Perlawanan

2.9K 138 2
                                    

Bukan Naruto namanya jika dia tidak bisa memulihkan lukanya dengan cepat. Sore itu, setelah dia sadar dipagi harinya, Naruto sudah bersiap di kantor hokage bersama Sai, Shikamaru, dan Sakura. Sasuke juga terlihat lebih awal datang menemui Kakashi.
Sang rokudaime hokage menatap mata para kunoichi hebat tersebut dalam. Dia menghela nafas. Kemudian dengan suara tegas nya dia memberikan sebuah misi.
"Aku . Kakashi Hatake. Memberikan misi pada Naruto , shikamaru, sai, dan sakura untuk mencari keberadaan Hinata Hyuga dan membawanya kembali dengan selamat ke Konoha. Sedangkan kau Sasuke... kau tetap disini untuk berjaga, apabila Konoha mendapat serangan susulan. Kita tidak tau musuh kita siapa. Sepertinya saat ini Konoha juga sedang terancam. Apa kalian mengerti? "
"Dimengerti" jawab mereka serentak.
"Shikamaru, kau jadi kapten dalam tim ini. Aku mengandalkanmu."
"Haik. Hokage-sama" sahut Shikamaru tegas. Mereka pun segera bergegas menuju gerbang desa. Sai menggambar beberapa elang besar dengan choju giga..dan mereka terbang diatas elang tersebut mengikuti jejak yang ditinggalkan boneka tersebut.
Ditempat lain.. Hinata yang masih dibawa berlari oleh boneka itu perlahan membuka matanya. Dia sadar dan bisa merasakan tubuhnya terguncang dan sakit dibagian dadanya. Sayangnya.. boneka itu mencengkramnya begitu kuat. Dia tidak bisa bergerak. Kesadaran Hinata memang belum kembali seutuhnya. Terkadang dia memejamkan matanya menahan rasa sakit dan membukanya kembali dengan sangat lemah. Dia sadar bahwa boneka itu berlari di dalam gua..kemudian masuk ke sebuah kolam yang sangat besar. Anehnya.. begitu dia memasuki air, tubuhnya tidak merasakan basah. Bahkan dia bisa bernafas didalamnya. Boneka itu semakin jauh membawa Hinata menyelam sampai ke dasar kolam. Kemudian dia melihat seperti ada kolam lain dengan warna air berbeda seperti sebelumnya. Disekitarnya pun terdapat gelembung gelembung besar. Sesekali Hinata menatap gelembung itu. Aneh..gelembung itu memperlihatkan bayanganya saat masih kecil..remaja..bukan. Itu bukan bayangan. Melainkan kenangan yang Hinata miliki. 'Apa ini genjutsu' batin Hinata. Dia terus mengamati.. sampai dia berada di ujung gua tersebut. Saat melihat sinar matahari, Hinata yang sudah sadar sejak tadi mengumpulkan semua energinya dengan susah payah. Badanya sampai bergetar dan kemudian ..
"Hakkekusho Kaiten" tubuhnya dengan perlahan bis bergerak. Boneka itu menunduk melihat hinata. Hinata bisa mengeluarkan tanganya dari tubuh boneka besar itu dan kemudian dia melakukan putaran Kaitten. "Ssiiiiiiiing" dalam sekejap saja, tubuh boneka itu seperti dimasukkan ke mesin penggiling. Hinata berdiri sambil bergetar .
"Chakraku.. rasanya chakraku sedikit sekali" gumam Hinata lirih. Dengan susah payah dia berlari menuju cahaya tersebut dan berhasil. Dia ada diujung tebing yang sangat tinggi. Matanya membulat sempurna. dia terlihat begitu bingung.
"Ini dimana?" Gumamnya.
Tempat ini terasa begitu aneh. Dibawah tebing itu ada semacam perkotaan. Rumah berjejer dan beberapa pohon. Namun keliatanya disana sangat sepi. Dia menggunakan byakugan nya. Namun, tiba tiba dia terduduk lemas.
"Byakugan ku terbias". Ucapnya lirih. Dan yang paling membuat Hinata heran.. dia melihat pulau dari atas tebing ini. Namun pulau itu, melayang. Ya. Melayang di udara.
Hinata berjalan menyusuri tebing. Dia tidak membawa peralatan ninja apapun. Tidak ada kunai, shuriken, ataupub kertas peledak. Dia masih menggunakan pakaian saat dia diserang. Jaket tipis yang mulai terkoyak disana-sini sehingga kaos tanpa lengan yang ia pakai dibaliknya terlihat, dan rok dengan panjang selutut. Bahkan dia memakai sendal santai nya, bukan sepatu ninja. Hinata mendengus merutuki dirinya sendiri.
" pakaian ini akan susah untuk bertarung"
Setelah beberapa lama, hinata sampai diperkotaan itu. Matanya terus waspada memperhatikan sekeliling karena dia tidak bisa menggunakan byakuganya. Dia berjalan perlahan namun mantap hingga dia merasa ada pergerakan dibelakangnya. Saat dia menoleh, sebilah tongkat tajam seperti milik Pain mengarah ke perutnya. Secepat kilat Hinata menangkis tongkat itu. Terlihat didepanya berdiri beberapa wanita dengan wajah yang mengerikan. Gigi-gigi mereka begitu lancip. Mereka tersenyum dengan mata terpejam memperlihatkan deretan gigi yang mengerikan itu. Dari bentuk mulutnya, Hinata tau bahwa itu adalag boneka.
"Lagi-lagi boneka." Pikirnya.
Boneka itu ada banyak. Mereka menyerang Hinata tanpa ampun. Mereka melemparkan berbagai senjata ke arah hinata. Hinata dengan lincah bisa menangkisnya dan membalas mereka dengan pukulan pukulan Hakke Kuso andalanya . Beberapa boneka terpental dan hancur. Namun boneka lain terus bermunculan. Beberapa kilatan cahaya ungu milik Hinata terlihat mewarnai pertarungan tersebut.
"Uuuugh" hinata meleguh saat salah satu senjata otu menusuk perut bagian kirinya. Dia tak mau kalah begitu saja. Dia merasa sendirian disini. Tak ada yang bisa mendengar Hinata jika dia berteriak minta tolong sekarang. Dia terus melawan. Membuat chakranya semakin sedikit dan tak terhitung goresan luka ditubuhnya. Darah menetes dari beberapa bagian tubuhnya. Hingga akhirnya..
Boneka terakhir pun telah hancur terkena pukulan Hinata. Sepertinya yang kali ini, boneka boneka tersebut tidak bisa menggunakan ninjutsu. Dia terkulai lemas . Perutnya terasa begitu sakit. Hinata menekan luka itu supaya tidak mengeluarkan darah. Dia melepas jaketnya dan mengikatnya mengitari perut untuk menutupi lukanya. Tubuhnya penuh dengan goresan. Ditempat lain, seorang pria dengan warna rambut putih memandangi sebuah gelembung besar. Bibirnya terangkat. Tersenyum jahat.
"Kau sangat kuat sayang. Sebentar lagi aku akan menjemputmu"
Gumamnya. Setelah itu dia tertawa keras memenuhi seluruh sudut ruangan tersebut.

naruhina "on the moon" (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang