Part 1

72 12 1
                                    

"Oh astaga... Gimana nihh, udah telat, PR belum gue kelarin, bisa mampus gue di citak sama pak Hakim" celoteh Kanya di motornya saat sedang dalam perjalanan kesekolah.

Kanya adalah seorang siswa di sebuah SMA, Kanya duduk dibangku kelas 11, dan mengambil program jurusan IPA.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, bel sudah berbunyi, dan pak Hakim adalah guru yang selalu tepat waktu, dan hari ini, jam pelajaran pak Hakim adalah yang pertama, Kanya yang baru saja sampai diparkiran sudah melihat teman- temanya berlarian masuk kekelas dari kejauhan. "Sialan, udah pasti di omelin nih gue"  gumam Kanya seraya melepaskan helmnya.

Kanya berlari dari parkiran dengan kekuatan ekstra yang ia miliki, tanpa peduli ada beberapa siswa dan beberapa kelas yang sedang berolahraga memperhatikannya sambil sesekali tertawa aneh melihat Kanya.

Sesampainya di depan kelas, Kanya yang berusaha menstabilkan detak jantungnya yang memburu, mengetok pintu kelas, dan pak Hakim yang terlihat sedang mengabsen menoleh kearah Kanya dan sedikit membenarkan kacamatanya, dan semua teman- teman Kanya yang ada di kelas itu pun langsung menoleh kearah Kanya.

"Kanya ?! Jam berapa ini kamu baru datang, dan lihat baju sama rambut kamu berantakan, kamu habis dari sawah?" omelan pak Hakim sudah langsung menyerang Kanya yang memang dalam keadaan yang berantakan.

"Ma..maafin saya pak, tapi saya kan baru telat 5 menit, jadi boleh ya saya masuk pak.." bela Kanya dengan muka memelas

Pak Hakim tidak langsung menurut, dia melihat jam tangannya dengan ekspresi menimang-nimang keputusan, "yaudah kamu boleh masuk sekarang, tapi jangan ulangi lagi oke? " pak Hakim buka suara saat setelah beberapa menit dan memperbolehkan Kanya masuk kedalam kelas," makasih pak makasih banyak, saya janji gak akan ulangi" sahut Kanya dengan gaya ala Jepang.

Kanya masuk kedalam kelas dan langsung duduk di samping sahabat yang sudah seperti kakaknya itu, Rahel Cristine.

"Lo dari mana aja, kok bisa lo sampe telat gini?" tanya Rahel saat Kanya telah duduk di kursinya.

"Biasa, sarapan malam gue sampe pagi" jawab Kanya seraya mengeluarkan beberapa bukunya.

"Lo nonton Drakor lagi? Coba gue liat mata lo" Rahel terkejut dan khawatir saat mendengar jawaban dari Kanya, dan menarik sedikit bahu Kanya sehingga Kanya sekarang menghadap ke Rahel

" kan udah gue bilang, batasin tu...."

"mohon perhatiannya anak anak" percakapan Rahel dan Kanya terpotong saat suara Pak Hakim terdengar, dan refleks mereka menghadap kearah papan tulis.

"Baiklah anak-anak sekarang keluarkan buku PR kalian yang bapak kasi beberapa hari lalu" lanjut Pak Hakim.

"oh yaampun masalah apa lagi ini? Lo sih malah ngajakin gue ngomong bukannya ngasiin gue PR Kimia yang kemaren, bisa mampus gue" celoteh Kanya saat mengingat dia tidak mengerjakan PR.

"Kanya." panggil pak Hakim "eh... I-iya pak" jawab Kanya gagu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "mana pekerjaanmu?" tanya pak Hakim, Kanya yang tak tau mau menjawab apa sekarang hanya diam.

"Hei kenapa diam" pak Hakim menepuk pundak Kanya yang sedari tadi hanya diam.

"Eng..enggak pak, em... PR saya.. It...itu...pa.." omongan Kanya terpotong saat pak Pak Hakim memandangnya dengan tatapan marah.

"Jangan bicara seperti anak bayi. Bicara yang jelas!" suara pak Hakim memenuhi ruang kelas itu dan membuat semuanya bergidik ngeri.

"Mana PR kamu Kanya?" tanya pak Hakim yang sekarang dengan nada sedikit agak lembut. Kanya yang takut pak Hakim marah tidak bisa berbicara apa-apa dan hanya bisa menunduk dalam.

Trust Me (Leave And Return) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang