BAGIAN 18

1.1K 56 3
                                    

Diatas mulmed ada lagu yang ditampilkan buat lomba yang ditampili bara dan rere.

****

Acara lomba telah dimulai rere dan bara sedang latihan mempersiapkan lagu yang akan ditampilkan setelah lomba dance selesai. Mei yang sedang sibuk dengan dongeng bahasa inggrisnya sampai ia lupa akan bekal yang akan dimakan. Sedangkan sheila menghapalkan puisi ciptaannya supaya ia tak lupa akan menampilkan dibanyak orang.

Vian dan rakha mereka sedari tadi sibuk bermain game hagonya ia tak menghiraukan perlombaan yang akan mereka hadapi.

"Ngeselin lo curang!"

"Heh gw ga curang yah, salah sendiri lo gabisa main."

Rakha berdecak sebal dan mendorong bahu vian. Hampir saja ia terjungkal dari tempat duduknya.

"Kampret lo! hampir aja gw jatuh, kalau gw jatuh bisa-bisa gak ganteng lagi gw"

Rakha membuang ludahnya di sembarangan tempat. Vian menyeringai lebar.

"Rakhaa dasar jorokk" teriak mei sambil mencubit kupingnya.

"Ampun mei ampunn, tolongin gw woyy" vian menyilangkan tangannya tanda tak setuju ia langsung ngacir keluar dan masuk kekelas orang.

"Temen gw gaada yang bener seneng kesini kalau susah aja kesana kampret dah!"

"Curhat masnya" rere terkekeh geli melihat rakha yang ternistakan.

"Iyah nih mbak kok saya selalu dijahatin mulu yah"

Rere seperti sedang berpikir tangannya yang ia taruh di dagu dan keningnya berkerut.

"Oh berarti masnya harus beliin saya es krim supaya mas ga dijahatin mulu"

"Loh mbak kok saya harus beliin mbak es krim?"

"Iya toh mas kalau anda ngasih saya es krim nanti saya kasih tau kak yusuf aja"

"Gausah deh mbak, biarkan saja saya dijahatin daripada ketemu kakak anda"

Sheila datang dan mendengarkan pembicaraan mereka. Mereka ngapain sih? Ngomongin apadah? Tak mau ambil pusing sheila kembali menghapal puisinya.

Setelah lomba dance selesai akhirnya persiapan penampilan dari lomba nyanyi yang diusulkan dari guru. Rere sepertinya cemas takut akan gugup membuatnya keringat dingin.

"Mei gimana nih gw gugup"
Ia memegang tangan mei tapi kenapa tangan mei hangat dan besar? Ia melihat bara yang sedang menatapnya juga. Ia menyangka tadi itu mei karena tadi suara mei ada disampingnya ternyata bara. Ia melepaskan tangannya tapi sebelum itu dicekal bara ia langsung menggenggam tangan rere dan memasukkannya di kantong jaket.

Rere terlonjak kaget karena sikap bara membuatnya jantungnya berdebar kencang. Tangannya yang dingin tadi menjadi hangat karena gengaman dari bara.

"Biasa aja, relax"

Rere mengangguk mengiyakan perkataan tersebut. Ia masih terbawa suasana, bagaimana mungkin bara perduli? Ia tak menyangka hari ini benar-benar mood baginya. Rere tak gugup lagi ia sudah menetralkan kecemasan dan jantungnya.

Di belakang bara dan rere, vian yang sedang menjahili mei dengan aksi-aksi yang selalu membuat mei marah. Melihat pandangannya kearah tangan rere yang sedang dimasuki dikantong jaket bara.

Vian mencolek bahu mei, mei murka dan memarahi vian habis-habisan.

"Bisa gak sih gausah gangguin gw dulu"

Ia menyentil hidung mei, membuat mei meringis. Sebelum mei menambah teriakannya. Kepalanya telah diputar kearah bara dan rere. Mei yang tadinya panas jadi stabil lagi.

"Yaampun rere gw dah besar"

"Mei" mei menatap vian. Vian menyeringai. Ia lantas menggengam tangan mei, ia tak mau ngalah kalau bara dan rere bisa harusnya ia juga bisa.

Ia menarik tangannya dari genggaman vian. "Apaan sih lo gausah manja yah"

Vian tertunduk lesu, kenapa mei selalu menolaknya terang-terangan. Biasanya semua cewek bertemu dengannya akan meminta jadi pacarnya tapi mei beda.

Akhirnya penampilan bara dan rere. Mereka maju dan naik keatas panggung, teman kelasnya menyorakki mereka berdua. Rere tersenyum kearah teman kelasnya dan terakhir bara ia menganggukan kepalanya dan mulai bernyanyi.

It’s like a song that no one hears.
Tak ada yang peduli
All i wanna do
All i wanna do
Is say i love you.
Suara hatiku suara batinku yakin kan ku
Words don’t work
Feeling like they have no worth.
Dirimu tak kan pernah tau
Bagaimana ku bisa memulainya
Why should i
Even try when obviously
Anganku padamu rasaku terlalu buatku tak mampu
Say it with a heartbeat, say it with a
(say it with a, say it with a)
It’s like a stage
Without a crowd.
Tentang rasa yang ku punya
Suara hatiku suara batinku saling menyatu
All i wanna do
All i wanna do
Is say i care.
Merindu disini ku membiru
Here and now there’s nothing in between.
How could i
Ever describe the way i feel?
Why should i
Even try when obviously
All the words that i say
Seem to get in the way
Only wish i could
Say it with a heartbeat
(Say it with a, say it with a)
Say it with a heartheat
(Say it with a, say it with a)
Say it with a heartbeat

Seiring lagu dinyanyikan guru beserta murid-murid terdiam menikmati lagu tersebut. Teman kelasnya tersenyum.

Kelas lain sibuk berbisik-bisik mengomentari mereka diatas panggung.

'Suara rere Bagus banget'

'Iya bener'

'Suara bara juga Bagus kok pakek bahasa inggris' kelas lain mengangguk menyetujui.

Selesai sudah acara yang ditayangkan dalam perlombaan teman kelasnya masuk kedalam kelasnya karena lelah berdiri terus disaat lomba berlangsung.

Vian sibuk menyorakki rere dengan tepukan tangannya. Rere sesekali melirik bara dengan kedipan dan senyuman lebar. Seperti biasa wajah bara tetap datar.

"Kekantin dulu kuyy"

"kuykuy"

****

"Rame bener njir udah kayak ngantri sembako"

"Namanya juga kantin ogeb" vian mendorong bahu rakha. Rakha mengoceh tanpa bersuara malas bertengkar dengan vian ia memilih duduk diujung kantin.

"Sini woy sini" melambaikan tangannya untuk duduk bersamanya. Mereka duduk bersamaan dengan makanan datang yang sudah mereka pesan daritadi.

Bara melirik rere yang sedang makan lahap sehingga membuat rere terbatuk-batuk. Rere mengambil minuman bara yang dipegangnya tadi sampai habis ia menatap bara sembari menyengir malu, karena telah menghabiskan minuman bara.

Bara berdecak tak senang ia mengedarkan pandangnya kearah depan dan melihat arwan yang akan menghampiri mereka.  Raut wajah bara tambah tak senang, ia menatap vian dan rakha tajam. Mereka sedari tadi merasakan tatapan tak enak dari depan akhirnya melihat bara yang menatap tajam kearah mereka.

Bara memberikan tatapan ditunjukan kedepan mereka berdua melihat tatapan bara dan melihat arwan akan menghampiri mereka. Mereka berdua yang sudah tau maksud dari bara akhirnya mengajak mereka untuk masuk kekelas.

"Kekelas kuy dah habis nih"

Rere sibuk berkutik menatap wajah bara yang sedang fokus kedepan, rere tersenyum senang akhirnya ia bisa menatap wajah bara dari dekat. Maklum saja kalau ia menatap bara sampai orangnya tau, bara juga akan menatapnya tajam karena tak suka bila orang menatapnya.

Mei menarik rere untuk mengikutinya kekelas. Rere masih sibuk menatap bara, bara yang telah menyadari adanya tatapan rere akhirnya menolehkan kepalanya yang terdapat rere sibuk menatap.

Bara tersenyum sedikit dan pergi berlalu dari hadapan rere. tapi senyumnya bisa dilihat oleh rere membuat rere berdebar, ia baru pertama kali melihat bara tersenyum walaupun cuma sedikit. Betapa bahagianya ia mendapat senyuman itu, senyumnya tak luput memperhatikan bara yang telah masuk kelasnya.

***
Vomennya jangan lupa, kalau gamau komen setidaknya vote lebih dari cukup.

~makasihh 😘

Cowok cuek dan Cewek Bawel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang