"Maafkan aku Aleysha!"
Kirin berteriak saat Aleysha mengabaikan keberadaannya di suatu pagi. Gadis itu terus mengikuti langkah Aleysha tanpa henti, memohon untuk dimaafkan.
"Ayolah Sya, aku minta maaf.."
Aleysha menghela napasnya malas.
"Kau berjanji terlebih dahulu padaku, Kirin. Bagaimana bisa kau membatalkannya untuk sebuah kencan?"
Masalah teman Kirin yang sempat menjadi teman kencannya Aleysha sudah berlalu. Untuk itu, Kirin juga sempat meminta maaf padanya. Kirin bilang, ia benar-benar tidak tau bahwa Junhoe adalah lelaki yang seperti itu. Dan bertahun-tahun mengenal Kirin membuat Aleysha sadar jika perempuan itu tidak mungkin dengan sengaja menjerumuskannya ke dalam bahaya.
Masalah yang kali ini terjadi adalah.. Kirin membatalkan janjinya pada Aleysha demi sebuah kencan di akhir pekan. Tidak secara jahat membatalkan, sih. Ia beralasan lupa akan janjinya pada Aleysha yang mereka sepakati sekitar.. hmm.. dua minggu yang lalu.
Kirin menggosok kedua telapak tangannya, masih memohon ampun. Bibirnya mengerucut meminta pengertian.
"Aku benar-benar minta maaf. Aku seketika lupa ada janji denganmu hari ini saat diajak berkencan karena aku terlalu senang, Sya."
Aleysha mengerutkan keningnya jengkel. "Pergilah. Pergi sana temui teman kencanmu!"
Dan Kirin benar-benar menghilang.
Aleysha menyeruput susu dan menyendok sereal miliknya dengan geram. Kirin memang sangat tidak peka. Sekarang bagaimana caranya Aleysha pergi? Ia tidak terbiasa berjalan terlalu jauh sendirian. Ia juga tidak bisa menyetir.
Kirin memang sahabat yang tidak tau diuntung. Aleysha membencinya!
..hng tidak juga sih. Tapi untuk saat ini anggap saja begitu.
Gadis itu kemudian berjalan menuju kamar untuk mandi dan bersiap-siap. Acara yang akan ia datangi dimulai pukul sepuluh dan ia tidak punya banyak waktu karena jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan.
Aleysha menyiapkan segala hal yang ia butuhkan. Mengambil topi lalu memasukkan dompetnya ke dalam tas. Namun gerakan terburu-buru itu membuat sebagian isi pouchnya tumpah ruah di atas ranjang. Untuk sesaat, Aleysha menggeram frustasi. Hingga kemudian kala tengah merapikan isi pouchnya, gadis itu menyadari sesuatu.
●●●●
Ting!
Jeno baru saja akan meneguk air mineralnya saat sebuah pesan datang. Dengan keringat bercucuran dan baju olahraga yang lengket Jeno membuka layar ponsel dan menemukan sebuah foto dari Aleysha. Bibirnya secara spontan terangkat tipis.
Itu adalah foto kupon permintaan darinya. Aleysha menambahkan caption seperti;
'Apa Sunbae sibuk hari ini?'
Jeno menjemputnya tiga puluh menit setelah itu. Aleysha turun dan memasuki mobil lalu dengan segera memasang seatbelt.
"Memangnya kita mau ke mana?"
Tidak menjawab pertanyaan Jeno, Aleysha justru mengeluarkan ponselnya mencari sesuatu lalu mulai mengetikkan sebuah alamat pada navigasi mobil. Jeno mengikuti arahan dari gadis itu hingga kemudian mobil berhenti di sebuah pemukiman sepi penduduk.
Tempatnya masih sangat asri dan tenang. Di sana berdiri banyak tenda berwarna putih yang mulai dihiasi dedaunan kuning pertanda mereka sudah memasuki musim gugur.
"Ini acara apa?"
Jeno bertanya saat mobilnya berhenti di sebuah lapangan di luar pagar acara. Tempat itu tampak mulai ramai. Seluruh tenda sudah terisi tenant yang berjajar rapih membentuk jalan menuju sebuah bangunan besar di ujungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Querencia | Jeno Lee
Romantizm[Fallacious Side Story] Bagaimana jika Aleysha datang saat Jeno masih menyimpan perasaan yang sama pada Evelyn?