6

1.2K 44 0
                                    

"Mungkin ini bisa menjadi awal yang baik untuk kita"

Sesampainya dilokasi Dya memilih bermain gitar dalam tendanya daripada ikut bergabung dengan yang lain dilapangan. Karena Dya berniat menunggu Ardian yang katanya akan datang tapi yah karena jauh makanya sampai sore begini.

"Dya ada bang Ardian nungguin lo di tenda utama tuh." Teriak Tasya yang mengatakan tenda utama adalah tenda milik panitia kegiatan yang juga tendanya Ferdi.

Dya yang mendengar nama Ardian sontak saja terkejut Lalu meninggalkan gitarnya dan berlarian keluar dengan mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna biru tanpa sweeter dengan celana jeans hitam Dya keluar tanpa polesan make up. Memang pada dasarnya Dya tidak berpenampilan muslimah disini hanya Dya yang tidak menggunakan kerudung karena Dya rasa kalau masih buka tutup buat apa dan Dya belum memantapkan hatinya untuk istiqomah karena dulu dia sering dikatakan tomboy dan juga hebat bela diri tapi semenjak kuliah ini Dya sudah mulai sedikit merubah penampilannya menjadi agak feminim itupun kadang-kadang saja, Dya juga sangat taat beribadah walaupun penampilannya yang masih belum sesuai jadi jangan nilai seseorang dari casingnya saja.

"Makasih" ucap Dya pada Tasya lalu dia berlarian ketempat Ardian berada.

Dya yang melihat Ardian sedang berbicara dengan seseorang di depan tenda harus menghentikan langkahnya karena orang tsb adalah Ferdi. Sebenarnya Dya tidak perduli dengan itu hanya saja dia merasa tidak enak menghampiri Ardian seorang diri sedangkan disitu ada Ferdi dengan yang lainnya.

Tapi tidak mungkin kalau Dya harus kembali dan mengajak Tasya ataupun Maya.

Ardian melihat Dya dari kejauhan "Itu adek gue" tunjuk Ardian pada Dya dan Dya pun menghampirinya.

Sontak saja Ferdi terkejut karena orang yang dimaksud Ardian adalah Dya "Itu adek lo? Bukannya lo hanya 2 bersaudara. Dan yang gue tau adek lo itu namanya Arini." Ferdi tampak bingung karena memang selama ini yang dia ketahui hanya Arini yang mungkin sekarang masih SMA. Ardian tidak menjawab pertanyaan dari Ferdi karena masih menunggu Dya.

"Hay Bang, udah dari tadi? Abang nggak lagi piket?"

"Sini duduk dulu. Ini juga baru nyampek, Abang piket malam makanya bisa kesini, oh iya ini Kenalin sahabat abang dari smp-sma sudah lama kita enggak ketemu. gak ada kabar dianya walaupun masih satu kota. eh sekarang malah ketemu disini tanpa janjian."

Dya kaget dengan Ardian yang menyebut Ferdi adalah sahabatnya "iya bang, aku juga udah kenal kok sama Pak Ferdi." jawab Dya yang memang sudah biasa menggunakan Aku-Kamu kalau dengan Ardian.

Tanpa sengaja Ardian melihat hansaplas dipelipis Dya "Dek, itu kenapa?" Tanya Ardian khawatir.

Yah Dya pikir Ardian mau bertanya tentang jam tangan yang biasa dipake Dya "Gapapa bang ini hanya luka kecil aja kok." ucap Diya memegang lukanya itu "Gak usah khawatir Bang, kan sekarang udah ada Abangku My Heroku Spidermanku disampingku." jawab Dya dengan sedikit candaan agar suasananya tidak terlalu membosankan.

Ferdi tersenyum mendengarkan candaan Dya pada Ardian. Dan baru kali ini Dya melihat Ferdi tersenyum dan bicara dengan santai.

"Syukurlah kalau gitu Dek, Abang khawatir banget sama kamu lain kali kalo jalan jangan sampe lupa lagi bawa obatnya, karena takutnya Abang nggak bisa selalu ada saat kamu butuh." sambung Ardian yang membuat Dya merasa sedih dengan kalimat terakhirnya.

Mendapatkan Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang