Naruto berlari kencang mencari Tsunade ketika Hinata membuka matanya. Tsunade memang pernah berpesan, panggil dia ketika Hinata sadar. Tsunade datang bersama Sakura dan beberapa dokter. Hiasi dan Naruto mundur, memberikan ruang.
"Kau hebat hinata..tubuhmu dengan cepat menyatu dengan chakra baru itu. Padahal sebelumnya chakra mu habis." Ujar Tsunade sambil membenarkan selang infus hinata.
"Kau harus banyak beristirahat.. tinggalah disini beberapa hari lagi dan chakramu akan kembali pulih." Sambung Sakura.
Hiasi menatap kawatir putrinya. Matanya sayu, terlihat begitu sedih dengan kondisi Hinata. Seakan memahami hal itu, Hinata meraih wajah sang ayah disampingnya.
"Aku tak apa ayah.. aku benar benar merasa lebih baik." Ucapnya lemah.
Hiasi tersenyum. Dia selalu mengerti bahwa putrinya adalah gadis sempurna yang selalu kuat menghadapi banyak hal. Naruto agak berdebar melihat Hinata telah sadar. Dia teringat perbincangan sebelumnya tentang pernyataan cintanya.. ya kali itu Hinata hanya mengangguk tanpa memberikan jawaban. Tapi Naruto sangat yakin bahwa dia menerima nya. Hanya saja, sekarang dia kawatir kalau pemikiranya itu salah.. dia mengacak pelan surai pirangnya.. ingin rasanya dia mengatakan kembali pada Hinata tentang perasaanya. Tapi sepertinya waktunya belum tepat.
Tsunade mengerlingkan matanya pada Sakura. Dia berpikir ini waktu untuk anak dan ayah tersebut saling berbicara
Sakura dan Naruto pun mengangguk. Meskipun Naruto agak jengkel karena dia masih merindukan Hinata.
Semalaman ini Naruto hanya berguling-guling diatas tempat tidur nya. Jika hari telah pagi, dia akan segera berlari kerumah sakit menemui Hinata. Perasaan nya benar-benar bergemuruh, hingga sinar fajar muncul dia masih belum bisa tertidur.
.
.
Naruto menautkan resleting jaket hitamnya. Memegang pelindung kepala konoha dan bersiap memakainya. Tapi niatnya berubah ketika berkali-kali dia menatap cermin. Pelindung kepala itu keren untuk bertarung. Bukan mengunjungi gadis.
Dia berjalan santai membawa seikat bunga lili. Hatinya berdebar.. sampai dia sendiri mematung ketika sudah ada di depan pintu ruangan Hinata.
"Cekleek"
Pintu terbuka sebelum Naruto menyentuhnya. Dia terkejut melihat sosok jounin jenius penerus hyuga ada didepanya.
"Kenapa malah diam disitu?" Tanya Neji.
"Anoo.. aku hanya.. hanya.." Naruto tergagap.
"Aku menunggumu" sahut Neji. Tangan nya menggenggam bahu Naruto.
"Terimakasih banyak. Telah membawa pulang adiku. Aku tak tau apa yang terjadi jika saat itu tidak ada kau disana". Mata Neji mulai berkaca tipis. Pandanganya menatap lurus saphire biru Naruto.
"Aku yang minta maaf. Tidak bisa melindungi Hinata" Naruto kembali diterpa rasa bersalahnya.
"Tidak tidak... justru aku yakin, selama kau ada disisinya, dia akan baik baik saja".
"Neji.. aku..maaf kan aku.. aku..."
.
.
Hening
.
.
"Aku mencintai Hinata. Aku mencintai adikmu"
Neji tesenyum tulus.
"Dia pun mencintaimu.."
Naruto tersentak. Namun pandanganya kembali tertunduk.
"Neji nee.. "
Mereka berdua terkejut dengan suara wanita yang sedang terbaring di dalam ruangan tersebut. Hinata memanggil Neji. Neji pun masuk sambil memberikan isyarat pada Naruto untuk mengikutinya.
"Naruto kun..." Hinata agak terkejut.
"Hinata.. bagaimana keadaanmu?" Tanya Naruto. Rona merah muncul di kedua pipinya.
"Aku..aku baik-baik saja Naruto kun" Hinata pun tak luput dari rona merah karena gugup.
Neji menyadari keberadaanya hanya akan membuat canggung suasana diantara mereka berdua. Dia pun pergi dengan beralasan akan menemuai Kakashi dikantornya. Hinata sempat mencegah. Namun Neji hanya mengangguk seolah - olah berkata semua akan baik-baik saja. Sepeninggal Neji, Naruto dan Hinata hanya saling menunduk dan diam. Hinata merasa tak nyaman karena dia berbaring saja. Dia memutuskan untuk beralih posisi menjadi duduk. Agak kepayahan, Naruto pun dengan sigap meraih tubuh Hinata dan membantunya duduk.
"Hinata.. aku membawa bunga lili untukmu."
"Terimakasih Naruto kun" hinata menerima buket bunga tersebut dan menciumnya sesaat. Matanya terus tertuju lada bunga putih yang indah itu.
"Kau selalu membawakan bunga untuku Naruto kun"
"Aah itu.. bukankah kau suka bunga _ttebayo? Aku tak tau harus membawa apa."
"Aku suka sekali.. melihatnya saja membuat ku tenang"
"Syukurlah.. bunga apa yang kau suka?"
"Semuanya yang kau bawakan aku suka. Bunga Matahari, mawar, lavender, kemudian Lili."
"Baguslah.. berarti aku tak salah pilih.. eh, tapi tunggu.. bagaimana kau tau aku membawakan bunga-bunga itu kesini? Kau bahkan selalu tertidur setiap kali aku datang. Apa seseorang menceritakan padamu?"
"Tidak Naruto kun. Mataku terpejam. Aku bahkan merasa terlalu lemah untuk membuka mata saat itu. Tapi telingaku mendengar. Semua ucapan mu. Semua celotehanmu selama kau disamping ku. Aku mendengar semuanya."
Hening sejenak. Mata Hinata menatap lembut keaeah Naruto yang terlihat gugup. Naruto terpesona oleh mata seindah rembulan yang memancarkan aura kelembutan. Tangan Hinata dengan bergetar bergerak maju.. menyentuh pipi dengan 3 garis tipi mikik Naruto. Senyumnya sangat menawan. Mungkin jika Naruto tak dapat mengendalikan diri, air liurnya bisa menetes. Hinata mengambil nafas dalam dan memejamkan matanya sejenak. Dia mencoba menenangkan dirinya juga yang terlihat mulai gugup.
"Naruto kun....aku..aku..mencintaimu".Mata Naruto membola sempurna. Dia merengkuh tubuh lemah Hinata dalam pelukanya. Tidak tidak.. bukan hanya Hinata Naruto pun sangat mencintainya. Dia merasa sangat bodoh karena tidak menyadarinya dari dulu dan mengejar-ngejar cinta Sakura. Bukan Sakura.. Hinata lah.. satu-satu nya wanita yang Naruto inginkan untuk menemaninya.. menghabiskan waktu denganya.. membangun keluarha denganya. Bodoh. Naruto merasa sangat bodoh.
Pelukan itu semakin erat. Sudah tidak perlu kata apapun lagi bagi Naruto dan Hinata.. yah. Perasaan mereka sudah tersampaikan. Perasaan yang di bendung begitu lama.. akhirnya tersampaikan..
"Terimakasih.. Hinata"
![](https://img.wattpad.com/cover/176870569-288-k618675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
naruhina "on the moon" (End)
FantasyHinata yang diculik Toneri Ootsuki membuat Naruto geram dan mengejar hinata sampai ke bulan. bagaimana nasib hinata selanjutnya ya ???cerita ini terinspirasi dari Naruto : The Last ya minna ... cuma di ganti ganti dikit .