"Aleysha, bisa aku minta tolong?"
Gadis itu mendongak dan menemukan Jeno berdiri tepat di depan kubikel miliknya.
"Ya, Mr. Lee?"
"Mr. Na meminta laporan ini sebelum pukul satu. Tapi aku harus menemani Eve menjemput Jisung. Bisa aku titipkan padamu?"
Aleysha mengangguk, menerima sebuah map tebal berisikan laporan dari tangan Jeno. Lelaki itu hanya tersenyum tipis dan beranjak masuk ke dalam ruangan Eve.
Semenjak percakapan terakhir mereka perihal cinta pertama, Jeno memang terlihat lebih terbuka pada Aleysha. Dia sudah berinisiatif memanggil, tersenyum atau menyapa terlebih dahulu. Pembicaraan itu seolah mulai meruntuhkan tembok besar yang ada di antara mereka.
Aleysha merasa bersyukur. Setidaknya meski Jeno tidak mungkin melihatnya, lelaki itu masih akan menganggap Aleysha sebagai salah satu teman. Atau mungkin rekan kantor.
Aleysha sendiri tidak masalah. Jeno menyadari keberadaannya saja sudah lebih cari cukup.
Tak lama kemudian Jeno keluar bersama Eve. Mereka tampak sedang berbicara dan saling melempar opini. Aleysha berdiri untuk menyapa dan Evelyn berhenti sejenak di depan kubikelnya.
"Aku pergi sebentar. Jangan lupakan makan siangmu, Sya."
Aleysha tersenyum. Eve memang wanita berhati mulia. Semenjak mengetahui jika Aleysha memiliki masalah dengan asam lambungnya, atasannya itu tidak pernah absen mengingatkannya waktu makan siang karena Aleysha sendiri sering kali lupa waktu jika sudah bekerja.
Jeno menunggu Eve di ambang lift. Dan mereka menghilang di balik kisi yang perlahan menutup. Menyisakan Aleysha dengan senyum yang berubah pias.
Mereka terlihat begitu serasi, dan Aleysha tidak mampu menutupi kecemburuannya.
●●●●
"Memangnya kenapa? Hanya sesekali ikut tidak akan membuatmu mati, Sya!"Kirin mengikuti langkah Aleysha yang terlihat sibuk mengelilingi apartment demi menghindarinya.
"Aku tidak ingin ikut kencan buta, Kirin."
"Kenapa sih, kau mau sendirian seperti ini terus?"
Aleysha berhenti melangkah, membuat Kirin yang berada tepat di belakangnya menjadi limbung dan hampir jatuh.
"Jangan berhenti tiba-tiba, Aleysha!"
"Kalau begitu jangan mengikutiku!"
Aleysha melengos menuju pantri. Kirin mengikutinya dengan langkah malas. Dari balik pantri ia melihat Aleysha yang sibuk menuangkan susu ke dalam gelas. Tubuhnya masih terbalut piyama tidur. Padahal itu sudah pukul sebelas pagi di akhir pekan.
Terkadang Kirin heran mengapa Aleysha, gadis cantik dan baik hati itu masih sendirian di umurnya yang sudah menginjak dua puluh lima tahun. Aleysha bahkan belum pernah pacaran. Padahal tidak sedikit lelaki yang mendekatinya.
Aleysha terbiasa menutup diri. Dia bilang, tidak ada satu pun lelaki yang berhasil mengetuk pintu hatinya.
Kirin bahkan pernah bertanya-tanya apakah Aleysha memiliki penyimpangan orientasi seksual? Karena perjalanan kisah asmara Aleysha terlalu hambar dan selalu berhasil membuat Kirin bingung.
"Ayolah Sya.."
Aleysha meletakkan gelas susu miliknya dan menatap Kirin jengkel.
"Kenapa tidak atur kencan buta untuk dirimu sendiri? Kau juga sedang single, Kirin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Querencia | Jeno Lee
Romance[Fallacious Side Story] Bagaimana jika Aleysha datang saat Jeno masih menyimpan perasaan yang sama pada Evelyn?