11

1K 41 0
                                    

"Kenangan itu terlalu pahit untuk dikenang tapi akan selalu diingat untuk menjadikan diri ini lebih baik agar dikenang"

Setiap kali liburan semester tidak ada niatan Dya untuk pulang dan bertemu keluarganya bukannya tidak rindu tapi Dya memang tidak suka perjumpaan yang singkat.

Karena memang selama ini Dya kuliah sambil bekerja di salah satu cafe sebagai penyanyi itupun tidak selalu hanya sesuai jadwal, Pekerjaan itu pun Ardian yang membantu mencarikannya karena Dya lah  yang meminta dan juga untuk menyalurkan hobinya ini, karena kebetulan cafe itu milik teman Ardian dengan gampang memasukkan Dya.

Pekerjaan ini tidak ada keluarganya yang tau, Dya menyembunyikan ini dari keluarga besarnya karena pernah waktu kecil Dya membuat kesalahan yang membuat masa depannya seperti sekarang ini penuh dengan rahasia yang sebenarnya Dya memiliki kakak laki-laki yang sangat Dya benci karena dirinya Dya harus mengubur impiannya menjadi polwan dan menyembunyikan hobynya ini.

Flasback waktu kecil Diya pernah melempari Nando Galih Pratama kakak kandung Dya yang hanya beda 2tahun itu dengan batu yang dianggapnya adalah granat pada saat mereka berduan bermain perang-perangan, dari situ Dya tidak diperbolehkan memiliki cita-cita menjadi polwan ataupun seperti ayahnya yaitu seorang tentara, dan untuk hoby nya menyanyi itupun dilarang karena Nando, waktu smp Dya pernah memukuli Nando dengan gitarnya sampai patah sejak karena Nando mengganti not gitar Dya tanpa izin saat itu juga Dya tidak di perbolehkan menyanyi dan tidak pernah dibelikan gitar lagi. Sejak saat itu Ayahnya menginginkan Dya untuk menjadi seorang perawat dengan pesan 'kamu harus bisa menyembuhkan setiap luka yang ada pada diri seseorang dengan merawatnya sepenuh hati dan jangan pernah membuat luka sekecil apapun itu.'  Pesan itu lah yang selalu diingat oleh Dya sehingga Dya bisa bertahan sampai saat ini dan selalu berusaha menjadi seorang perawat yang baik.
Dan melupakan kebenciannya kepada Nando.

Malam ini adalah malam minggu Dya sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja. Sebelum diperintahkan untuk tampil Diya selalu menunggu diruang tunggu.

"Dya, malam ini Ardian datang dengan teman barunya deh kayaknya" ucap Gatra gitaris Dya yang baru saja datang.

"Ah beneran lo, cewek?" Penasaran Dya.

"Cowok semua tapi beda dari yang biasanya dia bawa kesini."

Dya yang sedang make up an karena penasaran ingin tau siapa yang dibawa Ardian malah pergi mengintip dari kejauhan karena Ardian sudah memiliki meja khusus jadi Dya dengan mudah melihatnya dari kejauhan.

Kenapa ada Ferdi dan Ari?
Dan yang membuat Dya hampir tak bisa bernafas adalah sosok laki-laki yang selama ini Dya rindukan sekaligus laki-laki yang pernah Dya sangat benci walaupun Nando tidak pernah membenci Dya dan malah sangat menyayangi Dya setelah bertahun-tahun tidak pernah berjumpa dan sekarang malah muncul dihadapannya entah Dya harus bahagia atau malah marah karena kehadirannya.

"Kamu ngapain disini bukannya siap-siap sana" kaget Dya dengan suara Roy managernya yang seumuran dengan Ardian ini.

Dya berlari ke dalam ruang tunggu dengan nafas yang tak beraturan.

"Lo keluar dulu gue mau ganti." usir Dya pada Gatra yang sedang bermain game.

Dya keluar dengan penampilan yang sangat berbeda dari biasanya yaitu menggunakan kacamata yah Dya memang cantik apalagi kalo dia sudah make up pangling abis dah maklum tomboy Make up terus pake pakaian feminim gitu akan terlihat beda dong apalagi suaranya yang begitu merdu.

"Dya lo minus sekarang?" Tanya Gatra heran.

"Lo kudet banget sih inikan kacamata gaya-gayaan doang, gue gak minus tau" jelas Dya.

Mendapatkan Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang