13. Who are you?

1.7K 355 116
                                    


Jeno menyusuri jalanan di sekitar Namsan Tower dengan kecepatan sedang. Dulu saat masih sering ditemani Aleysha survey lapangan, mereka sempat bertukar Find My Friend untuk alasan yang sudah terlalu kabur dalam ingatan Jeno. Dan untungnya, Aleysha belum sepenuhnya menghapus segala hal tentang Jeno sebab aplikasi penelusuran lokasi itu rupanya masih bekerja hingga kini.

Lewat aplikasi yang Jeno gunakan pada ponselnya, Aleysha terlihat sedang berdiam cukup lama di sebuah restoran. Lalu saat Jeno hampir sampai, rupanya Aleysha sudah mulai bergerak menuju arah Namsan Tower.

Kening Jeno berkerut tidak suka. Dalam benaknya ia berkali-kali merutuki Aleysha karena masih saja percaya pada kencan buta yang berbahaya seperti ini. Tidakkah gadis itu ingat bagaimana kacaunya partner kencan buta terakhirnya kemarin?

Jeno sampai tak lama setelah Aleysha. Langkah kaki membawanya berkeliling menyusuri tangga hingga tangga, bangunan hingga bangunan, sebelum menemukan sosok Aleysha di tengah taman Namsan Tower yang dipenuhi patung panda.

Gadis itu tersenyum lepas. Ada sosok lelaki di sampingnya yang memeluk bahu Aleysha erat.

Jeno melangkah ke samping guna menyembunyikan dirinya dari Aleysha dengan bersembunyi di balik pepohonan. Matanya masih bertahan memperhatikan gadis itu dari kejauhan.

Perasaan Jeno terasa sangat amat kacau saat melihat gadis itu bersama lelaki lain. Jeno baru menyadari jika selama ini bisa jadi ia sudah merasa cemburu, tapi benaknya selalu saja menolak menyadari perasaannya sendiri.

Tak lama kemudian, Aleysha tampak bergerak menuju spot lainnya. Ada sebuah bangku yang posisinya tepat mengarah ke pemandangan kota serta kerlip lampu indahnya di tengah guyuran salju. Meski hujan salju turun semakin deras di minggu kedua bulan Desember, itu tidak membuat keindahan kerlap-kerlip lampu di kota berkurang.

Jeno hampir melangkah maju saat sosok lelaki itu menggenggam jemari Aleysha dan menggosoknya pelan. Tubuhnya seakan tengah dikendalikan oleh pikiran 'Bagaimana jika lelaki itu melecehkan Aleysha? Bagaimana jika ia sama brengseknya seperti teman kencan buta Aleysha sebelumnya?'

Namun ketika Aleysha juga tampak mengusir tumpukan salju dari helai rambut lelaki di depannya, Jeno berhenti dan mengurungkan langkahnya.

Sebab jika Aleysha tidak keberatan untuk disentuh pria lain, maka Jeno juga tidak punya alasan untuk mendatangi mereka.

Dingin menyergap Jeno yang berdiri di bawah kelamnya bayangan pohon. Terpantulkan cahaya temaram lampu. Suhu yang terasa semakin turun. Lalu Jeno melihat lelaki itu pergi, sepertinya ia ingin membeli minuman hangat. Jadi tanpa berpikir panjang, dengan otak yang mulai membeku dan tidak dapat diajak berpikir lebih logis, akhirnya Jeno memutuskan berjalan mendekat dan berhenti tepat di depan Aleysha. Membuat gadis itu terperangah bukan main mendapati sosok Jeno di hadapannya.

“Apa yang Mr. Lee lakukan di sini?” kehadirannya membuat Aleysha memasang ekspresi dan helaan napas terkejut yang sangat kentara.

Jeno memasukkan tangannya ke dalam padding yang ia gunakan.
“Memata-matai kencan butamu.” jawab lelaki itu tanpa berpikir terlebih dahulu.

Mendapati respon seperti itu, alis Aleysha berkerut tidak senang. “Untuk apa?” sambungnya dengan nada bingung.

“Tentu untuk memastikan kamu baik-baik saja dan tidak keluar bersama laki-laki brengsek lainnya, Aleysha.”

Jawaban Jeno membuat Aleysha jengkel. Mendadak ia merasa terusik. Terlebih lagi, lelaki itu menggunakan nada yang otoriter yang tidak Aleysha sukai.

“Maksud saya, untuk apa Mr. Lee melakukannya? Dengan siapapun saya berkencan, itu bukan urusan Mr. Lee. Saya bisa menjaga diri sendiri.”

No, you cant? Kalau kamu bisa, kamu tidak akan butuh aku di kencan kamu sebelumnya." tukas jeno mantap, lalu dilanjutkan dengan. "Kamu tidak bisa melawan seorang lelaki, Sya. Kamu butuh aku.”

Aleysha mengerjap berkali-kali sebab dilanda shock bukan main. Ada apa dengan Lee Jeno dan sikap otoriter dadakannya ini? Apa yang terjadi dengan isi kepalanya hari ini? Namun detik berikutnya, Aleysha yang tampak jengah pun menghela napas malas kemudian berdiri tegak, menantang kedua mata Jeno dengan tegas.

This is going too far, isn't it? Bisakah Mr. Lee berhenti? Berhenti melakukan dan mengatakan hal-hal yang membuatmu seolah-olah tampak peduli dan tertarik padaku. Berhenti membuatku berharap.”

Suara tegas yang Aleysha keluarkan membuat Jeno terkejut. Matanya melebar tidak percaya mengetahui bahwa gadis itu juga bisa murka dan termakan amarah. Jeno memilih untuk melangkah maju, berniat menjelaskan bahwa maksud yang sesungguhnya sama sekali tidak dilatarbelakangi niatan buruk. Namun Aleysha justru ikut melangkah mundur guna menjauh darinya.

“Sya..”

“Berhenti bersikap seolah perasaanku terbalas, Lee Jeno-ssi. Berhenti membuatku menggantung harapan terlalu tinggi lalu jatuh bebas dan terhempas keras. Berhenti menyakiti perasaanku!”

Nafas Aleysha mendadak memburu, setetes air mata kemudian mengalir di pipinya namun Aleysha menyeka bulir itu dengan kasar.

“Aku tau aku pasti tampak bodoh karena menyukaimu dan justru memilih bertahan di saat aku sadar kau masih menyimpan perasaan pada perempuan lain. Tapi jika bukan karena sikapmu yang memperlakukanku dengan cara yang berbeda, aku mungkin juga tidak akan berharap sebesar ini padamu. Kau tau perasaanku tapi terus berpura-pura bodoh seolah itu hanya angin lalu. Kenapa? Karena kau tidak bisa berhenti mencintai Onni? Kalau memang begitu kenapa kau selalu datang dan memberiku harapan?”

“Dengar—“

No, you listen to me. Aku mengerti dan mencoba untuk mengalah. Aku mundur karena aku tau tidak akan ada yang pernah bisa menggantikan posisi Evelyn di sini.”

Jeno terhuyung mundur saat Aleysha menekan telunjuk tepat di dadanya.

“Aku tau cintamu sangat besar untuknya. So go on, lanjutkan itu. Dan jangan ganggu aku. Jangan.. membuatku berharap lagi..”

Suara Aleysha terdengar semakin mengecil hingga akhirnya hilang. Gadis itu menyerah dan membungkus wajahnya dengan jemari. Bahunya bergetar, nafasnya terdengar putus-putus.

Isakan Aleysha terdengar cukup keras. Hingga Jeno yang panik memutuskan maju guna memeluknya erat. Namun belum sempat melakukan itu, tubuhnya justru semakin terhuyung mundur. Sosok lelaki yang sebelumnya datang bersama Aleysha berdiri di depannya, menatap Jeno dengan alis menukik tajam dan ekspresi murka.

Who are you and what did you do to my sister?!

●●●●

Dee's Note:

Nanti kalau rame, aku double up dalam 1 atau 2 hari. Maaf yaa kelamaan updatenya :')

Stay healthy, stay safe, stay hydrated and stay alive everyone♡



With love,

Dee ☘️

[✔] Querencia | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang