Zahra menyiapkan perlengkapan Zain untuk berangkat besok lusa, dia menata pakaian yang di pilihnya untuk dimasukan kedalam koper.
"Padahal pakaian Zain bagus, kok penampilanya... !" Batin Zahra masih sibuk memasukan pakaian itu. Zain masuk kedalam kamar dan mendapati Zahra yang bediri sambil melipat pakaianya.
Zain berjalan mendekat dan memanggil namanya "Zahra?" Zahra menoleh, Zain mengulurkan tanganya dan memberi sesuatu kepada Zahra.
Zahra terkejut, "Kaktus?" Zain memberikan tanaman Kaktus kepadanya. Zain mengangguk sementara Zahra menerimanya dengan bingung.
"Kenapa kamu ngasih aku tanaman Kaktus?"
"Karena Kaktus itu tanaman yang kuat saat cuaca panas, aku berharap pernikahan kita bisa sekuat Kaktus di saat suasana panas diantara kita. walaupun kita dijodohkan, aku yakin kita bisa membuat keluarga kecil kita yang bahagia." Ucap Zain membuat Zahra diam menatapnya dengan bingung, lalu tersenyum dan terkekeh geli.
"Kok ketawa? Aneh ya kata-kata aku, maaf aku nggak pernah bilang kaya gini."
Dahi Zahra berkerut, "Maksud kamu nggak pernah bilang kaya gini? Kamu nggak pernah ngomong langsung ke cewek?" Zain hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu nggak pernah nyatain perasaan kamu ke cewek yang kamu suka?" Tanya Zahra lagi dan Zain hanya membalasnya dengan gelengen kepala. Zahra terdiam cukup lama sampai dia mengingat sesuatu.
"Zain, maaf ya sebelumnya."
"Iya? Maaf untuk apa?"
"Kamu mau nggak aku make over? aku nggak malu kok jalan sama kamu, cuman aku nggak suka aja orang lain ngejelek-jelekin kamu."
"Kenapa kamu harus peduli? Aku saja tidak peduli dengan ucapan mereka" ucap Zain yang sebenarnya hanya bercanda.
"Aku nggak peduli sama mereka, aku peduli sama kamu." Ucap Zahra langsung membuat Zain terkekeh.
"Ya sudah, aku nurut kemauan istri cantikku saja." Kata Zain berhasil membuat jantung Zahra berdetak tidak seperti biasa.
"Apa sih, kok kamu jadi tukang gombal sekarang?"
"Baru belajar,"
"Belajar sama siapa?"
"Ada deh, jadi nggak make over aku?" Zahra mendengus sedikit kesal, lalu menarik tangan Zain untuk duduk di tepi ranjang.
Butuh waktu lama untuk merubah penampilan Zain, mulai dari rambutnya, model pakaianya, juga lainnya. Setelah selesai Zahra mengamati penampilan Zain, alisnya berkerut mencari sesuatu yang membuat Zain aneh.
"Ah, aku coba lepas ya kacamatanya? Boleh nggak?" Tanya Zahra meminta ijin.
"Iya boleh, terserah kamu."
Zahra mulai melepas kacamata Zain, dia bisa melihat mata Zain yang berwarna coklat. Dia terpana melihat warna mata itu yang membuatnya terhipnotis. Mata Zain sangat indah menurutnya.
"Sudah selesai belum?" Tanya Zain langsung membuat Zahra tersadar. "Em, sudah kok. Coba liat di cermin." Ucap Zahra.
Zain berdiri di depan cermin dan melihat penampilanya, dia cukup terkejut saat melihat penampilanya yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Sementara Zahra terlihat seperti salah tingkah karena menatap mata Zain saja mampu membuatnya seperti ini. Sungguh aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Love [END]
Romance❌WARNING❌ Hanya cerita sederhana, yang mungkin ditulis banyak author 🌾Dilarang plagiat cerita ini, awas dosa. 🌾Cerita asli dari pemikiran sendiri. Zahra Chanissa, saat dia lebih memprioritaskan karirnya, pacar yang dia sayangi dan sudah mengisi p...