7

1.2K 44 0
                                        

"Setiap orang pasti memiliki alasan untuk menyembunyikan rahasianya"

Dya menatap Ferdi yang sekarang berada di sampingnya dan Ferdi pun juga menatapnya membuat Dya merasa takut akan tatapannya langsung saja mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Dya baru ingat kalau tadi dia memesan roti jadi Ardian membelikannya roti sisir manis isi coklat dan keju. Dya berniat akan memberikan yang coklat untuk Ferdi entah apa yang membuatnya berpikir akan memberikan roti itu untuk Ferdi. Karena Dya tidak begitu suka coklat yang kesannya terlalu manis. "Nih." Dya menyodorkan rotinya.

"Cie Ferdi aja nih yang dikasih, disini masih ada orang Dek." ejek Ari.

Karena malu Dya meninggalkan Ferdi dan yang lainnya, Tapi Ferdi malah memanggilnya "Dya" membuat Dya harus berhenti dan kembali, baru kali ini Dya mendengar Ferdi menyebut namanya sok kenal banget padahal tidak pernah kenalan cuman ngikut aja manggil-manggil Dya.

"Ada apa lagi pak?" Tanya Dya cuek.

"Terima kasih." jawab Ferdi.
Dya mengangguk. "Sekalian saya mau minta maaf untuk kejadian tadi siang." Kejadian yang dimaksud Ferdi adalah waktu Dya pingsan dan luka itu. Dan Dya hanya mengangguk padahal dalam hatinya pasti sedang bahagia ingin melompat-lompat karena berhasil membuat Ferdi meminta maaf padanya tapi itu masih Dya tahan karena tidak sepenuhnya ini kesalahan Ferdi. Ari dan yang lainnya tampak heran dengan Ferdi karena baru kali ini Ferdi meminta maaf duluan pada orang apalagi ke cewek.

"Oh iya kamu bisa kan siapin berkas kesehatan dan peralatannya, nanti setelah sholat Magrib kita akan mengunjungi beberapa rumah warga dan kamu juga harus ikut." Jelas Ferdi.

Dya merasa heran karena memang dia tidak tau tentang berkas apa itu yang perlu dibawa Dya menunjuk dirinya sendiri "Harus saya iya pak? Dan kenapa malam sekali pak?"

"Itu tugasmu...iya harus malam ini agenda kita cuman itu sekarang...kalo besok pagi orang pada sibuk bekerja." jelas Ferdi mungkin yang dimaksud Ferdi takutnya orang-orang pada bekerja di kebun.

"Tapi kan besok hari minggu pak, kalo sekarang mana mungkin kita bisa datangin rumah warga semuanya?"

"Iya saya tau, Kamu tenang saja disini yang di berikan tugas bukan kamu sendiri yang lainnya juga sudah dibagi-bagi dan ini semua sudah dikonfirmasikan dengan RT setempat, nanti saya tunggu kamu di sini."

'Ternyata ini orang gak bisu banget buktinya sekarang dia banyak bicara' jadi serba salah kan jadi Ferdi emang Ferdi selalu salah di mata Dya sekarang.

"Siap Pak." Padahal Dya masih belum paham tapi karena malas mau bertanya Lagi lalu Dya pergi.

Dya tampak bingung. Beginilah nasib orang cadangan yang tiba-tiba di pilih jadi ketua kan bingung sendiri jadinya.

Tasya yang melihat Dya baru datang dengan wajah bingung langsung menanyakannya "lo kenapa Dya datang-datang bukannya senang baru ketemu sama bang Ardian tapi malah ditekuk gitu mukanya."

"Bukan ketemu bang Ardian doang, tapi ketemu Pak Ferdi juga dan parahnya lagi dia nyuruh gue siapin berkas kesehatan dan peralatan untuk nanti dan gue nggak tau soal itu gimana dong?"

"Tenang saja berkasnya ada di gue waktu itu memang sebenarnya ada di Kayla tapi karena dia tidak jadi ikut makanya dititipin ke gue" mendengar penjelasan Tasya membuat Dya merasa lega karena memang Dya tidak tau soal itu entahlah hari ini Tasya bagaikan penyelematku.

Mendapatkan Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang