DIA LAGI

36 9 3
                                    

Percikan air dari lubang shower tetes demi tetes mambasahi seluruh tubuh Kyara,menikmati tetesan air ketika mandi sambil bernyanyi ria terselip kesenangan tersendiri bagi dirinya, tak jarang waktu yang ia habiskan ketika mandi dan ia juga yakin banyak orang diluaran sana yang beranggapan sepertinya. Setelah puas bermain air, Kaos Navy dan celana jeans sudah melekat ditubuhnya.Kemudian ia beralih didepan cermin, mengeringkan rambutnya dengan Hair Dryer dan membiarkanya tergerai.Ketika dirasa sudah siap dengan penampilannya, ia melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, dilihatnya jarum menunjuk pukul 16.45 artinya 15 menit lagi ia harus sudah sampai ditempat tujuan.

Flasback on

Hari yang sungguh melelahkan bagi Kyara, bukan hanya melelahkan bahkan sudah diberi predikat hari kesialan untuknya. Hari pertama masuk di semester kedua sudah membuat pantatnya sakit. Drrtt,Drrrt,Drrrt beriringan dengan ring tone menandakan adanya panggilan, segera ia menggeser tulisan terima.

"Hallo Kin, Why ??? "

"............... "

"Tumben lo mau traktir gua"

"............... "

"Mau ngerayain apaan coba, yaudah jam 5 sore kan, gua sih ayo aja kalau ada kata traktir "

".............."

"Oke " tut,tut,tut. Menandakan panggilan berakhir.

"Mau ngerayain hari spesial ??? Hari spesial apaan coba, ultah udah pasti nggak mungkin atau Kina dapet undian mobil ?, ya udahlah yang penting traktiranya " guman Kyara dalam hati.

Flasback off

Kyara menuruni anak tangga dan matanya langsung tertuju pada Bunda nya yang sedang asyik menonton televisi.

"Bun, Kyara pamit ya mau keluar bentar ketemu Kina "

"Ya udah sana, tapi ingat pulangnya jangan malem-malem "

"Yaelah bun, paling juga bentaran doang, dada bunda" Kyara melenggang pergi setelah mencium tangan bundanya.

°-°

Mobil sport miliknya setia mengantarkan kemana pun Kyara pergi, kendaraan beroda empat itu sudah pergi dari jejak halaman rumah bercat putih sejak semenit yang lalu. Bau tanah dan dedaunan bekas rintihan air hujan menusuk indera penciuman Kyara. Mata Kyara sesekali memandangi betapa padatnya bangunan yang bertender di kotanya. Gedung-gedung dan pepohonan seolah-olah berjalan mengikuti kemana arah gadis itu pergi. 17 menit ia sampai di halaman kafe, retina coklat tak henti melirik tiap meja mencari keberadaan sahabatnya, lambaian tangan Kina memberi isyarat . Akan tetapi, Kina tak sendirian, dilihatnya terdapat tiga cowok dan Reva juga ada disana.

" Hay guys, udah lama yang disini " tanya Kyara sambil duduk disamping Reva

"Nggak kog, baru juga dua menit yang lalu " jawab Kina

" Kin Ngapain sih lo bawa anak itik kesini ?? " Sambil ngelirik ketiga cowok didepanya.

"Enak aja lo bilang anak itik, Sehun aja minder lihat kita apalagi lihat gua " Jawab Rafa Sambil menyisir rambut dengan jemari kiri dan kananya.

"Huokk, najisss " jawab mereka serempak seolah-olah ingin muntah.

"Aduh si cacing perut gua main drum band " tangan kanannya ia pakai mengelus-ngelus perutnya sambil melirik Revan dan mengedipkan matanya pada Ryan untuk bisa diajak kerja sama.

Negatif ThinkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang