Peduli merupakan modal awal untuk mencintai
-AuthorKyara POV
Bau obat-obat an menusuk indera penciuman gua, selang infus terpasang pahit ditangan orang yang tengah berbaring didepan gua. Ya, disinilah gua sekarang ditempat yang paling gua nggak suka, ditempat yang paling gua hindari sepanjang sejarah hidup gua. Really, hospital. Tuhan, aku ingin pulang, aku lelah disini, aku nggak betah dan nggak suka berada disini. Tapi, gimana nasib orang didepan aku sekarang jika aku lelah. Teriakan hati kecil gua.
"Ehh, lo udah sadar " Tanya gua pada jelmaan yang mulai membuka kelopak matanya yang tertutup.
"Gua dimana?? " Tanyanya.
"Di Istana negara " Jawab gua acuh.
"Hahh " katanya kaget.
"Ya, lo dodol sih udah tau tangan diinfus pakek tanya, gua dimana ??" Jawab gua sinis dengan menirukan nada bicaranya didua kata terakhir.
"Oo " jawabnya. Nih jelmaan sakit masih juga kek jelmaan. Kan emang jelmaan ya, aelah lupa gua.
"Tau ah " jawab gua acuh.
"Lo ngapain disini " Pertanyaan yang kurang vitamin terlontar dari mulutnya.
"Jualan infus " jawab gua asal.
"Hahhh ?? " Kata dia nggak percaya.
"Hah, hah, hah, hah dari tadi. Lo sakit malah dodol ya ?? Udah tau gua disini nungguin lo bego. Ya kali gua disini jualan infus " Jawab gua ketus.
"Oo " Jawaban unfaedah.
"Tau ah lama-lama gua disini nggak baik buat kestabilan tekanan darah gua " jawab gua kemudian pergi keluar. Tapi pada saat gua hendak pergi si wanita seragam putih datang membawa nampan.
"Eh, mbak mau kemana ?? Ini buburnya udah siap buat mas Gaza" Kata suster itu.
"Taruh aja situ sus, saya mau keluar, darah saya naik kalo lama-lama disini " jawab gua sinis.
"Lo terus yang nyuapin mas Gaza siapa mbak ?? " Tanyanya.
"Ya suster lah kan emang tugas seorang suster itu melayani pasienya. Ya kali saya " jawab gua.
"Maaf mbak saya harus melayani pasien lain karna suster disini udah penuh dengan tugasnya masing-masing, lagian pasien disini ada yang jagain jadi saya harus melayani yang lainya. " Jawabnya lebar selebar jidat yang baca. Nggak-nggak bercanda, selebar lapangan sepak bola maksudnya.
"Huhh ya udah lah sini buburnya " jawab gua dengan menerima sodoran nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.
"Makasih mbak, ya udah saya kembali bertugas lagi " jawabnya kemudian melenggang pergi.
"Ya, ya, ya " jawab gua yang entah masih terdengar atau tidak.
"Siniin " Katanya. Maksudnya dia minta semangkuk bubur.
"Lo bisa makan sendiri?? Baguslah jadi gua nggak repot " jawab gua santai.
Kemudian gua memberikan semangkuk bubur supaya si jelmaan makan sendiri. Tapi mungkin karna tenaganya yang belum penuh membuat sendok yang berisi bubur yang akan masuk ke mulutnya tumpah berceceran. Dan itu buat gua infeel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Negatif Thinking
Teen Fiction~Ketika~ Anak Ips bilang dia itu keren gua bilang plat Jakarta aja Anak Ipa bilang dia itu pandai gua bilang dia itu bodoh Anak musik bilang dia itu gentle man gua bilang dia itu pengecut Anak rohis bilang dia itu sopan gua bilang dia itu nggak ken...