7. Coupon

1.7K 352 70
                                    


Jeno mengerang saat matahari sudah teramat tinggi dan memantulkan cahaya yang kelewat silau melalui kaca bening jendela. Ia melihat sepatu dan jas miliknya tersampir di sofa ruangan. Lalu Aleysha masuk tidak lama setelahnya membawa dua gelas minuman dan menyerahkannya pada Jeno.

“Apa aku mengacau semalam?”

Aleysha menggeleng tampak enggan bersuara. Jeno menerima gelas pertamanya dengan tangan bergetar lemah dan meminumnya hingga habis bersama sebutir obat hangover. Setelahnya, Aleysha menyerahkan segelas besar air putih lainnya karena ia tau kebiasaan orang setelah sadar dari mabuk adalah kehausan hingga dehidrasi.

Dan benar saja, Jeno meminumnya hingga tandas tanpa membuang waktu. Lelaki itu menekan keningnya dengan mata yang menyipit, terlihat masih kesulitan untuk berdiri karena pusing yang melanda.

“Jadi sebenarnya, siapa Mark dan ada apa dengannya?”

Jeno tampak terkejut mendengar pertanyaan Aleysha. Ia menatap gadis itu pada kedua bola mata teduhnya dan menemukan keseriusan dalam pertanyaan yang ia lontarkan.

“Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?”

“Semalam Sunbae memanggil namanya berkali-kali.”

“Hanya itu yang aku katakan?”

Aleysha menggeleng.

Sunbae juga memanggil nama Onni.”

Gadis itu memalingkan wajah sejenak, mengambil napas sebentar lalu kembali menatap Jeno meminta penjelasan.

“Jadi siapa Mark dan kenapa sepertinya masalah kalian rumit sekali?”

“Bukan siapa-siapa. Bukan sesuatu yang penting juga untuk kamu cari tau.”

“Mark.. dia laki-laki yang datang ke kantor waktu itu, kan?”

Jeno berdehem pelan dan melarikan pandangannya menjauh dari pualam Aleysha. “Terimakasih sudah membantuku, Aleysha. Tapi kamu tidak perlu tau sejauh itu.”

Jeno menyibak selimut dan berusaha untuk beranjak, enggan menjawab pertanyaan Aleysha.

“Oke. Kalau begitu aku akan bertanya pada Onni.”

Dan pernyataan itu sukses membuat Jeno menghentikan gerakannya. Mata lelaki itu seketika berubah menjadi sendu dan kemudian bahunya merosot lemas. Jeno menekan pangkal hidungnya frustasi.

No. Jangan, Sya. Okay, i’ll tell you everything.

Great. Sekarang pergi bersihkan diri sebelum sarapan. Kamar mandi ada di sana. Aku tunggu Sunbae di ruang makan.”

Aleysha mengoper sebuah tshirts dan celana training milik mantan kekasih Kirin karena hanya itulah pakaian ganti lelaki yang mereka miliki. Meski sedikit tidak sopan memberikan Jeno pakaian bekas, tapi tak apa, itu jauh lebih baik daripada Jeno masih harus mengenakan setelan kantornya yang sudah penuh dengan bau alkohol.

“Aku mengenal Evelyn saat sekolah menengah.”

Jeno memulai ceritanya saat Kirin sibuk memanaskan makanan di pantri.

“Dan Mark adalah sahabatku sejak sekolah menengah. Dia juga.. sahabat Eve sejak mereka berumur sepuluh tahun. Evelyn jatuh hati pada Mark, lalu mereka bertunangan. Tapi di suatu titik Mark menyakiti Eve dan membuatnya memutuskan untuk pergi empat tahun lalu meninggalkan Korea tanpa ada satu orang pun yang tau. Bersama Jisung dalam kandungannya. Aku berhenti berbicara pada Mark sejak saat itu.”

“Dan sekarang Onni kembali. Lalu Mark mencarinya?”

Jeno menggeleng.

“Aku mempertemukan mereka.” Jeno menunduk, menekan keningnya merasa pusing. “Pertama kali Eve kembali ke Korea aku begitu yakin untuk memulai segalanya bersamanya. Bahkan saat aku tau dia sudah memiliki Jisung, aku tetap ingin bertanggung jawab untuk mereka. Tapi akhirnya aku sadar bahwa aku tidak bisa. Eve masih mencintai Mark dan aku tidak mungkin memaksakan diriku padanya.”

[✔] Querencia | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang