10. Enough

1.9K 352 58
                                    

Jeno baru saja keluar dari ruangannya berniat untuk mencari Eve guna membicarakan finalisasi proyek yang mereka tangani berdua saat matanya justru menangkap langkah tergesa Aleysha yang baru saja muncul dari ruangan Yuta.

“Hei, aku—“

Bibir Jeno terasa kaku saat Aleysha melewatinya begitu saja sambil menatap berkas yang berada di tangannya dengan kening penuh kerutan. Segera saja Jeno menghela nafas lalu menyusul gadis itu dan berjalan di sampingnya.

Tapi bahkan setelah Jeno berada di sampingnya pun, Aleysha tetap tidak naruh atensi padanya. Gadis itu sibuk komat kamit membuka lembar demi lembar laporan di tangannya. Melihat kubikel Aleysha yang semakin dekat, Jeno akhirnya menyerah untuk diam dan mencegat lengan gadis itu pelan.

“Sya..”

“Oh! Mr. Lee?” kedua bola mata Aleysha tampak liar dan kebingungan. “Maaf aku sedikit tidak fokus.”

Jeno menatap Aleysha heran. Mereka tidak bertemu hampir empat hari lamanya dan gadis itu sudah kembali kepada mode awal panggilannya pada Jeno lagi. Apa-apaan dengan panggilan Mr. Lee itu?

“Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat seperti karyawan yang hampir dipecat?”

Jeno menatap raut gusar Aleysha, dan tidak dapat lebih penasaran lagi saat mendengar hembusan nafasnya yang kasar.

“Aku memang hampir dipecat. Mr. Na bilang laporan yang aku berikan salah. Tapi.. aku bingung. Onni tidak memberitauku kenapa ini—“

“Memangnya Eve ke mana?”

Aleysha mendongak lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Terlihat lucu, namun bukan, bukan itu fokus pembicaraan mereka. Jeno baru saja datang ke kantor hari ini. Ia tidak menerima pesan apapun dari Eve perihal izin tidak masuknya beberapa hari belakangan.

“Mr. Lee tidak tau? Jisung masuk rumah sakit sejak tiga hari yang lalu.”

“Lagi?”

Aleysha mengangguk. “Kali ini, harus rawat inap karena demam berdarah.”

Wait—what?!”

Aleysha mengangguk lagi. “Tapi Onni bilang mungkin hari ini atau besok Jisung sudah boleh pulang. Sore ini aku akan berkunjung, Mr. Lee ingin ikut?”

Jeno berdehem lalu mengangguk kaku.

“Okay. Kalau begitu sudah dulu ya, Mr. Lee. Aku harus menyelesaikan laporan hari ini.”

Aleysha membungkuk sedikit, hampir berlalu meninggalkan Jeno sebelum lengannya lagi-lagi dicegat.

“Itu laporan apa?”

“Ini?” Aleysha menatap laporan di tangannya. “Ini pertanggung jawaban proyek sementara. Sebenarnya Onni tidak memintaku mengerjakannya tapi semalam aku memaksa. Aku pikir mudah, ternyata sulit karena aku jarang memantau proyek ke lapangan jadi—“

“Aku bantu.”

“...ya?”

“Aku akan membantumu mengerjakannya. Isi laporan pertanggung jawaban milikku dan Eve tidak akan jauh berbeda.” sahut Jeno menanggapi keterkejutan Aleysha. “Ayo, kerjakan di kafetaria. Aku lapar.”

Mereka menyelesaikannya dalam sekejap mata. Lalu Aleysha mengirim file baru itu pada email Yuta sebelum ia merasa tenang menyantap makan siangnya di kafetaria kantor.

“Jadi Eve sudah di rumah sakit selama tiga hari?”

“Iya. Tapi Onni tidak sendirian, kok. Ada Mark—“ Aleysha berhenti berbicara dan menatap Jeno dengan pandangan tidak nyaman. “Maksudku, laki-laki itu.. di sana. Dia—“

[✔] Querencia | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang