Naruto

4.1K 203 4
                                    

Naruto Pov

Malam ini cukup dingin. kepulan kepulan uap keluar dari mulutku berkali-kali. Aku mempercepat langkahku menuju Ichiraku, tempat makan favoritku sejak aku kecil. Dulu aku sangat menginginkan bisa dianggap oleh warga desa. saat itu, hanya paman pemilik ichiraku ini yang selalu memperhatikan ku. Keadaan sudah berbalik sekarang, tadinya aku dikenal sebagai Jinchuriki Kyubi dan sangat dibenci di Konoha. Namun saat ini, siapa yang tak mengenalku.. Naruto Uzumaki sang pahlawan dunia. Setidaknya sebutan itu yang selalu aku dengar setiap kali aku melewati kerumunan.

"ah.. naruto. Kau sedikit terlambat untuk makan malam" sapa paman ichiraku.

"hnnn.. aku agak tidak bersemangat hari ini paman." jawabku sambil duduk di kursi. Paman ichiraku itu pun langsung bersiap membuatkan ramen ku. ya.. tak perlu ku pesan pun, dia sudah paham apa pesananku.

"Apa yang membuat sang pahlawan kita ini tidak bersemangat ? apa masalah wanita?" goda sang paman padaku. aku mendengus kesal. Teringat gadis yang baru saja menyatakan cintanya padaku tadi.

tiba-tiba ada seseorang duduk disebelahku sambil berteriak lantang ..

"itu tidak mungkin paman.. sekarang ini Naruto adalah idola desa." Kiba menepuk bahuku dengan keras dan kasar.

"Kiba ... !! Shino ...! kalian mengagetkanku ttebayo" dengusku kesal.

"lagi-lagi kau menyebut nama Kiba dahulu. Bukan namaku. padahal aku juga ada disampingmu. Kau memang sudah melupakan aku Naruto." ucap Shino datar. tiba - tiba muncul aura hitam disekeliling Shino yang tertunduk lesu. itu membuat ku bergidig.

"aaah aah.. bu..bu kan begitu Shino".

ramen kami pun siap. kami mengobrol sambil makan. ya .. aku sudah lama tak bertemu mereka. lebih dari sebulan.

"Kiba, Shino apa kalian baru ada misi yang jauh ?"

"ah .. kami baru saja pulang tadi malam. iya. Misi cukup melelahkan di Iwagakure. Sepertinya ada konflik internal semacam pemberontakan disana." jawab Kiba sambil mengunyah ramen.

"Pantas.. aku sudah lama tidak merasakan chakra Hinata akhir-akhir ini" sahutku lirih. tapi sepertinya cukup jelas di telinga Kiba dan Shino. yaah aku lupa.. mereka itu anjung dan serangga. Sudah pasti memiliki sensor suara yang bagus. Aku pun menepuk jidat mengiyakan kebodohanku sendiri.

"Kau bilang Hinata ?" kenapa Hinata?" tanya Shino dengan memunculkan aura hitamnya.

"Anooo tentu saja, Hinata, kau, Kiba dan Akamaru. hahaha" jawabkau sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"Ngomong-ngomong Hinata, dia ada disana ." kiba menunjuk ke arah jalanan.

Kami-sama .. benar itu Hinata. Berjalan menunduk memeluk semacam paper bag berisi belanjaan entah apa. Dia terlihat kedinginan. yaa. dia hanya memakai jaket tipis berwarna lavender dan rok selutut. aah.. kenapa diaberpakaian seperti itu dicuaca dingin begini. Dia masih menunduk. tidak menyadari keberadaanku kiba dan shino di Ichiraku. aku bahagia. sangat bahagia melihat nya kembali ke Konoha.

"Oiii Hinata " tiba-tiba Kiba berteriak. menyadarkanku yang terpesona dengan kecantikan seorang Hyuga.

"Hinata kemarilah" Shino pun turut memanggil.

aku hanya bisa terdiam. mencoba menormalkan detak jantungku. sejak kapan aku begini ? entahlah ..

Hinata terkejut melihatku. Menatapku sebentar kemudian menunduk. Yahh.. terlihat jelas rona di pipinya. Dia berjalan ragu menuju tempatku.

"anoo.. na..naruto kun.. selamat malam" sapanya lirih.

"hallo Hinata. Kemarilah, bergabunglah bersama kami. aku yang traktir." kutunjukan cengiran khas ku semanis-manisnya agar Hinata menyetujuinya.

"Gommenasai.. Naruto..Kiba..Shino.. Aku harus segera pulang"

Apa? pulang ? yang benar saja. apa dia tidak merindukanku??

"Hinata.. Naruto merindukanmu" kata Shino terlihat acuh.

aku sedikit mengiyakan ucapan Shino dengan mengangguk kecil. Tapi dia memalingkan muka dan menunduk.

"Gommen minna.. aku benar - benar harus pulang. maaf ya. mungkin lain kali. sampai jumpa, Kiba kun, Shino Kun, emm Na.. Na.. Naruto kun" hinata berpamitan dan berjalan meningglakan kami.

apa ? yang benar saja? kenapa aku agak kecewa. Hinata , ada apa dengan mu?

aku hanya bisa terdiam memandangi punggung hinata yang semakin tenggelam dalam gelapnya malam.

naruhina "on the moon" (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang