Dica merebahkan kepalanya paha Dewa. Dallas dan Resya telah selesai menggelar pernikahan. Dewa menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ia lelah sedari tadi mengikuti adiknya. Kompak keduanya memejamkan matanya. Padahal masih banyak keluarga berkumpul di ruang tamu.
" Adik, abang sana istirahat di kamar aja kalau capai, " Ibu membangunkan keduanya.
" Udah posisi wuenak bu. Ya kan bang, " Dewa yang pertama membuka mata. Ia menggendong adiknya agar tidur di kamar. Dewa mengambil pembersih wajah untuk menghapus make up tipis adiknya. Dica memang sudah terlelap. Gadis itu mencari guling untuk ia peluk dalam tidurnya.
Dewa ikut berbaring di samping sang adik.😁😁😁
Dallas tengah berbincang dengan anggota keluarga di ruang tamu. Ia juga menerima petuah dari para tetua. Cincin dengan desain sama seperti Alya telah ia simpan. Sudah berganti dengan cincin pernikahannya dan Resya. Resya ada di kamarnya. Ia melepas atribut yang melekat di tubuhnya.
" Kapan kamu kembali berdinas? "
" Dua hari lagi, paman. "
Dallas masuk ke kamar Setelah semua keluarga pulang.
" Kakak, mau bersih-bersih ya? " Resya masih menghapus make up di depan kaca. Jilbabnya telah terlepas. Rambut panjangnya ia ikat seperti ekor kuda.
" Nanti aja. Capai gak? " Resya meletakkan kapas. Ia ikut duduk di samping suaminya dan tersenyum. Mereka bisa melihat pantulan diri di cermin.
" Capai toh banget. Hehe, " Resya beranjak.
" Mau ke mana? Kabur? " Resya mencubit pipi suaminya. Kabur ke mana lagian. Ia mengambil baju ganti untuk dirinya dan Dallas. Meletakkan baju ganti Dallas di samping orangnya. Ia sendiri berganti di kamar mandi.
Resya duduk di depan meja rias. Ia membuka laptop memasukkan data penelitian yang belum sempat ia input. Suaminya juga masih di dalam kamar mandi.
" Ngerjain apa? " Wajah Dallas berada di samping Resya.
" Input data penelitian, " Dallas mengangguk. Ia mengambil kertas yang berisi data penelitian. Membantu sang istri menginput data. Dica melongo. Baru masuk sudah disuguhi pemandangan rajin mengerjakan tugas.
" Kak, baru juga selesai resepsi sudah ngerjain tugas aja sih? " Resya tertawa kecil. Ia masih melanjutkan menginput. Dica sudah berganti pakaian santai.
" Biar cepat selesai dik. Kakak kan mau cepat wisuda. Hehe, " Dallas mencium pipi istrinya. Dica cemberut. Ia menarik abangnya agar duduk di kasur. Kemudian ia yang berganti duduk di sebelah Resya.
" Sampai mana, kak? Aku aja yang bantu, " Dallas yang tahu adiknya merasa terabaikan mencium pipi adiknya. Resya juga gemas. Ia memeluk Dica sayang. Gadis itu besok sudah harus pulang tidak baik berlama-lama meliburkan diri dari sekolah. Resya menyimpan file dan mematikan daya laptop. Adik iparnya ingin memiliki family time dengannya juga. Akhirnya mereka bertiga ditambah Dewa memenuhi kamar pengantin.
Tidak ada televisi di kamar Resya. Mereka mengobrol kemudian menonton film di laptop Resya. Beruntung ia memiliki film untuk genre semua. Karena suara berisik papa membuka pintu kamar.
" Pada di sini ternyata. Keluar, jangan di kamar terus. "
😁😁😁
Alya sedikit sulit berjalan. Kakinya mulai membengkak. Azzam juga semakin sibuk dengan kegiatan dinas. Alya juga aktif di kegiatan persit. Beberapa hal harus ia pelajari saat terjun langsung. Berbeda dengan kegiatan kampus. Anggota juga ketuanya memiliki usia yang sudah lebih dewasa dari anggota himpunan kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAZZ (Complete)
General Fiction" Goll...gol! " Suara sorak sorai penonton bergemuruh. Aku turun ke lapangan untuk memberi selamat pada Dallas. Langkahku terhenti ketika seorang gadis memeluk Dallas erat. "Alya! " Suara Ando mengagetkan aku yang berdiri mematung. " Huh Ando, ngapa...