***
Tiba-tiba Zahra sampai di sebuah sungai yang jernih, di samping sungai terdapat pohon-pohon yang tumbuh subur membuat udara menjadi sejuk, Zahra ingin turun kebawah sungai untuk merasakan dinginnya air sungai.
Sesudah sampai di pinggiran sungai, Zahra melepas sepatunya dan memasukan kakinya ke dalam sungai. Dia bersandar di bebatuan yang besar menikmati udara yang sejuk dan air sungai dingin yang menusuk kulitnya.
Zahra melamun pikirannya yang kacau bercampur menjadi satu, beberapa minggu ini dia masih belum melupakan Angga. Setiap hari hatinya terasa sakit saat melihat Sindy bersama Angga, dia tidak kuat lagi dan memutuskan melepas karirnya yang sudah dia capai dengan susah payah.
Zahra melamun sampai tidak sadar ada kabut yang tebal mengelilingi daerah sungai, "Zahra!" Panggil seseorang yang sangat familiar di telinga Zahra.
Zahra tersadar dari lamunanya, "Siapa?" Teriak Zahra mencari sosok yang memanggilnya. "Zahraa.." suara itu kembalu terdengar memanggil namanya, Zahra keluar dari sungai itu dan segera memakai sepatu itu.
Setelah selesai Zahra mencari suara itu, suara itu terdengar semakin jelas "Siapa sih? Jangan bercanda dong, keluar!" Teriak Zahra sambil terus berjalan, tanpa dia sadari dia sudah masuk kedalam hutan.
"Zahra, Maafin aku. Aku ingin kita kembali Zahra?" Zahra langsung menoleh ke arah suara itu, dia melihat Angga berdiri dengan raut muka sedih sambil memohon.
"Angga, kamu ngapain di sini?" Tanya Zahra.
"Zahra, kembalilah padaku. Aku mencintaimu Zahra, nggak ada cewek lain yang aku sayang selain kamu!" Untuk beberapa saat Zahra terhipnotis ucapan Angga, Zahra melangkah mendekat lalu dia tersadar sesuatu.
"Nggak! Nggak akan pernah lagi, aku benci kamu Ngga.." Zahra mengambil sebuah batu yang ada di sampingnya lalu mengarahkannya ke Angga, tangan Zahra terhenti saat dia tidak melihat siapa-siapa yang ada di depannya.
"Brengsek, kemana kamu pergi. Kamu jangan mainin aku.. Angga aku benci sama kamu," Zahra mulai menangis dan melempar batu yang ada di tanganya, Dia berjalan mencari sosok Angga tadi yang kemungkinan sudah kabur.
"Angga.. aku benci kamu!" Teriak Zahra lagi semakin kencang, Zahra tidak sadar sedang berada di tepi jurang. Tiba-tiba Zahra terperosok ke dalam jurang, tanganya langsung memegang batang pohon yang masih kokoh.
Untuk beberapa saat dia bisa menahanya, Napas Zahra terengah-engah mata Zahra melihat kebawah, dia sangat takut dan berusaha untuk naik. Seberapa keras dia berusaha tetap tidak ada hasil Zahra tidak kuat untuk naik ke atas.
"Aku nggak mau mati, ugh!" Tanganya semakin sakit menahan cengkraman pada batang pohon itu. Zahra berusaha meminta pertolongan dengan berteriak, tidak ada yang mendengarnya. Batang pohon itu akan patah karena tidak mampu menahan beban Zahra.
"Ayah Ibu, maafin Zahra belum bahagiain kalian." Batin Zahra sambil memejamkan matanya. Sebelum Zahra jatuh ke dalam jurang tiba-tiba ada seseorang yang memegang tanganya, dan berusaha menariknya keluar.
Zahra berhasil keluar dan langsung memeluk seseorang yang menyelamatkan nyawanya, tubuhnya bergetar karena menangis. Seseorang itu terkejut, beberapa saat tubuhnya membatu karena perlakuan Zahra yang tiba-tiba. Setelah sadar tanganya mengusap kepala Zahra untuk menengakannya.
"Sudah, jangan nangis lagi! Kamu kan udah selamat." Zahra melepas pelukanya, mengusap matanya yang kabur karena air mata.
"Zain? Kamu.. "
"Kali ini aku ngikutin kamu, tapi sebelumnya enggak. Aku lagi kerja di sini Zahra." Ucap Zain menjelaskan kesalah pahaman tadi.
"Maafin aku karena nuduh kamu," Kata Zahra sambil tertunduk.
Zain bagkit untuk berdiri dan mengulurkan tanganya kepada Zahra"Sudahlah, ayo kita pergi dari hutan ini. Di sini bahaya." Zahra menerima uluran tangan itu.
Mereka berjalan keluar hutan beriringan, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Suasana canggung seperti ini sangat membuat orang kesal dan bingung.
"Zain?" Panggil Zahra tiba-tiba.
"I..Iya?"
"Kenapa kamu ngikutin aku?"
"Daerah sini bahaya kalau jalan-jalan sendiri, kamu tadi kayaknya kena ilusi dan masuk kedalam hutan karena hati kamu sedang sedih, agak aneh juga sih.. tapi memang begitu kenyataanya!"
"Jadi tadi, suara yang manggil aku itu.."
"Sudah jangan dipikirin, kalau ada orang sendiri mereka memang suka gangguin!"
Zahra ingin mempercepat jalannya tapi tidak bisa karena kakinya terkilir. "Kamu, nggak apa-apa kan?" Tanya Zain mencoba memastikan, Zahra menggelengkan kepalanya.
Bersambung
***
🌾14 Maret 2019🌾
Salam Manis Arek Kediri :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Love [END]
Romance❌WARNING❌ Hanya cerita sederhana, yang mungkin ditulis banyak author 🌾Dilarang plagiat cerita ini, awas dosa. 🌾Cerita asli dari pemikiran sendiri. Zahra Chanissa, saat dia lebih memprioritaskan karirnya, pacar yang dia sayangi dan sudah mengisi p...