~Mina POV~
Kita sedang duduk sambil menonton drama, aku tidak tahu drama apa yang sedang kita tonton sekarang, akhir-akhir ini aku jarang menonton tv.
Nayeon duduk sedikit berjauhan dengan ku, sejak sarapan tadi, kita hanya saling diam. Ntah karena menikmati makanannya atau tidak ada topik pembicaraan, aku tidak tahu.
"Bagaimana dengan kaki mu?" tanyaku memulai pembicaraan.
Ia mengalihkan pandangannya padaku.
"Aku sudah baik-baik saja, kamu bisa lihat sendiri." jawabnya sambil mengayunkan kaki nya.
"Aku bahkan bisa mengangkat mu kalau kamu mau." lanjut nya.
Aku memutar bola mataku.
"Apa kamu tidak percaya?!"
Aku tidak menjawabnya.
"Baiklah kalau begitu." ia begumam.
Nayeon berdiri dan melangkah mendekatiku.
"Yah, apa yang akan kamu lakukan?!" tanyaku sedikit panik.
"Jangan mendekat atau aku-"
Belum sempat melanjutkan ucapanku Nayeon sudah berada dihadapanku, ia mengarahkan tangan kanannya pada tengkuk leherku dan tangan kirinya pada belakang lututku.
Ige mwoyaa?! Apa dia gila?! Ia benar-benar mengangkatku!
Ku lihat wajahnya sedikit meringis, tak lama kekuatan kaki nya melemah dan . . .
Bruk!
"Awh!" keluhku saat badanku tepat mendarat pada sofa.
Ah, syukurlah aku terjatuh ke sofa empukku ini. Tapi tunggu, kenapa aku seperti tertimpa beban? Ugh ini berat!
Aku membuka mata ku perlahan, seketika aku menahan nafas.
Kau tahu? Wajah Nayeon tepat berada didepan wajahku! Bahkan hidung kita bersentuhan! Dan lebih parahnya, badannya pas berada diatasku. Maksudku, badan kita menempel! Oh Tuhan posisi ini membuatku, ah ntahlah aku tidak tahu harus berucap apa.
Nayeon sedikit memundurkan wajahnya, tetapi tetap tidak memutuskan pandangannya pada mataku. Namun lama kelamaan, kulihat arah bola matanya bergerak turun dari mataku menuju hidung kemudian . . Oh Tuhan! Ia menatap bibirku!
Nayeon kembali mendekatkan wajah nya. Aku tidak tahu bagaimana ekspresi ku sekarang, wajahku pasti sudah sangat memerah.
Ah tidak, ini tidak benar!
Aku menutup mataku kemudian;
.
.
.
.
.
.
."YAAAHHHH!!!" Aku berteriak sambil membekap bibirnya dengan tanganku dan menjauhkan wajahnya.
Ugh, hampir saja.
Aku belum membuka kedua mataku, dan tanganku masih membekap bibirnya. Kurasakan tanganku sedikit bergerak dan terdengar suara tertawa. Siapa yang tertawa? Aku membuka mataku perlahan.
Ternyata Nayeon sedang terkikik. Aish, apa yang lucu?
Nayeon memegang tanganku dan melepaskan dekapannya dari bibirnya.
"Wajahmu sangat memerah." bisiknya sambil tersenyum lebar.
Ck, menyebalkan!
Aku mengalihkan pandanganku kemudian melepaskan tanganku yang masih digenggam nya.
"Kamu marah?" tanya nya sambil mengarahkan wajahnya kedepan wajahku.
Aku mengalihkan pandanganku lagi kearah lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/172605620-288-k107610.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Never Change
Romance"Ada hal yang tidak bisa terpisahkan, walau dipisahkan secara terpaksa. Seperti- Kau dan aku? Ck, terlalu kuno untuk disebut takdir, bukan?"