~Nayeon POV~
Sudah seminggu sejak kecelakaan itu, kejadian yang mungkin bisa ku katakan 'bencana yang menguntungkan'. Kaki ku sudah bisa ku gerakan walau sedikit, untuk berjalan tentu saja belum bisa.
Setelah seminggu ini, Jihyo sudah kembali bekerja, akupun begitu, tetapi aku tetap di rumah sakit karena dokter belum membolehkan ku pulang. Aku hanya menandatangi ataupun memeriksa berkas-berkas yang dibawa Jihyo dari perusahaan, dan sedikit mengerjakan tugasku yang lain melalui laptopku.
Mengenai Mina, aku selalu mencoba dengan keras untuk berbicara dengannya. Tetapi apalah daya, ia selalu mencoba untuk menghindar. Itu sedikit membuatku sedih, tetapi tak apa, aku mengerti keadaannya dan itu tak akan membuatku gentar.
----------
"Annyeong, siang Nayeon-ah~" ucap Jihyo.
Jihyo selalu datang pada jam makan siang, membawakan ku makanan dan memakannya bersama. Ia juga masih menginap menemaniku disini setelah pulang bekerja. Ia benar-benar sahabat terbaikku.
"Annyeong. Wah~ apa yang kamu bawa?? Pesananku??" tanyaku antusias melihatnya membawa sekotak besar makanan.
"Tentu saja makanan favorite mu, tetapi jangan berisik, ini sedikit pedas. Aku tidak mau jika dokter datang dan memarahiku karena membelikanmu makanan seperti ini. Lain kali jangan meminta ku membelikan ini lagi." seru Jihyo.
"Neee~ Gomawo Jihyo-yaa~!!!" ucapku kemudian langsung menyambar makanan yang diberikan Jihyo.
"Pelan-pelan, nanti tersedak." ucapnya.
"Hm." jawabku.
----------
"Bagaimana keadaan diperusahaan?" tanyaku setelah selesai makan.
"Seperti biasa, tetap kondusif dan lancar-lancar saja. Hanya saja aku sedikit kewalahan menerangkan pada beberapa klien karena harus menunda jadwal pertemuan denganmu," jawabnya.
"Ah bagus kalau begitu, kamu memang benar-benar bisa ku andalkan." ucapku sambil mengacungi 2 jempol kemudian tersenyum menunjukkan gummy smile paling menawanku.
"Aku tahu itu." jawab Jihyo dengan percaya dirinya
"Dan lagi, ditambah dengan para karyawan yang tak lelahnya memberiku pertanyaan bagaimana keadaanmu dan kapan kamu mulai masuk bekerja." serunya melanjutkan.
"Ah~ para karyawan merindukan atasannya yang mempesona ini ternyata." jawabku seraya tersenyum lebar.
"Aish, percaya diri sekali." ucapnya sedikit memanyunkan bibirnya, kubalas dengan sedikit tawa.
"Ini beberapa berkas yang harus kamu periksa, dan tanda tangani beberapa." ucapnya kemudian memberikan berkas-berkas itu padaku.
"Ah iya, aku hampir lupa kalau Nona Minatozaki akan datang menjengukmu besok, ia menghubungiku tadi pagi, kamu mengingat dirinya bukan?" tanya Jihyo setelah merapikan kembali berkas-berkas yang sudah ku periksa.
"Tentu saja aku ingat, CEO dari Minato Group itu kan?" jawabku.
"Ya, ia bilang akan datang bersama Chaeyoung sekertarisnya. Dan ia juga ingin meminta maaf padamu karena pada saat itu ia tidak bisa datang dan tidak memberitahumu sama sekali." jelasnya lagi.
"Sebetulnya itu bukan masalah besar, tapi tak apa, aku juga ingin bertemu langsung dengannya." kataku.
"Hm." jawabnya singkat sembari mengangguk.
"Aku harus kembali, kamu tahu sendiri beberapa hari ini pekerjaanku sedikit lebih banyak." lanjutnya kemudian merapikan barang-barangnya.
"Hm, maafkan aku selalu merepotkanmu." jawabku sedikit dibuat menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Never Change
Romantik"Ada hal yang tidak bisa terpisahkan, walau dipisahkan secara terpaksa. Seperti- Kau dan aku? Ck, terlalu kuno untuk disebut takdir, bukan?"