BAGIAN 17

1.1K 45 7
                                    

"Tadi katanya gamau nebengin eh ini tumben bener" nyinyir rere tapi ia senang karena bara mengantarnya pulang bersama. Bara terpojok lantas ia mengegaskan motornya kencang.

"Ehh bara ampun jangan kenceng-kenceng takut tau"

"Bara pelan-pelan. disuruh pelan malah dikencengin" bara terkekeh kecil. Rere shock berat mendengar bara terkekeh omgg kokk seneng yah.

"Bara tadi kamu ketawa yah"

"Gak" ia langsung menetralkan wajahnya.

"Ih kamu mah cuek mulu kapan suka sama rerenya" rere menyengir lebar.

****

"Vian bibir lo kenapa"

"Ini apaan sih kok pahit yah" tanyanya dengan menenteng liptint punya mei.

"Itu liptint ogeb" mei mengambil alih liptintnya.

"Gw tau itu liptint kok gak manis?"

"Liptint gaada yang manis"

"Ada kok, liptint rere manis."

"Itu liptint buatan dia sendiri."

Vian ber"oh"ria mencari rere dan mendapati rere sedang latihan dengan bara.

"Eh re liptint loh kasih apa?"

Rere menautkan alisnya. "Maksud lo?"

"Kok punya mei pahit sedangkan elo ngak kok bisa yah."

"Ohh gw kasih madu emangnya kenapa lo mau jadi cewek?"

Vian mengusap kepala rere. "Yah enggaklah gila lo, lanjut lagi latihan gw mau denger" rere mengangguk dan bernyanyi lagi dengan bara.

Suara rere yang merdu membuat vian mengantuk ia pun tertidur dengan pulasnya dengan bibir yang kemerah-merahan.

Setelah selesai bernyanyi rere mengambil cemilan disampingnya. Tak ada satupun percakapan yang ingin ditanyakan rere ia hanya menatap gerak-gerik dari bara.

Bara tak sengaja menjatuhkan sebuah foto, rere yang melihat itu langsung beranjak bangun dan mengambil foto itu baru saja ia akan mengambilnya. Bara sudah melihatnya duluan seorang bayi kecil yang telanjang dengan wajah menangis. Rere mengambilnya dan menyembunyikan kertas itu.

Sangat malu yang terbesit dalam pikirannya saat bara melihat foto dirinya pas kecil dulu kenapa juga harus yang menangis.

Suasana yang tadinya sejuk jadi sangat cangung karena kejadian tadi membuat rere tak berkata apa-apa.

"Reree ke supermarket yukk" teriak mei dari dalam.

"Mei bisa gak gausah teriak teriak, budek lama lama kuping gw"

"Gabisaa" teriak mei ia tambah membesarkan volume suaranya. Vian terbangun dari tidurnya karena terkejut.

"Ayam ayam" vian menatap mereka dengan berbagai macam pikiran.

Mei tidak menghiraukan tatapan dari vian ia menarik mereka bertiga untuk mengikutinya. Vian yang bingung hanya pasrah saat mei menariknya asal-asalan sampai membuat kepalanya kejedot pintu.

Saat sampai disupermarket mereka berpencar mencari makanan kesukaan mereka.

Rere bingung ingin membeli apa ia hanya melihat-lihat saja sampai matanya tak sengaja melihat anak kecil yang sedang berjinjit untuk mendapatkan snack diatasnya.

Lalu ia datang untuk membantu anak kecil itu.

"Biar kakak bantu yah, adek mau ngambil makanan yang mana?"

"Kakak, aku mau yang itu." tunjuknya diatas sekali. Tangan rere berkeringat ia mana sampai kalau snacknya diatas sekali. Mau tak mau akhirnya ia berjinjit mengikuti anak kecil tadi.

Sedikit lagi ia akan dapat keripik kentang itu sebuah tangan seseorang mengagetkannya.

"Tubuh sendiri pendek, sok-sok'an malah menawari bantuan"

Rere menoleh dan mendapati wajah bara didekatnya yang bersinar entah kenapa tiba-tiba wajahnya merasa panas dengan jantung yang berdebar-debar.

Bara memberikan keripik kentang itu kepada anak kecil tadi.

"Terima kasih, kakak!"

Anak kecil itu tersenyum senang.
"Dikemudian hari aku juga ingin mencari pacar yang berbadan tinggi. Selamat tinggal kakak!"
Kemudian ia pergi dari tempat itu.

Rere melambaikan tangannya pada anak kecil itu ia berpikir kenapa harus menggunakan kata juga.

"Kita telah disalahpahami. Gw pergi dulu." baru saja bara melangkah pergi rere menghentikan langkahnya.

"Baraa"

"Hmm" bara menoleh dan menatap rere yang sedang menunduk.

"Baraa aku... Aku... Juga mau keripik kentang." ia malu mengatakannya tapi berusaha tegar. Ia tak boleh menjerit-jerit disini.

Bara berdercak tak senang tapi akhirnya juga ia mengambilkan keripik kentang itu.

"Mau berapa?"

Rere menimang-nimangkan pikirannya. "Sepuluh deh"

Bara mengambilkan keripik kentang dan memberikannya kepada rere.

"Kok cuma lima?"

"Gabagus buat orang yang punya amandel"

"Tapi rere ga punya amandel bar?"

"Terserah" bara mengambil 10 snack dan memberikan pada rere.

"Gajadi deh bara, rere mau 5 aja"

"Dasar nyusahin" rere terkekeh dan kekasir untuk membayarkan snacknya.

Rere melihat mei dengan belanjaan makanan yang banyak hingga kantong penuh karena belanjaannya.

"Banyak banget mei"

"Biasanya lo re yang paling banyak belanjaan kok tumben 5?"

"Iyayah biasanya rere paling banyak makan apalagi belanjaan"

"Eh vian barusan lo ngomong apaan" vian menggelengkan kepalanya supaya rere tak mencubitnya.

"Lihat noh rak buku"

"Gaada rak buku mei disini, inikan garasi mana ada rak bukunya"

"Bodoamat"

"Haii mantemannkuhh" rakha melambaikan tangannya pada mereka. Sheila menatap sebal padan rakha karena membuat menunggu sangat lama. Sheila ingin cepat pulang dan menghabiskan kue kejunya dengan hikmat kalau tidak menunggu rakha.

"Idihh rakha beli susu l-men buat apaan, Lo kan gaada otot boro-boro otot Yang Ada adanya cuma lemak."

"Hehh mulut Lo suka bener"
Mereka tertawa dan pulang kerumah masing-masing


Jangann lupaa vomen 💃💋





Cowok cuek dan Cewek Bawel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang