01. Intro

6K 449 16
                                    

Aku mempererat pelukanku pada Jihyo. Dia adalah sahabat Karibku. Bahkan aku menyayanginya seperti Adikku sendiri. Kami sekelas disalah satu Sekolah Menengah Atas di Seoul. Kami bahkan sebangku sejak kami masih berada di Taman kanak-kanak.

Kami adalah tetangga. Rumah kami bersebelahan sejak kami bahkan belum Lahir. Orangtua Jihyo, Park Bogum dan Park Bom, pindah kesini seminggu setelah Orangtuaku, Kim Woobin dan Kim Heesun, membeli tanah ini.

Alkisah Ayahku, Kim Woobin sudah kaya sejak lahir. Ia mewarisi kekayaan Ayahnya yang begitu melimpah. Kakekku adalah Pemilik perusahaan Kim Corp. Nenekku meninggal saat melahirkan Ayah. Kakek begitu terpukul saat itu tapi kesibukannya berhasil mengalihkan perhatiannya. Dan kesibukan itu pula yang menyebabkan Ayah dibesarkan oleh Pengasuhnya. Sebenarnya Kakekku begitu membenci Ayah karna menurutnya, Ayahlah penyebab kematian Nenek. Tapi Kakek tak punya pilihan lain selain menyerahkan Perusahaannya kepada Anak Tunggalnya itu.

Kakek meninggal ketika Ayah berusia 28 Tahun. Beruntung saat itu Ayah sudah cukup Dewasa untuk mengambil alih Perusahaan. Dan Ayah saat itu Jatuh Cinta pada Sekretarisnya. Yang kini menjadi Ibuku. Mereka segera menikah setelah mereka sengaja melakukan "Hubungan INTIM" di ruangan kerja Ayah beberapa bulan setelah Ayah mengambil alih perusahaan. Aku tahu ini agak memalukan. Aku tidak mengerti bagaimana bisa Ayah dan Ibu tertawa saat menceritakan ini kepadaku.

Sedangkan Ayah Jihyo, Park Bogum hanyalah anak seroang Janda penjual Tteokbokki. Bogum sempat putus sekolah akibat tak ada biaya. Beruntung ia anak yang Cerdas sehingga ia berhasil mendapat sekolah hingga lulus S2 di Fakultas Teknik Sipil. Kini ia menjadi salah satu Arsitek yang cukup terkenal. Namun sayang sekali Ibunya meninggal sebelum melihat Kesuksesan sang anak.

Park Bogum tak sengaja bertemu dengan Park Bom di sebuah Taman saat ia sedang bertemu dengan Klien. Kala itu Bogum melihat seorang Gadis sederhana yang sedang menjajakan Tteokbokki. Melihat itu, Bogum teringat pada Ibunya. Dan masa lalunya. Ia kemudian menikahi Gadis itu yang kebetulan hanya hidup sebatang kara. Seperti dirinya.

Bogum dan Bom kemudian memutuskan untuk pindah agar bisa melupakan masa lalu mereka yang cukup kelam dan memulai Awal yang Baru. Saat itulah mereka bertemu dengan Kedua Orangtuaku. Mereka menjadi Tetangga Dekat. Saking dekatnya, mereka memutuskan untuk memasukkan anak mereka ke TK pada Tahun yang sama meskipun Aku dan Jihyo berjarak 2 tahun. Luar biasa bukan?

Tapi aku bersyukur akan hal itu. Karna Jihyo adalah Teman Terbaik yang bisa kuharapkan. Adik Terbaik juga. Berhubung aku tak punya adik, kuanggap saja Jihyo sebagai Adikku. Dan Jihyo juga tak punya Kakak maupun. Dia dengan senang hati mau menganggapku sebagai Kakaknya. Pokoknya Kami saling menyayangi deh.

Namun kita semua tahu di setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan. Dan itulah alasan kenapa aku dan Jihyo berpelukan begitu erat sambil menangis dan meraung. Keluargaku akan Pindah ke Daegu. Ini adalah Keputusan berat yang harus diambil Ayah. Kami harus pindah agar Ayah bisa lebih mudah mengontrol Kantor Cabang Perusahaan Kim Corp yang baru resmi dibuka Sebulan lalu.

Menyebalkan sekali karna aku harus pindah saat aku baru 2 bulan saja berada di tingkat akhir Sekolah Menengah Atas. Kenapa tidak tunggu aku menyelesaikan Sekolahku saja? Well, sebenarnya aku bisa saja tetap tinggal di Rumah ini. Kami tidak akan kehabisan uang hanya karna kami batal menjual Rumah ini. Atau aku juga bisa tinggal di rumah Jihyo. Aku cukup yakin orangtua Jihyo dan orangtuaku tak akan keberatan. Tapi aku tak ingin membebani mereka meskipun aku tahu mereka tak akan merasa terbebani. Hanya saja aku pernah membaca sebuah kalimat di sebuah buku yang aku lupa Judulnya. Bunyinya begini, "Hidup hanya sebentar saja. Maka dari itu janganlah kau membebani siapapun walau hanya barang sedikit saja."

Maka dari itu aku memutuskan untuk tak membebani siapapun lagi selain orangtuaku. Karna memang orangtuaku bertanggung jawab penuh atasku. Aku masih 17 tahun. Ketika aku sudah berumur 18 Tahun nanti aku akan memutuskan untuk tinggal sendiri agar aku bisa hidup mandiri tanpa membebani siapapun. Aku akan kuliah dan kerja paruh waktu untuk membiayai kuliahku. Cukup mudah. Setidaknya begitulah yang kupikirkan. Bagaimanapun juga, masih ada waktu untuk memikirkannya. Yang harus aku pikirkan sekarang adalah bagaimana cara membujuk Jihyo agar ia mau melepaskan pelukannya dan membiarkanku pergi.

Beautiful Trauma | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang