Byakugan no Hime 2

2.5K 117 1
                                    

"KURANG AJAAR.. MENJAUH DARI ISTRIKU.." teriakan Toneri begitu memekakkan telinga. Naruto melepaskan pelukanya. Dia berbalik arah. Amarah kini menyelimuti dirinya. Tubuhnya kembali diselimuti chakra oranye miliknya dan siap melemparkan rasen shuriken nya.
"Jangan sembarangan menyebut dia istrimu! Dia kekasih...   uuughhh" belum selesai Naruto bicara, tiba-tiba dia ambruk. Chakranya diserap. Disisi lain, Shikamaru, Sakura dan Sai pun mengalami hal yang sama. Telapak tangan Toneri seolah memiliki lubang, semua chakra mereka masuk kedalam tubuh toneri.
"hahahahaha mati kalian semua".
Hinata bingung, andai dia bisa menggunakan byakugan nya, tentunya dia bisa menangkis serangan Toneri dengan putaran keitten nya. Karena kubah Chakra bisa menghalau chakra Toneri yang sama dengan chakra miliknya.Seperti kutub utara magnet yang didikatkan dengan kutub utara magnet lainya. Saling menolak. Tunggu dulu.. hinata mulai berfikir..

Hinata pov..
'Benar.. chakra ku dan Toneri sama. Berasal dari chakra Hamura. Oleh karena itu, tentunya ini akan berhasil. Tapi aku terlalu lemah. Tapi sepertinya aku masih bisa menggunakan hakke sojishi hogeki. Tapi aku masih belum sempurna melakukan itu. Tapi apa salahnya mencoba.. aku mengepalkan kedua tanganku. Mengumpulkan semua chakra yang tersisa di ujung tangan. Kepala singa berwarna ungu sudah mulai terbentuk.. membesar dan makin membesar. Tunggu, aku tak bisa sendirian. Karena chakra ini pasti akan ditolak oleh Toneri. Baiklah aku akan melakukanya dengan Naruto.
"Naruto kun, apa kau masih bisa bertarung?"
"Hey Hinata, apa kau sedang bercanda ?" Jawab Naruto. Dari nada nya dia terlihat kesakitan sekali. Ya.. seluruh chakranya diserap.
"Kemarikan tangan mu"
Aku mulai meraba sekitar ku. Naruto langsung menggenggam erat tanganku begitu aku menemukannya. Baik akan kulakukan. Ku alirkan semua chakra ku ketubuh Naruto.

Hinata pov end.

Naruto sedikit bingung saat Hinata meminta dia mengulurkan tanganya. Dengan susah payah dia menggerakan tanganya menggapai tangan Hinata yang meraba-raba tanah. Dia genggam erat tangan Hinata dan kemudian dia merasa tubuhnya seperti mendapatkan kekuatan. Sinar ungu mulai menjalar ke tubuhnya. Naruto memperhatikan Hinata yang terus berkosentrasi. Dia tak menyangka, Hinata memiliki kekuatan seperti ini. Sakura, shikamaru, dan sai yang sudah tersungkur lemas juga mendapatkan aliran chakra Hinata saat Hinata menyentuh mereka. Ada kepala singa di telapak tangan Hinata. Chakra itu membuat rambut panjang Hinata berkibar.
'Hinata, kau memang kuat' batin Naruto.

Naruto mendelik ke arah Toneri. Dia melemparkan rasenggan ke arahnya dan serangan nya berhasil mengenai tanganya. Hal itu membuat Toneri berhenti menyerap chakra mereka.
'Dasar sialan kau' batin Toneri.
Naruto bangkit.. dia menggenggam tangan Hinata.
"Trimakasih Hinata." Ucapnya.
"Habisi dia, Naruto _kun" sahut Hinata sambil terengah-engah.
"Aku mencintaimu." Balas Naruto.
Tunggu.. Hinata kembali tidak percaya, mendengar kedua kalinya bahwa orang yang sangat dia cintai juga mencintainya. Saat pertama kali dia mendengar hal itu, dia hanya grogi ternganga tak bisa menjawab. Dan sekarang dia mendengarnya lagi. Dengan senyuman manis dibibirnya, dia pun berkata...
"Aku lebih mencintaimu Naruto_kun"
Sakura tersenyum lega dengan pernyataa  keduanya. Tak disangka, perasaan Hinata terbalaskan meskipun dalam situasi yang seperti ini.
Naruto melepas tangan Hinata. Melepaskan syal yang ada dilehernya..menggenggamnya dan berlari secepat kilat kearah Toneri. Toneri agak terkejut dengan serangan cepat naruto. Mode kyubi naruto berubah ke mode biasanya. Tangan yang menggenggam syal itu bersinar cahaya oranye bercampur ungu dan membentuk sebuah kepala singa.
"Jangan pernah berfikir kau bisa merebut kekasihkuuuu... aku sangat mencintainya..." teriakan Naruto bersamaan dengan tinjunya yang diarahkan ke dada toneri. Tinjuan itu sangat kuat.. membuat tanah disekitarnya hancur. Toneri terpental beberapa ratus meter dan berhenti ketika tubuhnya menabrak tebing besar.
"Uuuughk" Toneri memuntahkan darah.
"Kau mengalahkanku dengan sekali pukulan heh?"
Dia pun tersungkur lemas. Menyerah.
Shikamaru, Sakura, dan Sai tersenyum kemenangan.
"Merepotkan sekali orang itu."
"Itu tadi hampir saja." Ucap sai.
"Ini semua berkat kau Hinata" sambung Sakura.
Hinata tersenyum mendengar ucapan teman-temanya. Tapi dia terlalu lemah, chakranya habis karena dia bagi dengan yang lainya. Belum lagi semua luka yang ada pada tubuhnya. Luka itu ternyata mengenai titik vital Hinata . Tubuhnya terhuyung. Shikamaru  dengan cepat menangkapnya.
"Oi.. Hinata... kau kenapa?" Ucapnya panik.
"Hinata bertahanlah" Sakura segera mengeluarkan chakra penyembuhnya.
"Ini tidak mungkin.. jantungnya berhenti" Sakura terlihat sangat panik.
"Hinata.. hinata.. bertahanlah" Sai terus mengguncang tubuh Hinata.
Naruto yang melihat itu dari kejauhan langsung panik. Dia berlari cepat.
"Hinata, aku mohon.. sadarlah" ucapnya sambil mengguncang tubuh Hinata.
Sakura diam berkonsentrasi. Namun dia sangat tahu keadaan Hinata. Jantungnya memang sudah berhenti. Sakura diam.. menitikkan airmata. Semakin lama semakin deras.. ya. Sakura menangis.
"Hinata.. bangunlaah" naruto terus memanggil Hinata.
Sai menoleh ke arah Toneri yang tersungkur. Dia berlari.. membalikan tubuh toneri. Dia mengalirkan chakranya di tangan. Dan tangan itu menembus kelopak mata Toneri, dan mengambil bola mata nya. Dia pun kembali ke Sakura dan lainya dengan cepat.
"Bukankah ini milik hinata?" Tanya Sai.
Sakura mengangguk. Dia mengalirkan chakra. Menerima pemberian sai dan menutupkanya di mata Hinata. Ya..dengan jutsunya dia meletakan kembali byakugan milik hinata ke tempatnya. Namun Hinata tak kunjung bergerak.
"Sepertinya ini gawat." Ucap Shikamaru.
"Sakura, bagaimana ? " tanya Sai.
"Sebaiknya kita membawa nya ke putri Tsunade" Sakura menundukan kepalanya. Sebenarnya dia ragu. Dia benar-benar tidak merasakan denyut jantung Hinata. Namun dia tak bisa berkata seperti pada temannya. Dia merasa tak sanggup. Shikamaru seakan mengerti pemikiran Hinata. Dia menunduk bersedih. Airmata terlihat menggenangi matanya yang terpejam. Bagaimanapun juga, Hinata adalah sahabatnya.
"Bagaimana kita pulang ? " Sai terlihat bingung sambil memandang sekitar. Toneri tampak bergerak perlahan. Dia berdiri dan berjalan terseok menghampiri Sai dan teman-temanya. Begitu Toneri mendekat, Sai segera memasang kuda-kuda sambil memegang Kunai. Shikamaru pun sudah siap bertarung.
" tenanglah.. aku tak lagi memiliki kekuatan apapun" kata Toneri.
"Apa maumu?" Sergah Shikamaru.
"Akan ku antar kalian menuju jalan pulang. Jika aku mati, maka jalan itu akan menutup dan kalian akan terjebak disini selamanya. Aku masih punya sedikit kekuatan untuk membuka jalan itu. Kalian ikutilah aku."
" apa kau dapat dipercaya ?" Ragu Sakura.
"Kau pikir aku tak punya hati? Aku mencintai Hinata. Karena aku dia jadi seperti ini. Aku tak mau terjadi sesuatu dengan nya. Cepatlah. Hinata tak bisa bertahan lebih dari ini."
Naruto sejenak terlihat berpikir. Apa dia harus mempercayai orang ini atau tidak. Tapi dia juga tak bisa membiarkan Hinata dalam bahaya. Dia  menggendonh Hinata. Toneri tersenyum.
"Bawa kami pulang" ucapnya datar. Toneri mengangguk mengerti.

naruhina "on the moon" (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang