19-

4.3K 226 13
                                    

Warning

Ojo baper

😂😂

Warning pokok!!

***

Usai acara pernikahannya, Zahra pamit kepada orang tuanya.

"Zahra, karena rumah kalian belum selesai di renovasi kamu sama Zain tinggal sama Papa dulu."Ucap Om Alzi yang sudah berstatus menjadi mertua Zahra.

"Hah? Aku kira, Zahra bakal tinggal bareng Om Alzi juga!"

"Haih, kok panggil Om sih? Kan Om Alzi udah jadi mertua kamu, panggil Papa dong!" Kata Nissa memberitahu.

"Tentu aja enggak, karena Zain udah nyiapin rumah itu buat istrinya. Tapi masih di renov," Zahra mengangguk sambil tersenyum.

"Ayo kita pulang!" Ajak Om Alzi, Zahra dan Zain berpamitan kepada orang tua Zahra lalu masuk ke mobil yang sudah di siapkan.

Jarak rumah Om Alzi dan tempat resepsi sangat jauh, sehingga membuat Zahra tertidur di dalam mobil. tanpa sadar Zahra tidur di pundak Zain, mereka sampai di rumah Om Alzi.

"Zahra? Ayo bangun, kita udah sampai!" Zain mengoyangkan tubuh Zahra pelan, tapi tidak ada respon. Zahra memposisikan tubuhnya dan merangkul tangan Zain lebih erat.

"Zain, kamu gendong Zahra saja kalau susah di bangunin, Papa masuk ke dalam dulu ya!" Ucap Om Alzi, Zain hanya mengangguk.

Dia menatap wajah cantik Zahra yang masih berbalut make up, walaupun sedikit berantakan Zain masih memandangnya sambil tersenyum, "Cantik!" Pujinya lalu mengecup kening Zahra singkat.

Zain mengangkat tubuh Zahra lalu membawanya ke kamarnya yang terletak di lantai atas, Tanpa Zahra sadari tanganya mengalung di leher Zain, membenamkan wajahnya di dada bidang Zain.

Setelah sampai Zain meletakan Zahra di atas ranjangnya, tanganya yang masih mengalung di lehernya dia lepaskan pelan-pelan. Zain merapikan anak rambut Zahra yang berantakan, betapa beruntungnya dia bisa memiliki istri secantik Zahra.

Karena merasa gerah, Zain mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandinya. Beberapa menit dia keluar dengan wajah yang terlihat segar dan rambut yang basah.

Dia melihat sekikas Zahra yang masih tertidur pulas. "Segitu capeknya ya? Sampai susah di bangunin?" Gumam Zain, dia mulai berbaring di sebelah Zahra dan mengecup keningnya "Terimakasih sudah mau menerima ku!"

****

Zahra mengerjapkan matanya mengusap matanya dan mulai bangun dari tidurnya, dia menatap ke sekeliling ruangan. "Loh? Kok aku bisa di sini?" Gumamnya terkejut, lalu menepuk jidatnya karena lupa dia sudah menjadi istri dari Zain.

Pintu kamar terbuka, "Kamu udah bangun?" Tanya Zain melihat Zahra.

Zahra mengangguk canggung, "Yasudah, cepat mandi. Tadi malam kamu ketiduran jadi lupa bersihin make up. Kamar mandinya sebelah sana, baju kamu udah di pindahin di lemari itu, kalau butuh bantuan panggil aku aja ya!" Ujar Zain sambil tersenyum, Zahra membalasnya dengan mengangguk mengerti.

Dia segera mengambil pakaianya untuk ganti dan masuk ke dalan kamar mandi, saat di kamar mandi Zahra kesusahan membuka resleting gaun yang dia pakai.

"Aduhh.. gimana nih? Aku nggak bisa buka," ujar Zahra kesal, tiba-tiba dia mendengar langkah kaki masuk ke kamarnya, itu pasti Zainudin.

"Apa aku minta tolong dia aja?" Pikir Zahra.

"Aduh, tapi aku malu! Akh, nggak ada cara lain,"Zahra membuka pintu kamar mandinya, dia melihat Zain sedang membelakanginya sambil memegang ponselnya.

"Zain!" Panggil Zahra, Zainudin menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Ya?"

"Bisa bantuin aku nggak?"

"Bantu apa?"

"Bukain ini!" Zahra menujukan punggunya, Zain membuka resleting gaun Zahra, beberapa detik mereka saling terdiam.

"Makasih!" Kata Zahra lalu masuk ke kamar mandi dengan tergesa-gesa, Zain tersenyum melihat tingkah lucu istri barunya.

Selesai membersihkan diri, Zahra turun dari kamar Zain lalu menuju dapur. Dia melihat Zain duduk di meja makan sambil memakan roti.

"Maaf ya! Aku telat bangun, jadi nggak bisa masakin Papa sama kamu." Kata Zahra sedikit menyesal.

Zain tersenyum, "Nggak papa kok, aku tau kamu pasti capek. Ayo sarapan dulu," Zahra duduk di seberang Zain.

"Papa kemana? Udah berangkat ya?" Tanya Zahra.

"Tadi pagi, Papa berangkat ke luar kota ada urusan sama klien,"

"Oohh, Kamu nggak kerja?"

Zain menggeleng, "Aku masih cuti, kamu nggak ingin keluar? Nanti aku antar,"

"Aku boleh tanya sesuatu nggak?" Kata Zahra.

"Boleh, tanya aja!"

"Aku, masih boleh kerja nggak? Soalnya aku masih senang dengan pekerjaan aku," tanya Zahra hati-hati.

"Memangnya kamu kerja apa?"

"Aku jadi designer," Zain diam dan tampak berfikir cukup lama.

Zainudin mengangguk sambil tersenyum, "kalau itu buat kamu senang nggak apa-apa, yang penting jangan lupa tugas kamu saja."

"Aku nggak akan lupa, makasih ya Zain!" Ucap Zahra senang.

"Kapan kamu mulai kerja? Nanti aku antar ke tempat kerja kamu," ucap Zainudin.

"Sebenarnya aku keluar dari kantor lama aku, suasananya udah nggak cocok sama aku,"

"Temanku juga seorang designer, mungkin kalian bisa bekerja sama! Itu jika kamu mau saja." Usul Zainudin.

"Tapi..."

"Tidak apa-apa, nanti aku kenalkan, siapa tau kalian cocok jadi partner!" Ucap Zainudin, Zahra tersenyum.

"Ya sudah, ayo sarapan! setelah itu kita ke kantornya,"

Bersambung

***
Halo, aku nggak lama kan upnya
Cepat kan? Nulisnya
😂😂

🌾🌾7 April 2019🌾🌾

Salam Manis Arek Kediri 😚😚

Because Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang