07. Laugh

2K 259 13
                                    

Daegu, Juli 2008.

Kini aku sudah berada di Kelas 8. Tingkat akhir di Middle School ini. Selanjutnya aku harus melanjutkan ke High School.  Aku ditempatkan di kelas 8A Tentu saja. Aku duduk dengan seorang Namja bernama Min Yoongi. Dia cukup pendiam. Kurasa cukup bukanlah kata yang tepat, karna kenyataannya dia sangat pendiam. Dia hanya bicara pada saat yang benar-benar diperlukan. Cukup bagus. Sangat kontras denganku yang suka berbicara dan tertawa.

Ya, aku sudah pernah bilang sebelumnya kalau aku akan berbicara dan bermain, bahkan bercanda dengan siapapun yang mau. Tapi hanya sebatas itu. Aku tidak mau berteman dengan mereka.

Dan membicarakan tentang "TEMAN", Jimin hampir dikeluarkan dari sekolah. Dia masuk ke sekolah ini karna Beasiswa. Dan nilai Ujian Akhir Semesternya benar-benar buruk. Tentu saja ia dikeluarkan karna tak mendapat Beasiswa lagi. Lalu kenapa aku mengatakan hampir? Karna kini, pacarnya yang bernama Nayeon itulah yang membiayai sekolah Jimin. Tentu saja tanpa sepengetahuan Orangtua Nayeon. Nayeon menggunakan uang tabungannya sendiri. Jimin berada di kelas 8C. Bersamaan dengan Nayeon. Aku cukup yakin mereka memilih untuk duduk bersama.

Menyakitkan rasanya melihat bagaimana mereka malah semakin dekat setelah apa yang mereka lakukan padaku. Seharusnya mereka mendapat balasan atas apa yang mereka perbuat. Tapi kurasa ini belum saatnya. Atau mungkin Tuhan akan membalas mereka melaluiku. Ya, suatu hari mereka akan menyesal telah meninggalkanku.

Aku benar-benar sudah meninggalkan Meja favorit lamaku di Perpustakaan. Kini aku mendapat Meja baru yang lebih menarik. Mejanya berada di dekat Jendela. Benar-benar menyenangkan rasanya membaca sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang menyegarkan sekaligus memabukkan.

Bertolak belakang dengan Meja lamaku, banyak murid yang datang dan membaca di Meja ini. Beberapa hanya diam dan fokus membaca. Beberapa berbicara padaku hanya sekedar Basa-basi. Dan beberapa lagi bercanda denganku. Kebanyakan dari mereka adalah Yeoja. Karna Murid Namja disekolah ini jarang ada yang suka membaca. Mereka lebih suka berolahraga. Dan aku, satu-satunya olahraga yang kusukai hanyalah berenang. Karna itu tak mengeluarkan keringat. Asal tahu saja, aku benci berkeringat.

"Hai Tae," Sapa seorang Hoobae. Namanya Kim Yerim. Ia ramah dan cukup menyenangkan. Dia salah satu murid yang selalu duduk di Meja ini. Kami sudah sepakat bahwa dia akan memanggilku dengan Namaku. Tanpa ada Embel-embel Sunbaenim. "Apa yang kau baca hari ini?" Tanyanya.

"Paper Heart?" Jawabku dengan nada bertanya. Maksudnya aku menjawab pertanyaannya sekaligus bertanya apakah dia sudah membacanya atau tidak. Yerim sudah mengerti maksudku. Karna dialah yang pertama kali bertanya padaku dengan cara itu.

"Aku sudah membaca itu. Cukup bagus. Tapi kurasa kau harus membaca Love Maze. Cerita ini mengagumkan." Yerim lalu menunjukan buku yang dibawanya.

"Kau sudah selesai membacanya?" Tanyaku.

Yerim menggelengkan kepalanya. "Belum. Aku baru sampai bab 19. Dan aku benar-benar dibuat penasaran. Dan asal tahu saja, kau akan dibuar penasaran sejak Bab pertama. Bukankah itu gila? Aku tak bisa berhenti membacanya."

"Akan kubaca itu setelah aku selesai membaca ini." Ucapku.

"Tentu." Ucap Yerim. Lalu kami berdua fokus membaca.

Untuk beberapa saat, hanya keheningan yang mengisi Meja ini. Beberapa orang berlalu lalang di Meja ini. Namun masing-masing terlalu fokus pada bacaan mereka. Begitu juga aku dan Yerim. Seringkali, disela-sela membaca, aku melirik Yerim. Ia tampak sangat fokus pada bacaannya. Terkadang dahinya berkerut. Terkadang ia tersenyum kecil menyeringai dan bahkan tertawa sendiri seperti orang gila. Tapi begitulah buku. Mereka bisa membuatmu merasakan emosi yang tertulis diatasnya.

Beautiful Trauma | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang