Alya sudah siap untuk pergi belanja. Ia mengambil keranjang belanja di dapur dekat kantin. Motor legenda menemani perjalanan ke pasar. Ia berencana untuk membeli bahan-bahan dasar membuat kue. Acara festival sekolah diadakan dua hari lagi. Kelasnya membuka stand kafe di kelas. Arin mempersiapkan kostum maid untuk anak yang menjadi pelayan kafe. Naura dan Keiya mempromosikan produk. Alya chef di kafe kelasnya.☺☺☺
Semua berkutat dengan tugas masing-masing. Menarik pelanggan agar memasuki kafe di kelas. Banyak anak cowok yang tertarik. Karena acara ini dapat didatangi segala kalangan siswa maupun umum. Cewek pun banyak karena Menu yang ditawarkan menu perwakilan dari Sabang sampai Merauke. Jadi untuk ana perantauan dapat merasakan masakan asal daerahnya di kafe ini.
Alya mengusap peluh dengan sapu tangan. Jarinya mulai memanas. Ia sangat lelah tapi ia senang ketika membaca pesanan makanan dan ketika melihat pelanggan makan makanan yang dibuatnya. Ada kesan bahagia tersendiri. Waktu menunjukkan hampir jam makan siang. Tetapi bahan makanan di kafe hampir ludes mungkin sekitar lima porsi lagi. Padahal ia sudah belanja dengan menambah cadangan bahan namun, cadangan bahan makanan juga sudah digunakan.
" Huh Al capai aku. Masih banyak gak? "
" Lima porsi lagi habis. "
" Wah syukur deh. Wah ada pelanggan lagi entar ya aku layani dulu. "
Arin berlari menyambut segerombolan anak cewek yang memasuki kafe. Ada empat orang mereka memesan pempek. Ini menjadi pelanggan terakhir karena ada satu orang minta 1 dibungkus setelah ia makan. Alya menghela napas lega. Ia segera mengumpulkan anak-anak kelasnya. Hasil yang didapat telah melebihi target awal yang dituju. Setelah membereskan barang-barang dapur kafe mereka dapat mengunjungi stand kelas lain. Alya hanya duduk lesehan di tepi jendela. Ia tidak berniat mengunjungi stand lain. Ia memegang gelas berisi jus mangga. Tadi Qanita membelikannya jus mangga.
" Hui ngalamun wae jalan-jalan yuk. Ada stan game juga. Ayuk ah. "
Alya hanya menurut karena tangannya sudah ditarik. Ia membuang gelas jus yang telah ia minum di tempat sampah dari jarak 5 m dan masuk. Huh lega. Ia melihat stan-stan lain juga ramai. Tapi stan dengan antrian mengular adalah stan yang akan didatanginya yaitu stan game. Game sederhana memasukkan bola ke ring kemudian mendapat hadiah boneka atau kaos. Alya dan Qonita membeli tiket. Mengantri dengan tenang.
Ia semangat saat mendapat giliran untuk melempar bola. Ia mengingat Dallas. Hobinya bermain sepakbola dan basket. Andaikan dia ada di sini. Ia tidak perlu bermain hanya menunggunya bermain ia pasti mendapat hadiah itu. Ia baru akan melempar bola pertama tapi bola di tangannya direbut. Ia menengok. Seorang laki-laki dengan hoodie abu-abu dan celana jeans pendek. Laki-laki itu tersenyum pada Alya.
" Ando. "
" Hai Al apa kabar? " Ucapnya setelah melempar bola pertama dan masuk ke ring. Alya hanya memaku di tempat. Ando menyelesaikan permainan dan memberi Alya boneka.
" Nih jangan bengong Al. Oh ya kamu sekolah sini kan? Bolehlah temani aku jalan-jalan kan gak tahu lingkungan sekolah ini. "
Alya mengikuti langkah Ando. Ia berjalan di belakang dengan memeluk boneka serigala. Ando mampir di stan sosis bakar dan membeli nya.
Mereka duduk di taman belakang sekolah. Ando memakan sosis bakar dengan lahap tanpa menawari Alya. Padahal ia membeli tiga porsi.
" Al kamu belum jawab pertanyaan ku tadi ngomong-ngomong. Aku baik loh Al. "
" Aku juga, " Ando menatap Alya. Alya melihat pohon Pinus yang tumbuh menjulang. Tanpa Alya sadari Ando merogoh saku celananya. Ia mengambil sebuah kotak. Memberikan kepada Alya.
" Eh, " Alya terperanjat. Ia menatap Ando.
" Dallas gak bisa ke sini. Sibuk latihan. Itu dari dia. "
Alya menatap kotak yang ada di pangkuannya. Ia membuka terdapat sepasang anting. Dengan masing-masing huruf AD. Cantik.
" Makasih ya Ando. Oh ya gimana perkembangan kesebelasan SMABA? Apa Dallas masih ikut juga? "
" Iya dia masih ikut. Itu kan hobinya walau sibuk latihan tapi dia tetap gak akan pernah ninggalin bola Al. Aku kangen ada yang bawain makanan. Terus cemburu sama adiknya Dallas haha. "
" Syukurlah. Aku seneng dengernya. Ledek terus. Haha. "
" Nah kan cantik kalau senyum. Kemarin kesebelasan kita menang loh Al. Ah fans Dallas makin banyak. Pawangnya malah di sini. "
" Pawang-pawang, emang Dallas apaan? Ada pawang segala. Oh iya lo kan pacar adiknya Dallas. "
Uhuk uhuk uhuk
" Sembarangan. Nggak ya. Gue bukan pacarnya. Uhuk, " Ando masih tersedak makanan.
" Iya kah? "
" Hmm. Ah kamu tahu dia pacar Wedyo teman sekelasnya. "
" Wah gimana kabar hatimu kalau gitu? "
" Entahlah. "
" Sorry Do. "
" Nope. Bisa keluar gak? Nonton pertandingan mau gak? "
" Kapan? "
" Sekarang. Yuk entar gue antar deh gue traktir juga. Serius. "
Alya menyuruh Ando menunggu. Ia akan berganti baju karena sekarang ia masih memakai baju chef. Ia juga meminta surat izin keluar. Alya menaiki motor Vixion putih Ando. Perjalanan ke stadion memakan waktu 30 menit. Ando mengganti baju dengan Jersey setelah turun dari motor. Ia mengajak Alya ke loket kemudian masuk. Mereka duduk di tribun barat posisi di tengah. Ando memfoto Alya dari samping. Gadis itu terlihat serius melihat kondisi lapangan. Lapangan masih kosong dengan rumput hijau yang dipangkas rapi. Ia mengirimkan foto ke Dallas. Ando memanggil Alya berharap gadis itu menengok. Tapi ia hanya beradegan menjawab panggilan Ando.
" Ando jangan berisik. Udah mau kick off tuh. Eh tapi pada nyanyi Chant nya apa ya? Aku kan tahu dikit doang dan itu chant suporter apa juga gak tahu haha. "
" Yaudah diam aja. Nih pakai, " Ando melempar hoodie ke kepala Alya sehingga wajahnya tertutup hoodie.
" Nyebelin kalau aku ketemu Dallas tak bilangin jangan kamu deh yang jadi kurir. Nyebelin. "
" Yee jangan dong. Kapan lagi aku jalan-jalan gratis dibayarin juga semuanya. "
" Eh serius dia bayarin semua? "
" Iya ongkos bensin, makan, kalau hadiah sih dia beli sendiri. Atau misal kamu mau jalan ke mana juga dia udah nyiapin duit. "
" Tapi lebih seneng kalau dia datang daripada kurir cerewet kaya kamu yang datang sih. Kapan ya aku lulus? Setahun lagi aku lulus MAN sama pondok. Baru aku bisa ketemu Dallas. Eh ya gak ding aku lulus dia juga lulus terus daftar-daftar kan ya dia pasti makin sibuk. "
Ando diam menikmati pertandingan. Tak lama suara semakin bergemuruh. Seruan gol terdengar merdu. Alya kembali fokus melihat pertandingan. Permainan seru dari kedua kesebelasan semakin membuat penonton terpana. Ketua supporter di kanan depan Alya menabuh drum dan membuka bajunya. Suaranya lantang menuntun para supporter yang menyanyikan lagu chant.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAZZ (Complete)
General Fiction" Goll...gol! " Suara sorak sorai penonton bergemuruh. Aku turun ke lapangan untuk memberi selamat pada Dallas. Langkahku terhenti ketika seorang gadis memeluk Dallas erat. "Alya! " Suara Ando mengagetkan aku yang berdiri mematung. " Huh Ando, ngapa...