~Mina POV~
"Baiklah kalau anda setuju dokter Myoui, anda akan berangkat 2 hari lagi." ucap Pak Yakuzi kepala direktur rumah sakit tempatku bekerja.
"Iya, terimakasih pak. Kalau begitu saya permisi." ucapku kemudian meninggalkan ruangan kepala direktur.
Setelah selesai menjalani masa kuliahku, aku bekerja di Kyoto Internasional Hospital. Salah satu rumah sakit terbesar di Jepang. Setelah hampir 5 bulan bekerja, aku langsung dipindahkan ke salah satu rumah sakit yang berada di Seoul.
Pak Yakuzi bilang, disana membutuhkan dokter dengan keahlian seperti ku. Dan ia merasa aku adalah orang yang tepat, ia sangat percaya padaku karena pekerjaanku, terlebih aku sudah mengenal lama Pak Yakuzi karena ia adalah sahabat dekat mendiang ayahku. Tanpa fikir panjang ia langsung bertanya apakah aku menyutujui nya atau tidak.
Aku membutuhkan waktu beberapa hari untuk berfikir sampai akhirnya aku menyutujui perihal kepindahanku. Ku fikir tidak ada salahnya jika aku bekerja disana, toh dulu aku pernah tinggal disana walau tidak lama. Jadi aku yakin, tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi disana.
~~~~~~~~~~
Sudah 2 bulan sejak aku pindah kesini. Suasana Seoul tidak jauh berbeda dengan Kyoto. Sama-sama ramai, tak perduli pagi, siang atau malam.
Aku dipindahkan ke rumah sakit YooSwoul Hospital, rumah sakit ini sama besarnya dengan rumah sakit tempat ku bekerja dulu. Tetapi disini aku jauh lebih sibuk karena ternyata ini adalah rumah sakit baru dan masih kekurangan tenaga medis. Aku hampir tidak bisa istirahat karena pasien yang tidak ada henti-hentinya datang.
~~~~~~~~~~
"Dokter, ada pasien yang baru saja mengalami kecelakaan." ucap Tzuyu salah satu suster rumah sakit ini.
See? Baru saja aku hendak memasuki ruanganku untuk beristirahat sebentar, sudah ada lagi saja pasien yang datang.
Tanpa fikir panjang, aku langsung lari menuju ruang UGD disusul dengan Tzuyu dibelakangku.
"Apakah lukanya cukup parah Tzuyu-ssi?" tanyaku disela-sela lari dadakan kita.
"Tidak terlalu parah dok, tapi kakinya terlihat cukup mengalami cedera." jawab Tzuyu yang ternyata sekarang sudah berlari disampingku, jangan lupakan kaki panjangnya Tzuyu, tak heran ia bisa berlari dengan cepat.
Saat sampai di UGD aku langsung melihat pasien tersebut.
DEG!
"N-nayeon-ah?" ucapku susah payah.
Apa yang terjadi padamu Nayeon?
Kenapa bisa seperti ini?
Aku memang mengharapkan untuk bertemu lagi denganmu, tapi bukan dalam keadaan seperti ini!"Dokter, apa dokter baik-baik saja?" tanya Tzuyu menyadarkan fikiranku.
"Dokter?" ucap Tzuyu lagi.
Dengan gemetar, aku mulai memeriksa Nayeon. Ku bersihkan bekas darah di kepala dan kaki kirinya, mungkin kepala dan kakinya terbentur lumayan keras akibat kecelakaan itu.
"Dokter, jika dokter tidak sanggup aku akan memanggil dokter lain. Kamu terlihat pucat dok, dan tanganmu bergetar." ucap Tzuyu lagi, sepertinya ia menyadari keanehan sikapku.
"Aniyo, gwenchanha." ucapku.
"Dia sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat." ucapku setelah selesai membersihkan luka Nayeon pada Tzuyu dan satu suster lainnya.
"Dan, pindahkan ia keruang rawat yang terbaik." lanjutku.
"Baik dok." ucap Tzuyu dan suster lainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/172605620-288-k107610.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Never Change
Romance"Ada hal yang tidak bisa terpisahkan, walau dipisahkan secara terpaksa. Seperti- Kau dan aku? Ck, terlalu kuno untuk disebut takdir, bukan?"