Kompetisi

207 11 0
                                    

Alya dan Dirham berangkat ke tempat kompetisi dengan satu mobil. Mereke berangkat dari hotel dekat dengan tempat kompetisi. Pak Najuan yang mengantar dan menemani keduanya. Raut wajah Alya masih sendu. Ia bersedih setelah Dallas berpamitan.

" Jangan gugup Al. Semangat. Kamu pasti bisa. "

Alya yang tadi melihat jendela memandang ke depan. Dirham duduk di samping kemudi. Ia menatap Dirham yang tersenyum.

" Iya makasih Ham, " Alya balas tersenyum. Keduanya duduk menunggu giliran.

👷👷👷

Dirham tersenyum lebar walau tidak mendapat juara pertama. Setidaknya ia menyabet juara kedua. Alya yang digadang-gadang mendapat juara tiga malah mendapat juara pertama.

" Selamat ya Al. Penampilan kamu jiddan. "

" Kamu juga Ham. Selamat ya. "

" Sip, " Pak Najuan sudah kembali ke hotel duluan. Dirham dan Alya sedang di pasar. Mereka berjalan-jalan. Sesekali mampir untuk melihat pernak pernik. Alya menikmati waktunya. Dirham menenteng kantong belanja. Keduanya membeli camilan dan duduk di taman memakannya.

" Al? "

" Hmm? Kenapa Ham? "

" Kamu mau gak berjanji satu hal padaku? Ini permintaan pertama dan terakhir ku kepadamu Al. "

Alya menaikkan sebelas alisnya tidak mengerti.

" Berjanjilah Al, " Dirham memasang wajah memelas. Alya tidak tega.

" Iya janji. Jadi kenapa? "

" Janji jangan nolak. Jangan buang. Tapi simpan ya, " Dirham memberi kotak kecil kepada Alya. Alya membuka kotak lalu terkejut. Ia hampir menumpahkan camilan yang ada di pangkuannya.

" Karena aku sudah berjanji jadi aku terima. Tapi kenapa kamu kasih aku ini Ham? "

" Sebelum terlambat aku ingin mengungkapkan semua Al. Sebenarnya aku suka kamu sejak pertama aku melihat kamu. Tapi aku tahu kamu tidak menyukaiku. Aku hanya ingin jujur tentang perasaanku padamu. Karena sebentar lagi aku tidak akan bisa. Aku berharap aku segera melupakan perasaan ini kepadamu Al. Aku harus memberikan kasih sayang dan cinta kepada istriku kelak. Sahabat kamu. Aku minta maaf Al. "

" Aku tahu kalau kamu suka aku Ham. Kelihatan, terima kasih. Tapi seperti kamu bilang aku tidak menyukaimu dan kamu harus membuang perasaan kamu kepadaku karena kamu harus memberi kasih sayang dan cinta kepada istrimu. Sukses ya Ham. Semoga sakinah, mawadah, warahmah. "

Dirham kembali ke hotel bersama dengan Alya setelah memesan taksi. Keduanya hanya diam. Alya memegang erat kotak pemberian Dirham. Kotak berisi sebuah kalung emas putih dengan liontin huruf AD. Kalungnya cantik. Tapi Alya tidak ingin memakainya.

👷👷👷

Mobil hitam memasuki area parkir pondok. Dirham keluar lebih dulu dari mobil. Disusul Alya. Suara rebana terdengar. Semua menyambut kedatangan juara. Pak kyai dan Bu nyai berada di deretan terdepan menyambut dan memberi selamat. Tak henti Dirham dan Alya mendapat selamat. Semua sedang sibuk dengan makanan masing-masing karena disusul acara syukuran yang diadakan pak kyai atas kemenangan Dirham dan Alya.

Syaril sibuk bertanya seperti wartawan kepada Alya. Ia duduk dekat jendela.

" Jadi gimana-gimana? "

" Apanya? "

" Aish ya kamu kompetisinya? "

" Oh ya gak jauh beda kayak pas di stadion. Bedanya aku pakai baju, makeup juga sendiri. Terus perjalanan dari hotel ke tempat acara lumayan sih 46 menit. Banyak yang bagus banyak cogan juga. Terus habis kompetisi aku sama Dir... "

" Terusin aja Al. Gapapa aku pingin dengar semuanya. "

" Aku sama Dirham jalan-jalan beli camilan terus duduk di taman. Aku... "

" Ril... " Alya menghentikan pembicaraan dengan Syaril ketika ada suara memanggil nama Syaril.

" Iya bang? " Syaril berbinar ketika menoleh. Dirham memanggilnya.

" Boleh gabung duduk? "

" Boleh bang. Wah para juara gabung nih. Entar aku juga ah. "

" Sip, " Alya menjawab.

" Syaril ada yang mau aku bicarakan denganmu, " Alya yang hendak beranjak dicekal lengannya. Ia tidak jadi berdiri.

" Aku menghormati orang tuaku begitu juga orang tuamu. Bismillah aku menerima perjodohan ini denganmu Syaril. Tapi satu hal aku belum bisa mencintai kamu. "

Hening. Rasanya Alya ingin pergi.

" Gak papa bang. Cinta ada karena terbiasa, " Syaril tersenyum walau hatinya agak sedikit tercubit. Ia melihat pandangan Dirham lada Alya. Pandangan sayang dan cinta.

" Ehm. Aku duluan ya. Ini udah habis mau ambil minum. Hehe dah Ril, " Alya segera kabur dari suasana canggung. Ia mengambil minum lalu duduk. Membasahi kerongkongan. Ia kemudian menghampiri teman sekamarnya. Ia bahkan belum mengganti bajunya. Karena acara penyambutan dan selamatan dadakan. Ia juga memberi pidato singkat dan ucapan terima kasih.

" Wuah sang juara nih. Barakallah Al. Sukses terus pokoknya, " Fakhila menjabat tangan Alya dan memeluknya.

" Aamiin makasih. "

" Selamat ya Al. "

" Makasih Newya. "

" Oh ya habis ini ada acara bedah kitab. Mau ikut gak Al? "

" Pingin tapi capek banget sebenarnya. Ini juga aku baru datang belum istirahat blas. "

" Yaudah habis ini langsung istirahat aja. Oh ya katanya sebelum kompetisi Dallas sempat ke sini Al? "

" Lah ko tahu sih? Iya dia ke sini. "

" Wah seneng dong. Terus gimana? "

" Ya seneng tapi sedih. Kamu tahu hoodie biru yang sering aku pakai beberapa hari belakangan? "

Mereka berdua mengangguk.

" Itu dari Dallas. Bukan hoodie baru tapi hoodie kesayangan dia. "

" Wah. Berasa dipeluk dong ya. "

" Haha ya gitu deh. "

👷👷👷

Alya telah berpenampilan segar. Setelah acara penyambutan dan selamatan selesai ia mencuci pakaian dan mandi. Kemudian tertidur. Kini ia sedang menata hadiah-hadiah. Tadi banyak yang memberinya hadiah. Sampai kamar menjadi agak sempit karena banyaknya hadiah. Ia bahkan belum sempat membuka hadiah yang diberikan Syaril sebelum kompetisi. Ia juga masih belum membuka paket dari bunda hanya mengambil album pun belum ia lihat. Setelah tapi ia mengambil paket dari bunda. Terdapat beberapa set gamis beserta jilbab lebar. Pun setiap set ada sticy notesnya. Ia membaca satu persatu.

Meletakkan di kasur teman sekamarnya. Ternyata titipan dari bunda untuk temannya. Ia bahkan hanya dikirimi album foto saja. Bundanya memang aneh.

" Loh ini apa? Eh ada notesnya, " Alya hanya diam. Ia masih melihat-lihat album foto setelah merapikan semua.

" Wah buatku. Ini dari kamu Al? "

" Bukan dari aku ko. "

" Lah? "

"Titipan dari bunda. Maaf baru sempat kasih kan kemarin-kemarin aku sibuk. Jadi belum sempat buka. "

" Wah baiknya bunda kamu Al. Kan Ya? "

" Hu um. "

" Bilangin makasih ya Al. Jadi pingin lihat bundamu deh. "

" Bilang aja sendiri. Nanti pas Syaril nikah bunda bakal jenguk aku. Kalau kalian mau bilang makasih. Bilang langsung aja. "

" Daebak. Huhu. Ahay. "

" Dasar lebay. Hahaha. "

ALAZZ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang