09. Touch

2K 230 8
                                    

Daegu, August 2008.

Yoongi berkeliling kelas waktu itu, untuk bertanya kepada setiap orang apakah ada yang mau menukar tempat duduk dengannya. Dia berkeliling cukup lama hingga akhirnya Seorang Namja bernama Baekhyun mau menukar tempat duduknya dengan Yoongi.

Aku tidak tahu apa yang Yoongi katakan kepada orang-orang saat dia ingin menukar tempat duduknya. Maksudku, mereka pasti bertanya kenapa Yoongi tiba-tiba ingin menukar tempat duduknya. Meskipun begitu, aku tak peduli apa yang ia katakan. Terserah itu hal baik atau buruk aku tak peduli.

Aku juga tidak tahu alasan Baekhyun mau menukar tempat duduknya dan duduk sebangku denganku. Kuputuskan bahwa ini juga bukanlah hal yang penting. Toh juga aku yakin Baekhyun tak akan betah duduk denganku. Karna aku tidak akan mau berteman dengannya. Atau bahkan sekedar tertawa jika ternyata Baekhyun adalah Namja yang humoris. Aku juga tidak akan bicara padanya. Kecuali ia yang bicara padaku duluan. Hanya jika itu adalah hal yang penting.

"Hei kawan, aku tahu kau kesal karna temanmu itu memilih untuk pindah tempat duduk. Aku bisa melihatnya dari kebisuanmu." Tebak Baekhyun. Tak kuhiraukan.

"Tenang, aku disini untuk menghiburmu." Ucapnya lagi. Aku hanya memberikan anggukan sedikit. Aku tidak yakin dia akan bisa menghiburku. Hanya Mama yang bisa menghiburku. Tak peduli seberapa Marah, Kecewa atau Sedihnya aku.

"Tapi tidak sekarang. Karna kau mengerti sekarang kau sedang tak ingin diganggu." Lanjutnya lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

Sepertinya Baekhyun anak yang baik. Dia cukup pengertian. Tapi tetap saja, keputusanku sudah bulat. Aku tak akan berteman dengannya.

Beberapa menit kemudian, Siwon-saem datang. Namun ia hanya datang untuk memberikan Materi kepada kami. Ia meminta Sekretaris kelas, Kang Seulgi, untuk mencatatnya di Papan Tulis. Siwon-saem ada urusan mendadak yang aku tidak tahu apa. Dia akan kembali kurang lebih dalam 30 menit. Atau setidaknya itulah yang ia katakan. Karna ia tak kembali ke Kelas. Seulgi terpaksa mengembalikan Buku Siwon-saem ke Ruang Guru.

Kelas kami kosong selama 20 menit lebih karna absennya Siwon-saem. Meskipun begitu, kami tetap tak keluar dari kelas. Tapi tentu saja keadaan dikelas ingar-bingar. Baekhyun keluar dari tempat duduknya dan berkumpul dengan Teman-teman se-Gangnya. Mereka bertiga dan aku hanya mengenali satu. Seorang Namja Tinggi seperti Tiang Listrik dengan Telinga lebar seperti Telinga Gajah. Namanya Park Chanyeol. Yoongi duduk dengannya.

Yoongi tampak murung. Kepalanya hanya terkulai lemas di Mejanya. Well, aku tak peduli. Suruh siapa dia pindah tempat duduk dariku. Padahal sebenarnya kami berdua sama-sama merasa nyaman meskipun kami berdua hening tak bicara.

Kusilangkan kedua lenganku diatas meja lalu memasukkan Wajahku kedalamnya. Duduk seperti ini selalu terasa nyaman bagiku. Meskipun punggungku jadi karna harus membungkuk. Baru beberapa menit aku diposisi seperti itu, Baekhyun kembali ke Meja dan mengguncang-guncang bahuku. Kutatap ia. Wajahnya tampak panik dan cemas.

"Hei, kau sudah menyelesaikan Tugas Bahasa Inggris?"

Kuanggukan Kepalaku. Meskipun aku tidak akan berteman dengannya, bukan berarti aku harus berbohong kan?

"Boleh kupinjam?" Pinta Baekhyun dengan tatapan Memelas.

Sebenarnya aku tidak ingin memberikannya. Biar sajalah aku menjadi orang pelit agar tak ada yang betah duduk denganku. Jika dulu saat aku dikelas 7, aku sangat mendambakan Teman Sebangku, kini aku merasa lebih senang duduk sendirian saja. Tapi aku tidak tega melihat wajah memelasnya. Kurasa aku tidak bisa benar-benar menjadi orang jahat. Karna aku masih punya hati Nurani. Jadi kuberikan dia Bukuku.

Beautiful Trauma | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang