Daegu, Januari 2008.
Sekarang sudah semester kedua dan aku masih saja duduk sendirian dikelasku. Sebelumnya saat di kelas 1 sampai 6 aku selalu memiliki teman sebangku yang berbeda tiap tahunnya. Karna setiap kenaikan kelas, Kami di rolling sesuai dengan tingkat Kecerdasan kami. Dan beruntung aku selalu ditempatkan di kelas A.
Dikelas 7 ini, jumlah muridnya ganjil. Hanya 39 saja. Jadi ada satu orang yang harus duduk sendirian dan sayangnya itu aku. Teman sebangkuku sebelumnya bernama Mark Tuan. Dian sekarang dikelas 7D. Dan kebetulan saja, beberapa orang dikelas 7A ini berada sekelas sebelumnya. Jadi mereka memilih duduk bersama. Menyisakan aku sendirian.
Hanya karna aku duduk sendirian, bukan berarti aku kesepian. Aku berteman dengan semua orang. Siapa saja. Aku selalu membantu siapapun yang membutuhkan bantuan. Termasuk contekan. Yang mana yang paling sering terjadi. Dan sebagai gantinya, mereka selalu mentraktirku makanan di Kantin. Apapun yang kuinginkan. Ini menyenangkan mengingat Uang saku yang Mama berikan dibawah Standar harga makanan di Kantin sekolahku.
Kelas yang awalnya ingar-bingar, seketika berubah menjadi sunyi ketika Leeteuk-saem memasuki kelas. Leeteuk-saem bukan guru killer disekolah ini. Hanya saja kelas kami benar-benar disiplin. Kami menghormati semua guru yang mengajar dikelas kami.
"Selamat Pagi anak-anak." Sapa Leeteuk-saem.
"Pagi Saem." Jawab kami semua.
"Ada kabar gembira untuk kita semua. Khusunya kau Taehyung." Ucapan Leeteuk-saem sukses membuat semua murid melonga dan mengalihkan pandangan penuh tanya mereka ke arahku. Aku hanya mengangkat bahuku. Aku tidak tahu ada apa.
Namun yang aku tahu pasti, ini bukan tentang perlombaan renang. Karna itu sudah 3 bulan lalu. Lagipula aku sudah memutuskan untuk tidak berenang lagi sejak saat itu. Jungkook terpilih untuk mewakili sekolah dan dia bahkan tidak masuk 10 besar mengingat banyaknya jumlah peserta. Tapi tak masalah bagiku. Setidaknya Jungkook tak pernah menggangguku lagi. Oh ya, dan tentang Sungjae, dia sudah sembuh dan sudah kembali bersekolah sejak bulan November.
"Kalian semua pasti bingung kan?" Leeteuk-saem malah terkikik. "Baiklah kita langsung panggil saja kabar gembira itu. Kemari nak." Leeteuk-saem melambaikan tangannya ke arah pintu kelas.
Awalnya aku sangat bingung, tapi Ketika seorang Namja bantet dengan mata kelewat sipit dan Surai Pink memasuki kelas, barulah aku mengerti. Ada murid bari dikelas ini. Yang artinya aku akan mendapat teman sebangku, mengingat tidak ada kursi kosong lagi selain disebelahku.
"Silahkan perkenalkan dirimu." Ucap Leeteuk-saem.
Si murid baru itu menyunggingkan senyum malu-malunya. Dia sangat menggemaskan. Aku sangat yakin akan banyak Yeoja yang mendekatinya.
"Annyeong Hasimnikka, Namaku Park Jimin. Pindahan dari Busan High School of Arts. Tahun ini aku berumur 13 Tahun. Senang berkenalan dengan semua."
Beberapa anak tertawa. Dan aku juga karna Murid baru itu berbicara menggunakan aksen busan yang begitu kental.
"Baiklah Jimin, bisa kau ceritakan kepada kami kenapa kau pindah ke Daegu?" Tanya Leeteuk-saem.
Jimin tampak menunduk ragu. Aku mengerti. Dia sebenarnya enggan untuk menceritakan alasannya pindah kemari. Karna memang itu adalah privasi. Seharusnya Leeteuk-saem mengerti itu.
"Orangtuaku bercerai. Aku ikut Eommaku ke Daegu." Akhirnya Jimin menjawab setelah diam selama setengah menit. Suaranya bergetar dan aku tahu ia ingin menangis mengingat itu. Aku jadi merasa kesal pada Leeteuk-saem karna kini suasananya jadi canggung.
"Well, err.. baiklah Jimin, kau boleh duduk di satu-satunya kursi kosong itu. Disebelah Namja bersurai Emas itu." Leeteuk menunjukku ketika mengatakannya. Jimin hanya mengangguk sambil mengusap matanya yang memerah lalu melangkah ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Trauma | VSOO
FanfictionSINOPSIS: Kim Jisoo, Seorang Yeoja polos yang belum pernah Jatuh Cinta sekalipun. Pindah ke Daegu karna Orangtuanya membuka Cabang Perusahaan disana. Siapa sangka Kepindahan itu akhirnya mempertemukan Jisoo pada Cinta Pertamanya. Tapi bagaimana jik...