17

861 34 1
                                        

Tepat satu bulan liburan mereka telah usai sekarang waktunya kembali ke rutinitas.

"Eh besok Mas Ferdi berangkat ke papua nih gmn dong?" Gelisah Dya yang sekarang mereka berada di kantin kampus. Mereka sudah kembali kuliah dan seminggu aja langsung PKL riweh bener pikiran Dya sekarang .

"Yah gak gimana-gimana." Jawab Maya karena tidak tau juga harus ngapain.

"Gue pengen ngikut nganterin dia ke bandara, tapi besok kalo gue ijin bakal ketinggalan materi terus pas gue PKL bingung sendiri gimana?"

"Menurut gue sih lo sambung doa aja dari sini." Ucap Tasya.

"Menurut gue lo ikut aja nganterin dia kan enak tuh ke di film-film yang istri nganterin suaminya ke bandara, terus buru-buru takut ketinggalan pesawat." Sambung Kayla.

"Ini bukan film Maemunah." Sanggah Maya sedangkan Dya masih memikirkan perkataan Kayla.

"Boro-boro jadi istrinya, cintanya aja belum gue dapatin."

"Pulang langsung minta pengajuan aja Dya." Ucap Maya.

"Bener tuh kalo yang serius mah tidak memacari tapi langsung diajak pengajuan." Sambung Tasya.

"Pacaran setelah nikah dapat pahalanya lebih banyak." Sambung Lia yang dari tadi nyimak saja ternyata ikut membuka mulutnya juga.

"Soal cinta mah belakangan orang yang dijodohin saja awalnya ogah-ogahan eh malah punya anak." Ucap Kayla.

"Bentar deh kalian pada bahas apa sih gak nyambung banget pengajuan, pacaran setelah nikah, dijodohin, disini kan gue udah pacaran sama Mas Ferdi dan gue gak dijodohin tapi memang dia nya yang belum cinta sama gue, kuliah belum lulus udah mikirin pengajuan nikah, yaAllah kenapa teman Dya pada waras semua sih." Rengek Dya.

Mereka semua malah tersenyum karena baru sadar setelah Dya ngejelasin ulang yang ternyata tadi dikatakan mereka itu pada ngelantur semua "Arrrggghhh gue pusing mana harus LDR an lagi, gue gak suka pacaran kek gini." Kesel Dya pusing tidak tau harus buat apa lagi.

"Dya lo kan anak kolong nih, emangnya lo gak pernah apa pacaran sama tentara sebelumnya." Tanya Lia kepo.

"Sering tapi gue cuman di buat mainan doang sama mereka gak ada yang serius maklum masih anak sekolahan tapi enak juga gue suka dianter jemput ke sekolah, jalan-jalan, shopping Dan itu juga gak pernah LDR an."

"Bener banget tuh Dya, gue aja yang bukan anak kolong mantan gue banyak yang tentara tapi gue juga sering banget diselingkuhin sama mereka." kata selingkuh itu membuat Dya teringat kata-kata Wisnu saat terakhir kali dan Ferdi juga tidak pernah membahas itu.

"Lo sama aja anak kolong lah May kan lo tinggal sama om lo dari kecil." Yah semuanya juga sudah tau cerita Maya jadi gapapalah Tasya blak-blakkan ngomong kek gitu. Maya terkekeh. Mereka pun menyudahi pembicaraan ini karena makanan pesanan mereka sudah datang.

Dya diam menatap ponselnya dan membiarkan makanannya yang tak kunjung disentuh sedikitpun entah apa yang sedang dipikirkan yang jelas banyak banget kek orang yang lagi dikejar hutang sedangkan yang lainnya sibuk melahap makanannya karena sedikit lagi sudah bel masuk.

"Dya lo makan dulu gih keburu masuk nanti. " Ucap Maya yang melihat makanan Dya masih utuh.

"Dyaaa lambung lo kumat gak bisa nganterin Bang Ferdi sama gak ikut PKL loh." Tasya menakut-nakuti Dya tapi Dya malah cuek saja.

Tiba-tiba notifikasi pesan whatsapp Dya berbunyi.

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Tak Sayang Maka Tak Cinta.
Gue jemput.

Seketika mood Dya berubah baik yang tadinya rasa gak laper sekarang malah rasa laper banget setelah melihat nama dari pengiriman pesan itu. Bukan nama sih tapi yah begitu lah intinya itu pesan dari Ferdi yang sengaja Dya tidak buka dulu. Dya memang anehh untung saja nama Ferdi sudah dihapus dalam daftar orang yang Dya benci jadi nama Ferdi aman tidak pernah masuk dan menetap di kebun binatang milik Dya (kontak whatsapp Dya) karena sebelumnya Dya juga tidak menyimpan nomor Ferdi sekarang maksud Dya apa coba kasih nama gitu?

Dya langsung saja melahap makanan yang ada di depannya dengan lahap. Membuat yang lainnya merasa aneh dengan tingkah laku Dya yang suka aneh-aneh.

"Dya pelan-pelan aja napa, lo kenapa sih liat HP tiba-tiba kek orang kesurupan gini makannya." Ucap Maya mewakili Tasya, Kayla, Lia yang juga merasa heran. Dya tidak menjawab. Langsung saja Maya mengambil ponsel Dya yang masih terbuka.

"Busett dahh Maemunah ini nama apa puitis Mario Teguh gak lo taruh sekalian aja." Heran Maya yang melihat nama kontak Ferdi dan yang lainnya juga kepo yang dimaksud Maya berebut ponsel Dya. Dya diam saja karena masih mau menghabiskan makanannya.

"Gilaa kerenn bangettt namanya." Kayla tertawa.

"Bukannya udah kenal ya, berarti sekarang udah sayang dong tinggal cinta aja nih." Ucap Tasya diikuti tawa mereka pecah membuat seisi kantin menatap mereka ber5 receh tapi mereka suka yang ke gini.

Setelah Dya menghabiskan makanan nya "Balikin Hp gue njirrr." Dan terakhir ponsel Dya ada di Lia.

"Santuyyy Maemunah." Ucap Lia langsung mengembalikan ponsel Dya

"Emang maksud lo apaan sih Dya? ngasih nama bang Ferdi aneh-aneh gitu." Tanya Maya yang masih gak bisa nahan tawanya.

"Maksud gue adalah...bayar dulu gih nanti gue kasih tau." Sudah serius mau ngedengerin penjelasan Dya malah disuruh pergi untuk membayar makanan. "Maya sekalian punya gue." Teriak Dya yang sudah biasa seperti ini tapi Dya selalu ganti uang Maya kok kalau Dya sudah gajian. Dya itu males banget ngambil uang di tabungannya. Apalagi uang bulanan yang di transfer orangtuanya tidak pernah macet walaupun Dya tidak pernah komunikasi dengan orangtuanya. Oh iya soal komunikasi sih sudah perjanjian awal Dya dengan orangtuanya yaitu Dya akan ngabarin keluarganya nanti waktu wisuda kalo nggak sih Dya kuliah dokter tapi itu langsung Dya tolak karena kuliahnya yang cukup lama jadi sudahlah cukup mamanya saja yang dokter jangan Dya juga berat biar yang mampu saja. Untuk uang bulanan itu tidak pernah Dya sentuh sama sekali terhitung sejak Dya sudah bekerja sendiri tapi untuk uang kuliah yang masih Dya gunakan toh ini juga bukan kemauannya karena uang jajan bulanan Dya beda dengan uang kuliahnya. Makanya Dya punya 3 ATM 1 biaya kuliah 1 uang bulanan 1 gajian. Itu semua lancar tiap bulan walaupun uang gaji Dya tidak seberapa tapi Dya itu hemat banget gak boros bisalah jadi ibu rumah tangga yang baik untuk ngatur keuangan keluarga nya kelak.

"Ganti uang gue." Sahut Maya. Dya hanya memberikan jempol disaat menuju kelas Dya menjelaskan maksud dari nama kontak Ferdi itu.

"Eh maksud gue kasih nama kontak gitu tuh ya biar gue juga bisa sadar kan sekarang udah kenal, tapi gue masih takut untuk mencinta dia soalnya dia aja masih gitu-gitu aja, makanya gue gitu karena cinta kan harus ada dua rasa yang saling menyayangi untuk menumbuhkan rasa cinta diantara kita. " Jelas Dya. Etdah sok ngerti banget dah soal cinta padahl suka terluka karena cinta.

"Dya gue mau lo tetap sama Bang Ferdi ya, jangan ninggalin dia." Minta Maya dan berharap pada Dya.

"InsyaAllah May kalo Allah berkehendak gue akan bisa mencintai dia karena Allah."

"Yaudah jalanin aja dulu." Sambung Tasya.

"Nikmati prosesnya." Sambung Kayla.

"Bersyukur atas nikmatnya." Sambung Lia.

Lalu mereka bersama-sama mengucapkan 'alhamdulillah' bersyukur atas nikmat Allah SWT yang masih bisa nikmatin bersama-sama sekarang ini.

Dya senang punya teman yang kadang gila sama-sama tapi bisa saling mengingatkan kalau ada yang salah dan selalu mengingatkan dalam hal kebaikan.

Seringkali mereka menasehati Dya untuk berhijab tapi yah gimana lagi Dya yang sifatnya keras kepala seperti itu susah dibilangin. Makanya mereka berharap ada laki-laki baik yang mampu mengubah sikap Dya.

Maaf kan typonya.
Selow update ya.

TBC.

Mendapatkan Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang