[COMPLET]
WARNING⚠️: yaoifanfic/NC 21+
-
Baekhyun tidak mengerti takdir apa yang tengah ia jalani dan rencara apa yang tengah dipersiapkan oleh tuhan akan garis hidupnya bersama 11 orang dengan hati yang telah mati.
CHANBAEK⚠️⚠️⚠️
All member exo...
Just for fun!!! Jika kalian tidak suka, kalian boleh tekan tanda panah di sebelah kiri. Saya tidak mau berharap hanya karna 1 readers. Terimakasih:)))
Maaf jika masih ada typo:')
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perubahan dimemsi waktu, setiap perguliran waktu yang semu menjadikan mereka para pendarah semakin meraja rela. Layaknya lintah, mereka menghisap tanpa meninggalkan barang setetespun.
Aku hidup dengan waktu dan takdir, waktu yang menentukan takdirku dan takdir yang menyita waktuku. Terdengar begitu sederhana, namun kesederhana itulah yang membuatku hidup namun terasa mati.
Setiap tetes air mata yang ku tumpahkan, bukanlah sebuah bentuk dari perasaan yang aku rasakan kala itu. Bagaimanapun bentuknya, aku cukup bersyukur karna satu hati yang aku miliki. Dunia yang luas dengan berbagai kerumitan di dalamnya, bagaikan gelombang air pansang laut yang surut, aku ditarik pada satu pusat yang mengharuskan ku menyerahkan semua yang aku miliki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namaku Byun Baekhyun, orang-orang di sekitarku sering memanggilku baekhyun. Saat ini aku berusia 25 tahun, aku tidak memiliki saudara bahkan kedua orang tua ku baru saja pergi jauh dengan meninggalkan setumpuk hutang yang begitu melimpah.
Jika kalian berfikir bahwa aku terbebani akan semua yang terjadi saat ini, kalian salah. Aku pria yang dilatih untuk berprilaku layaknya orang yang tidak memiliki hati, aku hidup dengan raga namun tidak memiliki jiwa.
Semuanya bermula saat aku di lahirkan, mungkin karna itu ayah dan ibu ku tidak pernah akur saat mereka bertemu. Aku hanya bisa mendengar kata
"Kau adalah ayah dari anak yang terkutuk!" Dari mulut ibuku dan
"kau wanita yang melahirkan anak dengan kutukan sebagai jalan hidupnya!" Kata itu keluar dari mulut ayahku sendiri.
Entah perasaan dari mana, namun hatiku terasa sakit setiap kali kata-kata itu keluar dari mulut mereka. Mungkin dari sejak itu aku terbiasa dengan hidup tanpa adanya hati dalam organ tubuhku.
Hari ini aku memulai segalanya seperti hari-hari sebelumnya, aku memiliki pekerjaan tidak hanya di satu tempat. Di pagi hari aku akan mengajar di sebuah taman kanak-kanak, berlanjut di siang hari aku akan pergi ke sebuah restorant ayam goreng yang tentunya tempat kerja ku selanjutnya. hingga pada malam hari aku akan pergi ke club untuk bekerja sebagai pelayan, di sana aku akan melayani tamu yang membutuhkan jasa seperti membantu mereka untuk mengambil ataupun menuangkan minuman ke gelas yang telah kosong.