Semua tampak seperti komidi putar, sesekali ia membuka kelopak mata dan seakan dunia berputar sepenuhnya. Kepalanya masih terasa pusing ditambah suhu tubuhnya yang tinggi. Tapi sifatnya yang keras kepala membuatnya terhindar dari ruangan nuansa putih yang identik dengan bau obat dan jarum suntik. Seorang yang telah melahirkan nya datang membawa nampan berisi bubur pastinya dan segelas susu.
"Hay sayang, breakfast bubur dulu ya" Bunda Sukma dengan senyum pagi masuk membawa nampan dan meletakan dimeja dekat ranjang Kyara.
"Nggak mood Bun" Hampir seluruh tubuhnya tertutup selimut, dengan wajah lesu tercetak jelas diinci wajah Kyara.
"Tuh kan suhu tubuh kamu aja belum turun dari semalem, makan bubur abis itu minum obat, kalo masih tetap sama terpaksa bunda bawa kamu ke RS" Telapak tangan bunda sukma menempel didahi Kyara. Kemudian, mengambil semangkuk bubur.
"Ya udah, aaaaa" Mendengar kata RS, Kyara pun langsung membuka mulutnya. Jika tidak, bisa-bisa ia tidak kunjung sembuh bonus dengerin ocehan bundanya dan akhirnya ia dibawa ke rumah sakit. Dan Kyara paling anti dengan tempat tersebut. Kalo bisa sembuh di rumah, ngapain ke rumah sakit segala, pikirnya.
"Gitu dong, anak pintar" Senyum sumringah bunda Sukma, dengan pelan ia menyuapi putri kesayangan nya.
°~°
Cowok jangkung alis tebal dengan tangan membawa sebungkus cokelat lengkap dengan pita bersender didepan pintu tampak menunggu kedatangan seseorang.
"Itu Reva, lah kog dia sendiri?? " Leo yang sedari tadi menunggu kedatangan Kyara didepan pintu kelas XI-ips 1, pasalnya ia berencana memberi Kyara cokelat.
"Pagi Leo, ngapain lo berdiri depan pintu gini. Nggebet adek kelas cantik yang lewat yaa?? " Reva dengan cengar-cengir menunjuk muka Leo, sesekali ia menoleh melihat adik kelas yang lewat.
"Gila kali" Jawab Leo spontan
"Ahh masa, nggak papa kali adik kelas banyak yang cantek kog" Goda Reva.
"Pagi kak" Dua adik kelas menyapa Reva dan Leo, sebagai tanda rasa hormat. Sedangkan Reva dan Leo hanya mengangguk dan tersenyum ramah.
"Lo nyari siapa sih?? Nih juga cokelat buat siapa?? " Reva yang melihat sebungkus cokelat lengkap dengan pita berada ditangan Leo semakin tinggi rasa keponya.
"Kepo yaa" Bukanya menjawab tapi Leo malah menunjuk muka Reva dengan gaya watadosnya.
"Iyalah, gua kan ratu kepo. Tiap ada gerak-gerik mencurigakan pasti naluri kepo gua naik drastis, lihat maling aja yang celingukan didepan rumah tetangga gua, gua masih kepo. Padahal udah jelas-jelas itu maling, hahahahaha" Tangan Reva yang tadinya ia lipat didepan dada, sekarang memegangi perutnya.
"Hahahaha, segitunya ya lo.Kog lo sendiri kek jomblo, Kyara mana?? " Leo ikut tertawa mendengar cerita yang asli receh Reva. Menantikan seseorang yang tak kunjung tiba juga melelahkan, pada akhirnya ia bertanya pada Reva.
"Kyara absen hari ini, demam tuh anak"
Leo yang mendengarnya, seketika menegakkan tubuhnya "Demam?? Kog bisa?? " Tanyanya kaget.
"Ya bisa lah, kata bundanya sih kemaren pulang extra dia ujan-ujanan, sangking lamanya akhirnya demam. Emang bandel nggak ketulungan tuh Kyara, liat air hujan aja girangnya minta ampun" Reva menggelengkan kepala mengingat betapa konyol sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Negatif Thinking
Teen Fiction~Ketika~ Anak Ips bilang dia itu keren gua bilang plat Jakarta aja Anak Ipa bilang dia itu pandai gua bilang dia itu bodoh Anak musik bilang dia itu gentle man gua bilang dia itu pengecut Anak rohis bilang dia itu sopan gua bilang dia itu nggak ken...