BAGIAN 12

1.6K 48 7
                                    

"Darimana aja sih lo re, buat khawatir aja" mei menyisir rambut rere hingga tak sengaja tertarik yang membuat rere berteriak.

"Aduh.. duh sakit tau" ringisnya.

"Sorry ga sengaja" 

Vian masuk ia lupa itu kamar mandi cewek hingga teriakan mei menyadarkan vian yang menepuk jidatnya.

"Vian lo ngapain disini sana tunggu diluar." dorongnya keras tak lupa tabokan keras di pipinya yang membuat pipinya membekas.

Vian keluar dengan pipi yang tak berdaya. Disambut tatapan tajam raka dan beberapa murid yang lewat.

"Lo kenapa"

"Gw lupa itu toilet cewek."

"Bodoh!" teriak raka disambut tabokan dari vian ia mengulang kata kata raka tadi.

"Dasar bodoh!" kekehanya. Raka mendengus sebal menatap kearah vian yang sudah membuat pipinya tak tampan lagi.

Mei, sheila dan rere keluar dengan diam vian yang melihat itu langsung berjalan kesamping rere. "Muka lo kenapa agak lain yah? "

"Perasaan lo aja kali" jawab mei. Vian hanya mengedikkan bahu tak peduli mereka berjalan beriringan tak menyadari tatapan memuja dari orang orang yang lewat apalagi wajah bara cool membuat orang penasaran ingin dekat dengannya.

Dan tatapan cowok cowok itu tertuju kearah rere mereka baru saja menyadari gadis itu benar benar cantik. Bagaimana tak cantik ia memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik yang tidak terlalu menonjol biasanya ia tak pernah pakai itu juga karena mei yang memakaikannya.

Bara menyadari dari tadi tatapan para cowok cowok itu tertuju kearah rere ia menyetopkan jalan mereka membuat raka dan mei menubruk badan vian sehingga ia terjatuh dilantai. Sedangkan rere ia juga menubruk dada bidang bara yang ada didepannya.

"Bara kampret! kalo stop bilang bilang dong" protes raka. Raka memberi tangannya kearah vian yang terjatuh tadi untuk bangkit berdiri.

Bara ia tak menghiraukan omongan raka ia malah mengacak rambut rere sampai berantakan dan pergi berlalu orang orang disana menatap heran terhadap bara. Rere terdiam dan melihat bara yang berlalu pergi darinya ia menoleh kearah mereka berempat.

"Gw ga bisa moveon" senyumnya  berbinar.

****

Rere berjalan kearah bangku bara ia duduk. Bara menatapnya jengah ia memberi tisu,  rere yang bingung malah melihat tisu yang daritadi bara pegang.

"Buat apa?" bara menaruh tisu ia menempelkan nya ke wajah rere. Rere mengerti ia lantas menghapus bedak di wajahnya.

"Makasih bara, tapi bara untung rere ngerti kodeannya bara kalo enggak rere bakal kayak orang linglung." senyumnya tulus. Tapi sebenarnya rere tak pernah tau kodean bara ia harus sabar dengan cowok disampingnya ini cowok itu tak pernah bicara kalau dengan obrolan yang penting penting saja. Ah, sepertinya ia tak penting.

Diam, sunyi mereka tak ada yang berbicara lagi. rere ia tak nyaman dengan yang tak ada pembicaraan ini. Ia baru saja ingin bicara tapi bara yang duluan mengangkat bicara.

"Hujan hujan tadi kenapa?"

"Gapapa sih pengen aja, jarang jarang mandi hujan" jawab rere dengan berbohong ia tak ingin bara tau kalau ia hujan hujan'an karena cuma untuk menangisi kebodohannya mencintai bara dan ia tak tau kalau bara mencintainya atau tidak. Hah, sungguh bodohnya ia mencintai dalam diam tidak tidak malah bara tau ia suka padanya tapi mungkin bara menganggap ia sama seperti gadis gadis yang mengejar bara seperti biasanya.

Si biang kerok yaitu raka dan vian datang mereka gemas terhadap bara yang tak pernah peka terhadap perasaan rere, menurut mereka rere harus lebih ekstra lagi untuk mendapatkan hati si pangeran es ini.

"Kayaknya tadi ada yang bilang ga bisa moveon yah" kekehan vian membuat orang itu menjelitkan matanya.

"Yang tadi digusrak gasrak kan" tambah raka.

"Apa sih raka ga jelas banget" tatap rere tangannya sudah berada di perut raka dan vian ia mencubit perut mereka membuat mereka kesakitan. Tapi mereka tak peduli ia akan membuat sih putri bawel itu panas.

"Ga enak yah cuma temen ga pernah dianggap"

"Iyah sakit banget" vian terkekeh lagi. Rere ia tak perduli ia menutup kupingnya dengan headset dan memutar lagu. Dan ia berdoa semoga mereka cepat pergi darinya dan bara. Mereka benar benar membuat kuping rere panas karena ocehannya yang tidak berfaedah.

"Ga enak jadi ceweknya nungguin sih dia yang ga peka peka"

"Pasti sakit banget si pangeran esnya gapeka"

"Ngehanyutin orang boleh ga sih, kesel gw!" rere menengahi ocehan itu.

"Dih ngapa lo, kurang belain bara yah"

"Bodoamat!" teriaknya dikuping vian.

"Oh beneran kurang belaian bara ternyata."

Cowok cuek dan Cewek Bawel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang