PART 7 : DI MALL

36 7 0
                                    

                           🌼🌼🌼

Ara mengedarkan pandangannya ke luar mobil. Mata Ara tertuju pada kaca spion mobil Rafa. Dia meyipitkan kedua matanya ke arah spion mobil. Mobil jazz kuning mengikuti mobil Rafa. Ara tahu siapa pemilik mobil itu. Astrid.

"Ngapain lihatin spion?", Rafa pun ikut melihat spion. Rafa sadar bahwa kini mobilnya di ikuti oleh orang.

"Siapa sih yang ngikutin.", pekik Rafa.

"Astrid."

"Ngapain tu kecebong-kecebong ngikutin kita? Kurang kerjaan."

"Ya, paling kepo."

Rafa mnginjak gas, dan mempercepat laju mobilnya. Kini mobil Astrid sudah tidak kelihatan lagi. Rafa pun bernafas lega.

Drrttt....drrrttttt......

"Ra, handphone lo bunyi tuh.", Ara segera membuka ponselnya.

                     Ranya ingusan.

Woy kupret, lo dimana?

Kenceng banget tu anak kalau nyetir🙅

Gue kehilangan jejak tahu🙅

Kasih tahu gue, sekarang lo dimana?

Kupret, jangan di read doang.

Anjay.

Ara hanya membaca pesan dari Ranya. Malam ini Ara ingin bersenang-senang tanpa gangguan kedua sahabatnya.

...

"Aksa!"

Aksa melirik siapa yang datang dan masuk ke kamarnya. Kini matanya kembali lagi fokus pada gamenya dan mengabaikan orang yang masuk ke kamarnya.

"Ayo main!"

"Males."

"Ayo lah, jangan ngejomblo dalam kamar kayak gini."

"..."

"Diem bae lo!"

Cowok berambut hitam kecoklat-coklatan ini menarik dan melemparkan game Aksa ke kasur.

"Cepet ganti."

"Gak usah maksa gue."

"Ayo! Siapa tahu kita nemu jodoh."

Aksa pun mengikuti omongan sahabatnya. Jovi. Aksa membuka lemari pakaiannya, dan mengambil kaos lengan pendek warna navy.

"Udah ayo!", pekik Aksa. Jovi dan Aksa menuruni tangga menuju lantai satu. Aksa mengambil kunci mobilnya di meja kecil dekat televisi ruang keluarga. Mereka berdua berjalan menuju bagasi mobil. Aksa pun segera melajukan mobilnya.

"Kemana bro?", tanya Jovi memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Lo yang ngajak, kok lo yang tanya.", kata Aksa datar.

"Lo jadi cowok jangan dingin-dingin napa sih."

"Makanya jomblo, ngomong sama sohib sendiri aja datarnya kayak aspal, apa lagi sama gebetan.", omel Jovi.

Aksa tidak mengubris omongan Jovi, dia memlihi untuk fokus menyetir.

"Kita makan aja deh, di mall yang seperti biasanya.", Aksa hanya berdehem. Jovi mengelus-elus dadanya, dia heran dengan sahabatnya ini, dingin banget, kalau ngomong singkat kali padat dibagi jelas ditambah datar dan dikali ketus.

...

Mobil Rafa terpakir rapi. Rafa dan Ara segera turun. Mereka masuk ke dalam mall yang biasa mereka kunjingi. Dua menit setelah mobil Rafa terpakir, mobil Aksa datang dan terparkir di samping mobil Rafa. Jovi dan Aksa turun dari mobil, dan masuk ke dalam mall.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang