Rindu

12 9 0
                                    

Rindu itu curang, slalu bertambah, tanpa tau bagaimana cara mengurangi
-Author

Rahasia mulai terungkap disini satu per satu

Ini menceritakan kehidupan Gaza yaa 😊

*Puter lagu
Seventeen-Kemarin

Langit biru, awan putih, sinar kuning, tak ada setitik hitam mengotori nya, terbilang sempurna bukan??, sungguh tak ada celah untuk tidak mengaggumi panaroma langit pagi ini. Mungkin kali ini langit tengah berbahagia. Tapi tidak untuk cowok tampan nan rupawan berdarah dingin ini. Weekend pagi ini dimana ia sekarang??? Sekedar olahraga atau berguling selimut dengan mimpinya. Iya, ia sekarang ditempat peristirahatan. Peristirahatan untuk terakhir kalinya. Gundukan tanah yang sudah tertata rapi dengan rumput hijau di atas nya tak lupa batu nisan terukir nama menemaninya, kurang lebih lima belas tahun yang lalu dibuat. Cowok itu menundukan kepala seraya berdoa. Lalu, menaburkan bunga yang indah, tapi tak seindah hidupnya.

"Assalamu alaikum ma, selamat pagi " Sapa Gaza tulus seperti anak diluaran sana yang menyapa pahlawan hidupnya. Bedanya Gaza hanya bisa menyapa tanpa berhak meminta balasan.

"Pagi ini cerah ya ma, iya langitnya. Tapi tidak untuk hati dan wajah Gaza Ma " Ia mengelus batu nisan menyalurkan rasa rindunya.

"Mama apa kabar disana ?? Pasti baik, kan mama ditemani bidadari, karna mama juga bidadari hidup Gaza"

"Kalo boleh jujur Gaza rindu mama, rindu serindu-rindunya, walaupun samar-samar kenangan mama, karna Gaza waktu itu juga masih bayi. Bayi yang masih butuh Asi, bayi yang masih butuh pelukan mama, bayi yang masih butuh suapan mama, bayi yang masih butuh omelan mama karna Gaza makan belepotan, dan bayi yang masih butuh segalanya "  Setetes air mata. Siapa bilang laki-laki lemah karena menangis. Iya, Gaza lemah, lemah menahan sejuta rindu.

Siapa sangka Gaza si cowok jelmaan irit ngomong bagi Kyara sedetik yang lalu berbicara panjang. Cowok yang note-ben nya dingin bagai kutub utara. Momen yang langka tpi tidak untuk sang mama.

"Tapi takdir tak mengizinkan Gaza tumbuh dewasa bersama mamanya ini. Kalo boleh jujur nggak adil ya ma? Mereka bisa tertawa lepas bersama mamanya, tapi Gaza? Tapi mama tenang, Gaza bukan orang yang lemah "

"Gaza sudah tumbuh dewasa tanpa mama. Gaza tumbuh ditangan orang yang tepat, adik mama sendiri"

"Udah ya ma, Gaza pamit pulang.Mama yang tenang disana jangan lupa slalu berdoa buat Gaza. Gaza tau mama slalu disamping Gaza, assalamu alaikum mama " Sekecup Gaza mencium batu nisan tersebut lalu beranjak pergi meninggalkan tempat dimana manusia harus berakhir disini.

Gaza mengemudikan motor ninjanya dengan kecepatan standart. Lima belas menit ia sampai didepan rumah yang kurang lebih satu tahun ia tinggalkan. Walaupun ia tidak lagi bersinggah disini tapi hati dan pikirannya tak lupa dengan rumah ini. Rumah yang menjadi saksi masa pertumbuhan nya sampai dewasa ini.

"Assalamu alaikum " salam Gaza seperti biasanya.

"Ehh ada Den Gaza, masuk den !!!" Bik Sum dengan akrab mempersilakan Gaza masuk.
"Den Gaza jarang kesini, penghuni disini rindu lo sama den Gaza " Cerewet Bik Sum, mungkin rindu dengan anak majikanya ini.

"Bik Sum bisa aja, oh ya bunda mana bik " Tanya Gaza karna sedari tadi ia tak melihat sosok pahlawan kedua dihidupnya.

"Nyonya lagi di dapur, buat brownis katanya " Jawab Bik Sum

"Oo gitu, Gaza kesana dulu ya bik " Pamit Gaza

"Silahkan den, saya pamit ke belakang dulu, nyuci baju biasaaa" kata bik Sum kemudian ia pergi ke tempat tanggung jawabnya.

Negatif ThinkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang