tangan yang memerah.

"Bara temen kamu jahat jagain bener dong harusnya kamu masukin dikandang ga baik loh kalau dia disini nanti dia gabisa makan pisang lagi"

"Wah lo kira gw monyet!" vian mengoceh tak jelas ia ingin menampol kepala gadis itu tapi ia masih bersabar karena ia cowok ia tidak akan berani mengerasi gadis karena cowok sejati ga main tangan. 

"Gw kan cuman minta kesadaran diri aja dan lo sadar kalau lo beneran monyet"

"Sumpah gw ternistakan"

****

"Eh somplak tumben lo tadi ga nempelin bara" mei dengan kerlingan mata seolah mengode rere.

"Gw nempelin salah gw ngejauh salah?! Serba salah hidup gw" rere menggerutu tidak jelas.

Mei terkekeh pelan kemudian menengok kearah tempat duduk bara cs. Saat bara melewati meja mereka mei langsung mendorong rere dari bangkunya kearah bara. Pasti akan ada momen momen romantis seperti diselamatkan oleh bara kan? Oh malah engak bara malah lewat saja tanpa memerhatikan sekitarnya.

Rere terjengkang dari duduknya ia mengusap roknya dan mengeram ke arah mei.

"Brengsek" teriaknya setelah itu ia berlari pergi.

"Salah lo nih" 

"Waduh gimana nih" ia menepuk jidatnya.

"Lo sih pakek asal ngedorong biar bisa ditolongin bara! Bara kan mana pernah baik sama rere"

Disisi lain*

Rere terus terusan mengerutu sampai ia menemukan kaleng minuman setelah itu ia tendang dan sesekali berteriak. Ia kesal setengah mati terhadap mei bisa bisanya ia mendorongnya didepan bara apalagi ia sedang menghindar dari bara entah apa yang ia pikirkan kenapa ingin menjauh.

Tiba tiba suara laki laki mengejutkan rere yang sedang asik dengan pikirannya.

"Siapa nih yang ngelempar kaleng! Keluar ga lo"

rere benar benar sial hariini ia menendang kaleng yang didapati oleh ketua osis yang galaknya minta ampun ia berpura pura tidak tahu dan pergi meninggalkan ketua osis yang sedang marah marah. 

Akhirnya rere bisa bebas dari kejaran bapak ketua lampir itu kalau ia ketahuan ia yang menendang ia akan dimasukkan dibuku hitam. oh tidak bisa! kalau begini terus ia akan masuk daftar buku hitam cuma karna masalah sepele seperti itu.

Rere bingung ia ingin kemana akhirnya ia ketaman belakang sekolah yang jarang di datangi anak anak smanya ia duduk dibangku tersebut dan menghela napas tapi jujur ia masih kesal dengan kejadian tadi kantin ia benar benar malu apalagi ia jatuh dengan tidak sangat elitenya.

Ingatan rere kembali ke kejadian dimana mei mendorongnya kearah bara dan kenapa juga bara tidak menolongnya malah ia bersikap seolah tidak ada rere disitu malah berlalu meninggalkannya. Rere tertawa perih sikap bara padanya seolah membuat rere bertekad menjauhinya tapi mana mungkin rere bisa melakukan itu melihat bara sebentar saja rasanya ingin meneriaki namanya. 

Kepalanya pusing ia memijit keningnya yang masih terekam di kantin tadi.

Rintik hujan mulai berjatuhan ke arah nya dan berganti dengan derasnya hujan membuat bajunya basah. Rere tetap tidak bergeming ia diam dalam hujan.

hening nya taman disambut derasnya hujan memilukan hatinya.  Salahkah ia menyukai bara? Pikirnya.

Tak selang beberapa menit seorang datang dengan payung yang ia pegang dan memayungkan payungnya kearah rere. Rere yang merasakan seperti ada memayungkannya menoleh kearah belakang, Bara.

Rere berpikir sejenak kenapa bara bersikap baik padanya?

"Hujan,  baju lo basah, marah bu ani"  bara mengatakannya seolah memberi teka teki terhadap rere. Dasar pelit kata.

Rere beranjak dari tempat duduknya menghampiri bara.

"Ini pakek" bara meletakkan jaket yang sedari tadi ia pegang dan menaruhnya ke badan rere.

Rere tersenyum seperti tidak ada beban yang menimpanya walau hatinya sedang tidak baik baik saja. Ini yang membuat rere bingung dengan sikap bara yang selalu berubah ubah tapi rere tidak terlalu menghiraukan sikap bara.

"Makasih bara udah perhatian sama rere" bara tidak menjawab ia menuntun rere untuk berada di dekat nya supaya hujan tak mengenainya. Dan berlalu pergi dari taman itu.

Cowok cuek dan Cewek Bawel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang