" Nanya apa? "
" Kenapa kakak sama Alya bisa pisah? " Pertanyaan yang membuat Dallas melepas pelukan.
" Dia dijodohkan, juga ternyata jodoh kakak bukan dia tapi kamu. "
" Kakak masih sayang Alya ya? "
" Dia sahabat kakak. Kakak sayang banget sama dia. Tapi kakak lebih sayang istri kakak sekarang sih, " Resya bertepuk tangan.
" Kakak bohong kan? "
" Alya memang salah satu janji kakak dulu, Sya. Tapi janji antara aku dengan Alya sudah berakhir sejak lama. Hidup kakak runtuh saat itu. Kakak sama dia pisah SMA. Dia ke pondok betapa terbatas waktu. Kakak harus latihan fisik juga persiapan masuk militer. Kadang kalau gak sempat ke pondoknya kakak minta Ando yang menemui dia. Sebenarnya komunikasi setelah kakak masuk pendidikan juga sangat jarang intensitas. Bahkan gak pernah. Ketika dengar dia Pedang Pora, yasudah hanya mundur teratur yang bisa kakak lakukan, " Resya memeluk lengan Dallas kencang. Ia tahu suaminya itu masih kecewa. Dallas masuk ke kamar. Ia membawa cincin couple ke hadapan Resya.
" Ini salah satu bukti. Kamu boleh membuangnya Sya, " Resya mengamati cincin. Di dalamnya memang ada ukiran nama inisial Alya Dallas.
" Bagus ini cincinnya mubazir kalau dibuang. "
" Kamu gak sebel kakak cerita begini? "
" Sebel lah. Apalagi kakak bilang sayang sayang pula. Tapi ya seperti kakak bilang. Alya sudah memiliki kehidupan sendiri begitupula kakak. Maaf ya Resya baru ketemu kakak sekarang. Resya gak ada saat kakak butuh. "
😁😁😁
Resya duduk di depan ruang dosen. Semalam ia sudah menghubungi sang dosen bisa bertemu pagi. Saat sampai ruangan tidak ada. Ia menunggu sendiri. Memanfaatkan WiFi kampus selama masih menjabat jadi mahasiswi.
Adik-adik tingkat yang mengenalnya selalu menyapa. Ada juga yang menemaninya menunggu. Padahal dia sudah tidak ada kelas.
" Pulang gapapa sana. Sendiri udah biasa Dan. "
" Lagian mau wifian santai lah, " Dani masih duduk di sebelahnya. Ia bersandar pada kolom yang menjadi pilar.
" Itu dosenmu, cepat keburu pergi lagi, " Resya mengetuk pintu dan masuk. Kali ini ia bimbingan dengan hard file. Lembar demi lembar dibuka. Resya takut masih ada yang salah. Dosen meminta buku bimbingan. Buku bimbingan berisi keterangan saat melakukan bimbingan mulai tanggal atau bagian yang direvisi sampai tulisan acc. Hard file diberikan kembali ke Resya tanpa sepatah kata. Resya bingung, ia membuka buku bimbingan tertulis acc pendadaran.
" Serius ini pak? Alhamdulillah," Senyum lebar Resya Makin lebar. Bahagia sekali rasanya.
" Ya, dosen pembimbing dua sudah menitipkan pesan acc untuk naskahmu. Beliau kembali dua hari lagi. Segera siapkan ruangan ujian pendadaran untuk Hari Senin pagi pukul 10.00, " Resya bernapas lega. Ia kira hari Jumat.
" Siap pak. Laksanakan. Terima kasih, " Resya keluar ruang dosen dengan berseri. Dani melihat ke arah pintu terbuka. Resya duduk kembali ke tempat tadi. Ia sudah membuat form pengajuan pendadaran tinggal mengganti tanggal. Setelah meyimpan ia mencetak form masih harus mencetak dan meminta tanda tangan. Setelah disetujui TU, Resya mendapat berita acara dan undangan. Dani menemani Resya mengurus untuk pengajuan pendadaran. Ia akhirnya mentraktir Dani di kantin kampus.
" Weis selamat selamat. "
" Makasih dah bantu juga, Dan. Lega sih tapi deg-degan, " Dani meletakkan tasnya di kursi panjang kantin. Ia memesan makanan untuknya juga untuk Resya. Lalu kembali duduk di samping Resya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAZZ (Complete)
General Fiction" Goll...gol! " Suara sorak sorai penonton bergemuruh. Aku turun ke lapangan untuk memberi selamat pada Dallas. Langkahku terhenti ketika seorang gadis memeluk Dallas erat. "Alya! " Suara Ando mengagetkan aku yang berdiri mematung. " Huh Ando, ngapa...