30

178 5 0
                                    

Dallas terkejut. Ia sudah lama tidak berjumpa dengan Alya. Perempuan itu menjadi semakin anggun dan manis. Ia menggendong Yusuf yang sedang berceloteh tidak jelas.

Resya mengajak suaminya mencari tempat duduk. Tapi Dallas tidak bergerak sedikitpun. Alya tersenyum manis menggamit lengan Azzam. Yusuf memilih untuk digendong sang ayah. Alya mengendurkan tali gendongan. Perempuan itu mengkoordinir anggotanya dalam persit. Walau ia bukan merupakan dalam struktur tertinggi. Namun, ia juga memiliki peranan penting. Kecewa tidak mengikuti dari awal juga sedikit membuatnya bersyukur. Ia mensyukuri apa yang ia jalani saat ini.

Dallas mengajak istrinya duduk jauh di belakang Azzam yang memangku Yusuf. Balita itu tidak menangis hanya sibuk mengoceh dengan mainan di tangannya. Azzam sesekali mengusap air liur yang keluar dari mulut putranya.

" Kenapa kak? Sudah lama tidak jumpa Alya? Merindukannya? " Resya menatap sendu ke arah suaminya. Mereka berdua bahkan sudah melakukan semuanya bersama tapi Dallas masih hidup dalam bayang-bayang Alya.

😊😊😊

Resya selalu berangkat pagi pulang malam hari dari kantor. Dallas juga selalu pulang lebih lambat dari jadwalnya. Ia tak pernah melarang Resya bekerja. Sesuka Resya saja. Malam ini mereka sampai rumah berbarengan. Resya membuka pintu sementara Dallas memasukkan kendaraan. Dallas yang akan meloyor masuk ditahan Resya. Lelaki itu duduk di sebelah sang istri. Melepas kancing seragam teratasnya. Resya meletakkan kepala ke pundak Dallas.

" Besok papa suruh kita ke rumah. Kakak bisa? " Dallas mengangguk ia membawa Resya ke dalam pelukannya.

" Jangan peluk kakak bau, " Resya menutup hidung dengan sebelah tangannya.

" Kamu juga bau belum mandi, " Dallas berlari ke kamar. Sementara Dallas mandi. Resya menggoreng tahu yang sudah ia ungkep tadi pagi. Juga memasak sayur sawi. Kerupuk yang ia goreng dua hari lalu masih banyak.

Meja makan terdapat semangkuk sedang sayur sawi juga sepiring tahu goreng. Resya menyiapkan piring. Mengambil nasi yang matang ke piring. Dallas tidak suka menyantap makanan dalam keadaan panas. Ia lebih suka menyantap hidangan hangat ke dingin agar lebih nikmat.

" Wah enak noh, yuk makan, " Dallas meneguk ludahnya tak sabar ingin menyantap hidangan.

" Iya kak, " Dallas memimpin doa kemudian makan. Resya tidak segera makan. Ia mengambil mangga, mengupas dan memotongnya. Buah berwarna kuning ke-orengan itu telah tersaji di piring. Tadi ia membeli di pinggir jalan. Dallas mencuci piring Setelah selesai makan. Ia menunggu Resya yang masih makan dengan menikmati potongan buah mangga.

" Kalau aku pergi kakak akan baik kan? " Dallas menatap istrinya lekat.

" Harusnya kakak yang tanya kamu. Harapan kakak semoga kamu selalu baik walau kakak tidak ada, " Resya melihat piringnya. Masih ada beberapa suap jika ia memakannya.

" Terima kasih, kakak tidak pernah melarang Resya melakukan hal yang Resya mau, selalu mengizinkan Resya kemanapun, walau sebenarnya kakak khawatir. Resya sayang kakak, " Mata Resya berkaca-kaca. Jika ia mengedipkan mata jatuhlah air matanya. Namun ia tersenyum melihat Dallas.

" Resya senang sekali rasanya menjadi ibu persit. Rasanya masih mimpi saja ketika Resya pakai pakaian persit. Resya akan berhenti kerja kak. Resya lelah. Resya memutuskan untuk selalu ada untuk kakak. "

😊😊😊

Safina berlari, ia mengibas-ibaskan rok lebarnya hingga mengembang kemudian tertawa. Yusuf tidak tertarik berlarian seperti sepupunya. Ia sudah bisa berjalan tapi malas berjalan. Yusuf lebih sering duduk di tanah bila Alya mengizinkan dirinya main di luar. Mainan excavator, dump truck, concrete mixer truck, concrete pump berjejer. Safin yang kesal selalu mengacukan Yusuf ketika bermain. Excavator dan dump truck selalu ia lempar. Kemudian menyembunyikan concrete mixer truck dalam rumah bonekanya.

ALAZZ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang