BAGIAN 15

1.1K 44 2
                                    

Kami lupa kami masih ada di jco dan disamping masih ada mereka berempat alhasil kami menunggu mereka pergi karena pintunya didekat kak arwan dan bara. Kalau kami lewat otomatis arwan akan melihat arin disini dan akan membuat arin bingung setengah mati. Arin tak mau itu terjadi dan rere ingin sekali mendekati bara dan menatapnya dari dekat. Membawa ia duduk bersamanya memegang tangannya berfoto bersama seperti apa yang dibayangkan orang orang sekitar tapi itu harus disimpan rapat- rapat oleh rere.

"Kapan kak arwan pergi gw ga sabar karena disini bara ganteng banget kalau pakek baju santai"

"Tutup mata lo rapat-rapat karena bara ga bakal ngelirik lo" cengir mei membuat rere menatap tajam karena tak suka dengan perkataan mei yang benar.

"Arin pakai ini" ia memberikan masker pink kepada arin. Arin bingung lantas menurutinya.

"Haii vian sedang apa disana" vian terkejut karena penyamarannya ternyata tidak berjalan lancar karena teriakan rere membuat bara dan kak arwan menoleh ke vian dan beberapa pengunjung yang bingung.

"Lagi makan lah lo kira apa" sial pikirnya kenapa bisa ketahuan bagaimana ini bara juga sudah melihatnya dan raka yang sepertinya cemas.

'Ini gara-gara lo!' tatapnya tajam kearah rere dan pergi begitu saja dari hadapan mereka. Dan begitupun rere dan teman-temannya juga pergi tapi rere melihat kebelakang menatap bara memelas karena ia ditarik mei supaya ikut dengannya.

"Bara" teriak rere ia melepaskan tarikan dari mei. Sheila dan arin sudah pergi karena berjaga-jaga supaya arin tak didapati oleh arwan.

Rere lantas duduk disamping bara tak menghiraukan tatapan dari arwan.

"Cihh nyusahin banget sih lo untung temen kalau bukan, anak gw udah gw kurung lo dikamar!" mei menatap tajam. Bagaimana tidak disuruh pulang malah ngintilin bara.

"Bara lihat mei jahat sama rere di mau ngurung rere bar" ujar rere memelas.

"Nanti gw anter pulang" rere tersenyum mengejek kearah mei tak lupa menjulurkan lidahnya. Mei berdercih dan mencubit pipi rere gemas kemudian bergegas pergi.

Kak arwan terkekeh dan mengusap pelan kepala rere. ia bingung karena perlakuan arwan.

Tak perlu menanyakannya rere malas dan ia menatap wajah bara terang-terangan bara yang risih menatap tajam rere. Rere tersenyum senang karena bara menatapnya juga.

"Eh dek minta wa'nya dong" rere menatap sekilas tapi ia tetap masih menatap wajah bara. Benar-benar ciptaan allah yang mana kau dustakan.

Kak arwan berdecak sebal karena pertanyaannya tak ditanggapi. "Lo itu sama aja kayak arin jual mahal!"

"Emang! Masalah?"

"Bara ngapain sih disini?"

"Wa dong dek"

"Bara pulang yukk"

"Kampret dah nih bocah!" akhirnya arwan memilih diam dan memerhatikan rere yang menanyakan bara.

"Bara ganteng xixi" ujarnya menutup mulutnya karena keceplosan. Arwan yang tadinya kesal malah terkekeh geli.

"Makasih yah sayang aku emang ganteng kok"

"Kak aku ga ngomong sama kakak" arwan diam kembali.

"Bara pulang yukk"

"Mangkanya gausah sok-sokan ikut kesini kalau ujung ujungnya mau pulang!"

"Yah habisnya gatahan kalau ngeliat wajah bara hmm"

"Yaudah" ujarnya berdiri pergi.

"Yaudah apa" teriak rere dari kejauhan.

"Pulang"

Rere bangkit dari bangkunya dengan senyuman senang.

"Makasih yah kak udah mau bawa bara kesini dan malah ketemu disini ceritanya sih rere kira besok ketemu"

"Cepetan" teriak bara.

Rere bergegas kearah bara dan menaiki motor bara.

"Bara pelan-pelan yah rere takut kenapa-kenapa"

Sembari mereka berdiam diri rere melihat orang yang berjualan harum manis dan Juga popcorn.

"Bara berhenti dulu" teriak rere yang membuat bara terhenti dengan tak elitnya. Hampir saja ia menabrak mamang gerobak.

"Bisa gak usah teriak! Lo tau kan kalau kita hampir aja nabrak orang. Bisa mikirkan!"

"Ma.. Maaff maafin rere bar. Rere ngaku salah." rere tertunduk lesu.

"Ngapain?!"

"Mau beli itu" tangannya menunjuk kearah jualan tadi.  Bara menghela napas dan mengendarai kearah jualan yang digemari oleh rere.

"Mau beli lima om popcornnya juga lima"

"Dua aja"

"Kok dua bar? Rere kan mau lima?"

"Dua nanti sakit gigi"

"Rere setiap hari sikat gigi"

"Dua atau gw tinggalin!" rere kesal akhirnya menuruti permintaan bara dengan tak senang.

Sampainya ia dirumah dan duduk dengan kesal bercampur senang.

"Lo kenapa?"

"Gapapa" rere memakan harum manisnya dan tiba-tiba giginya terasa menyut benar apa yang dikatakan bara nanti sakit gigi. Akhirnya ia memberikan harum manisnya kepada arin. Arin menerimanya dengan senang hati.

"Dari bara yah?"

"Bara gapernah sayang rere malah cuma rere yang sayang" arin terkekeh pelan dan sepertinya ia ingin membuat rere kesal.

"Cup cup cupp anak mama sini sayang mama peluk biar gasedih"

"Arin!" arin bergegas pergi dari tempatnya

"Arin gilaa aduh duh sakit" giginya menyut sekali dan masuk kekamar mandi.

****

Cowok cuek dan Cewek Bawel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang