Hinata

3.6K 186 4
                                    

Hinata pov..

Kami sama..
Dia.. na..na ruto kun.
Ini sudah sangat lama sejak aku menjalankan misi ke Iwagakure. Aku merasa jantungku berdegup sangat kencang. Jika itu aku yang dulu...aku pasti sudah pingsan dihadapanya.
Aku benar benar gugup sekarang.
"Bakka..baka hinata.. kenapa kau tidak mengiyakan saja ajakanya untuk makan ramen. Lagi pula kau memang belum makan.. bakkaa" aku tidak berhenti berbicara sendiri dan merutuki kebodohan malam ini. Tak bisa dipungkiri.. aku sangat merindukan Naruto. Sang pahlawan konoha yang aku cintai sejak aku masih kecil. Tapi setiap kali berhadapan dengan aku tidak bisa mengendalikan rasa grogi ku. Itu kenapa tadi aku beralasan untuk meninggalkan Naruto. Ahh. Bakka hinata.
Aku menyandarkan tubuh ku di sebuah tiang listrik. Mataku menunduk menatap paperbag yang aku bawa. Didalamnya ada syal yang sebentar lagi selesai kurajut. Tadi sore aku pergi ke toko benang karena benang ku sudah habis.
'Aku harus segera memberikan nya'
Setelah aku selesai menormalkan detak jantungku.. tiba-tiba aku seperti mendengar suara terengah memanggilku..
"Hosh...hosh.. Hinata. Tunggu aku" ucap suara bariton yang sangat aku kenal. Jangtung yg tadinya normal kini kembali berdenyut kencang melihat sosok pria berkumis tiga ngos-ngosan.
"Kau berjalan cepat sekali Hinata.."
"Gommen.. Na..na..ruto kun." Jawabku menunduk menyembunyikan rona merah diwajahku.
"Aku ingin bicara padamu..Bisakah kita duduk disana?" Tanya Naruto sambil menunjuk bangku dipinggir jalan.
"Ha...haaiik" jawabku singkat.
"Kau gadis penurut.." ucap Naruto sambil tersenyum lebar padaku. Senyum yang sangat aku suka.
Hampir 15 menit kami duduk berdekatan di bangku itu. Tidak ada suara. Aku terlalu gugup untuk memulai pembicaraan. Sedangkan Naruto juga terlihat gelisah karena aku yang hanya menunduk.

"Ah .. hinata." Suara Naruto memulai pertacakapan.
" i...iya naruto kun.. apa kau ada perlu sehingga mengejarku?"
"Aah.. anno tadi aku bicara dengan Kiba. Dia bilang kalian baru pulang dari misi. Dan ketika tadi kita bertemu di Ichiraku, kau terlihat buru-buru pulang. Apa kau baik-baik saja ? Apa kau terluka? Sehingga kau harus cepat pulang.
Sejenak aku merasa seperti ditiup angin kebahagiaan karen Naruto menghawatirkanku. Lalu dengan cepat aku menjawab..
"Tidak naruto kun.. aku baik-baik saja"
"Yukatta... aku percaya kau adalah shinobi yang kuat. Kau tak akan semudah itu terluka" senyuman itu kembali menghiasi wajah tampan ninja berkulit tan itu.
"Apa Naruto kun menghawatirkanku?"
Naruto menatap sendu langit tanpa bintang itu. Bodooh.hinata apa yg kau katakan ?? Mana mungkin dia merindukanmu.. bakka hinata.
"Aku sudah sangat lama tidak merasakan chakramu"
"Heee?" Mataku terbelalak mendengar jawaban naruto.
"Aku sangat kawatir. Aku mencarimu keseluruh konoha.bertanya pada siapa pun yang aku jumpai. Tapi mereka tidak tau. Pernah sekali waktu aku mengaktifkan mode sannin seharian penuh untuk melacak chakramu. Dan aku bisa merasakannya.. hal itu membuatku tenang karena kau ternyata baik-baik saja."
Aku tak percaya dengan ucapan naruto. Apa  yang barusan dia katakan? Aku sangat bahagia.
"Ke..ke...kenapa Naruto melakukan hal itu ?" Ucapku bergetar.
Naruto mengalihkan pandangannya padaku. Mata biru safir nya menatap tajam mata khas klan hyuga ku. Tiba tiba tangan nya meraih tangan ku yang mulai kedinginan. Sunyi.. aku hanya merasakan tatapan itu begitu dalam sampai hatiku. Dan tak lama kemudian... bibirnya mengeluarkan suara..
"Aku mencintaimu.. Hinata"

naruhina "on the moon" (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang