03-

7.3K 364 21
                                    

***

"Apa?" Teriak Nina terkejut. Zahra semakin terisak tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya.

"Angga ngianatin lo gimana? Dia selingkuh?" Tanya Nina, Zahra mangangguk dan bangun dari tidurnya dan duduk di depan Nina.

"Dia selingkuh sama siapa Zahra?" Zahra menyeka air matanya yang mengalir di pipinya lalu memandang Nina.

"Dia pacaran sama Sindy, selama 2 bulan ini.. hiks.. hiks" Nina memeluk Zahra untuk menenangkannya. Zahra menceritakan saat dia memergoki Angga dan sindy yang sedang berduaan.

"Udah, jangan nangis lagi ya.. habis ini kita pulang. Tenangin diri lo.." Nina mengusap punggung Zahra mencoba menenangkan sahabatnya.

"bener-bener si Angga.. gue nggak akan maafin lo Ngga.. lo nyakitin sahabat gue demi cewek jalang kayak Sindy? Brengsek" Batin Nina memandang lurus kedepan, sorot matanya memancarkan tatapan yang membara.

Zahra menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Nina, beberapa saat kemudian dia mulai tenang walaupun ada isakan-isakan kecil.

"Udah, jangan nangis.. cowok kayak Angga emang bajingan. Nggak perlu elo nangisin dia"

Zahra menarik ingusnya agar tidak keluar "yang dulu bilang Angga baik siapa hah? Terus nyuruh gue buka hati buat Angga?" Ucap Zahra yang masih mengatur nafasnya karena terlalu lama menangis.

Nina menggaruk lehernya yang tidak gatal"Ya itukan dulu Zarr.. waktu dia ngejar-ngejar elo. Yaudah.. ayo pulang" Ajak Nina.

"Tapi.. lo nginep ya Nin? Nemenin gue?" Pinta Zahra yang masih belum berhenti terisak.

"Sebenarnya gue ada kerjaan lembur sih.. kalau besok nggak selesai pasti bak boss marah.. tapi sahabat prioritas" Batin Nina berfikir.

"Oke, habis itu tidur ya.. awas nangis lagi" Nina membantu Zahra untuk bangun dan mengantarnya pulang.

Sesampainya di rumah Zahra, Nina membuka pintu rumah Zahra dan tidak ada siapapun di sana. Karena memang Zahra tidak suka ada assisten rumah tangga. Orang tua Zahra juga sedang pergi ke luar kota.

Nina membawa Zahra ke kamarnya lalu menyuruhnya untuk tidur "Istirahat, jangan nangis lagi.. lo mau makan?" Zahra hanya menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya.

"Gue pinjem laptop elo ya?" Nina meninggalkan Zahra yang memejamkan matanya, dia mengerjakan pekerjaan kantornya di ruang tamu rumah milik Zahra.

Mata Zahra terpejam, tetapi ada butiran bening kembali mengalir ke bawah. Dia mulai menangis lagi tetapi dia menahannya agar tidak di dengar oleh Nina.

Saat Nina sedang fokus-fokusnya bekerja lembur, tiba-tiba ada yang mengetok pintu rumah Zahra.

Tok.. tok.. tokk.. !!

Nina berjalan dan membukakan pintu itu, dan menampakan sosok pria yang sudah membuat sahabatnya menangis.

"Ngapain lo disini hah?" Tanya Nina dengan ketus.

"Nin, gue mau ketemu Zahra Nin. Pliss" Ucap Angga memohon kepada Nina.

"Gue udah bilang sama lo, jangan bikin Zahra nangis. Dan sekarang lo bikin dia nangis cuman gara-gara cewek jalang kayak Sindy? Cihh"

Because Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang