Alya memasuki kelasnya. Ida dan Fatim juga sudah duduk di kursi masing-masing. Lima menit lagi bel akan berbunyi. Alya menumpuk wajah dengan tangan kanannya.
Ding Ding Ding Ding
Suara pemberitahuan pengumuman.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diumumkan kepada siswa siswi MAN Giliwan untuk berkumpul di stadion MAN Giliwan. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. "
Ding Ding Ding Ding
Semua siswa berhamburan keluar menuju stadion. Alya berjalan lambat. Ida dan Fatim sudah berjalan di depan.
Brukk
Alya jatuh tertelungkup. Seragamnya sedikit kotor. Ia bangkit dan menepuk-nepuk bajunya. Ia kembali berjalan tidak berniat menemukan siapa yang menabraknya. Setelah menempuh lima belas menit perjalanan ia memasuki area stadion. Ia naik ke tribun atas. Stadion, sepakbola mengingatkannya dengan Dallas. Apa kabar dia sekarang? Ia merindukan Dallas. Kepala sekolah menaiki panggung di tengah stadion. Memberikan pidato singkatnya.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar anak-anakku semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah. Aamiin. Terima kasih telah hadir di stadion. Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan...." Ia hanya mendengar kalimat itu. Selebihnya ia melamun.
Pluk
Sebuah kertas digulung membentuk bulatan jatuh ke pangkuannya. Ia menoleh ke kiri. Dirham tersenyum dari tribun sebelahnya. Ia melempar kuat bola kertas hingga mengenai wajah Dirham. Kesal. Siapa suruh mengganggu lamunan indahnya.
" Alya kan? "
" Eh ya. "
" Itu kamu disuruh naik ke panggung. "
" Buat apa? "
" Gak tahu. Cepat sana! " Alya bangkit turun menuju panggung. Kepala sekolah menyambut dengan senyum ramah.
" Maaf ada apa ya pak? "
" Ini latihan sebelum kamu maju lomba Qoriah. Setelah Dirham giliran kamu. Bapak menyiapkan acara ini untuk melatih mental kalian yang akan mengikuti lomba. "
" Ya pak, " Ia dituntun pelatihnya ke belakang panggung untuk persiapan. Saat ini masih ada sambutan dan acara hiburan sebelum melihat peserta yang akan lomba. Alya telah berganti dengan baju batik.
Cast baju Alya dan Dirham
Alya memandang wajahnya yang telah terpoles make up. Ia sudah berwudhu sebelum memakai make-up. Kemudian memilih surat yang akan dibacanya.
" Baiklah. Acara yang paling ditunggu. Kita dengarkan Qori perwakilan pesantren Dirham, " Suara tepuk tangan terdengar keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAZZ (Complete)
General Fiction" Goll...gol! " Suara sorak sorai penonton bergemuruh. Aku turun ke lapangan untuk memberi selamat pada Dallas. Langkahku terhenti ketika seorang gadis memeluk Dallas erat. "Alya! " Suara Ando mengagetkan aku yang berdiri mematung. " Huh Ando, ngapa...