Fate III

118 16 0
                                    

"Tuan muda sudah sampai di depan rumah tuan"

"Baiklah, terima kasih. Kalian boleh kembali." Perintah seorang pria tua kepada pelapor yang baru saja ia terima melalui telephone.

"Baik Tuan"

Tak lama kemudian bel rumah tanda kehadiran seseorang berbunyi. Biasanya para pelayanlah yang akan membukakan pintu, tapi kali ini dia sendiri yang akan melakukanya.

"Selamat datang tuan muda" sapa Pria tua itu sambil membungkukan badanya 45 derajat ketika sosok yang ia nanti memasuki pintu utama.
------------------------------------
"Paman, buku apa yang harus aku baca hari ini?" tanya Chanyeol sembari mendudukan tubuhnya di sofa ruang tv. Ia melepas lelahnya dengan menyandarkan tubuhnya dan meregangkan kedua kakinya. Tuan Kim dengan tanggap segera melirik seorang pelayan, dan pelayan itu langsung mengerti apa yang harus ia lakukan. membuatkan tuan mudanya minuman segar.

"Baik Tuan, saya sudah meletakan buku - buku yang perlu Anda baca di atas meja Anda" Chanyeol hanya mengangguk menanggapi jawaban dari Tuan Kim.

"Paman, bolehkan aku bertanya?"

"Tentu tuan"

"Apakah setelah hari penobatan itu, semuanya akan berubah derastis? Aku tidak bilang bahwa aku tidak siap dengan semua perubahan yang akan aku hadapi. Hanya saja, aku khawatir teman - temanku akan bersikap canggung kepadaku."

Tuan kim tersenyum kemudian berkata " Tuan muda tidak perlu khawatir, Ayah tuan juga mengalami hal yang sama, dan kenyataanya beliau masih bisa bergaul dengan baik, bahkan sempat beberapa kali berganti teman wanita"

"hahaha.. benarkah begitu?" Chanyeol membuang nafasnya kasar, tanda bahwa sedikit bebanya telah menguap.

"Tetapi Tuan,"

belum selesai Tuan Kim berucap, seorang pelayan datang untuk meletakan minuman di atas meja dan hanya direspon anggukan oleh Tuan mudanya.

Chanyeol melihat Pamanya berjalan mendekat ke arahnya, dan mendudukan dirinya tak jauh dari Chanyeol. Biasanya jika ada hal serius yang akan disampaikan, pamanya akan duduk dan berbicara sambil menatap mata Chanyeol, seperti saat ini.

"ada hal penting yang harus tuan muda ketahui. Ini terkait dengan hidup tuan muda." Tuan Kim menjeda ucapanya sebentar. "bukan terkait takdir yang sudah Tuan muda ketahui, melainkan takdir lain yang Tuan muda harus selesaikan bersama seseorang yang memiliki takdir yang sama."

Terlihat kerutan di dahi lebar milik Chanyeol, ia tengah serius mendengarkan Pamanya yang sedang berbicara.

"eeee... A-apa itu Paman?" tanya Chanyeol ragu.

" saya tidak akan menjelaskan terlalu detail, karena saya khawatir Tuan muda belum bisa menerimanya. Nanti saat semua tanda - tandanya terlihat, Saya dengan senang hati akan menceritakan semuanya pada Tuan secara detail."

Tuan Kim menarik nafasnya sejenak. "Tuan muda tentu tahu bukan, bahwa keluarga saya sudah turun - temurun mengabdi kepada keluarga Tuan? Bersama dengan itu pula, keluarga kami telah dipercaya untuk menjaga sebuah pesan. Saekarang, keluarga saya telah mempercayakan kepada saya mengenai rahasia dari sebuah takdir yang hanya terjadi setiap 100 tahun sekali. Dan saya diharuskan menyampaiakn pesan ini kepada Tuan muda di saat yang tepat."

Chanyeol masih diam di tempatnya, tanpa reaksi apapun.

"Tuan, Tuan muda merupakan keturunan ke 700 dari leluhur Tuan, leluhur Park. Tuan adalah jiwa yang telah takdir pilih untuk menyelesaikan sebuah kutukan yang selama ini belum pernah terpatahkan."

Chanyeol tidak bisa berkata apa - apa. Otaknya tiba - tiba saja menjadi bebal untuk memproses semua informasi yang mendadak ia terima. Kutukan? Dirinya? Apa maksudnya ia dikutuk?

" takdir dan kutukan ini hanya terjadi setiap 100 tahun sekali Tuan. Takdir ini mengikat dua jiwa yang diharuskan melawan sebuah kutukan."

"dan salah satu jiwa itu adalah aku?" tanya Chanyeol sambil menunjuk dadanya sendiri.

"Benar Taun, dan jiwa yang lain berasal dari garis keturunan Byun."

"Jadi kami berdua harus bersama untuk melawan kutukan itu?"

"Benar tuan."

"Lalu, di mana aku bisa menemui orang yang bermarga Byun itu? Padahal banyak sekali orang korea yang memiliki nama marga seperti itu."

"Tuan, takdirlah yang akan mempertemukan kalian berdua. Dengan alami kalian akan saling mengenali satu sama lain karena jiwa kalian telah terikat sejak ratusan tahun yang lalu, bisa dibilang kalian merupakan reinkarnasi dari leluhur kalian. Saya mengetahuinya sejak anda lahir ke dunia ini Tuan muda. Anda memiliki waktu kelahiran yang sama persis dengan Leluhur Park. Tanggal, bulan, bahkan jamnya pun sama. Begitupun dengan keturunan dari marga Byun"

"Tanggal berapa ia lahir Paman?"

" 6 Mei Tuan. Dan masih ada tanda lain yang dapat membantu Anda menemukan orang tersebut."

"Apa itu?"

"kalian memiliki warna iris mata yang sama seperti leluhur kalian, yaitu emerald."

"pantas saja aku tidak menyukai warna mataku ini" gerutu Chanyeol.

"Tetapi jangan salah Tuan, berdasarkan cerita yang telah saya dengar berulang kali dari leluhur kami, Tuan tidak akan bisa lepas dari pandangan pertama saat manik mata kalian berdua bertemu. Bisa dibilang jiwa kalian telah resmi terikat."

"Lalu paman, kutukan apa yang harus ka-mi hadapi nanti? Tanya Chanyeol canggung.

"setelah kalian berdua mencapai umur 20 tahun, maka kutukan itu akan mulai berkerja. Masing - masing dari kalian akan memiliki tanda seperti tato yang berbentuk snowflake dengan enam kelopak."

"Benarkah? Di mana tato itu akan muncul?"

"tempat kemunculan tato itu tidak menentu Tuan, tetapi berdasarkan sejarah tato itu selalu muncul di sekitar tubuh bagian atas. Masing-masing dari kalian memiliki tato yang identik dengan letak yang sama pula."

"lalu?"

"masing - masing kelopak mewakilkan kesialan yang akan menimpa kalian. Jadi, karena ada 12 kelopak, akan ada 12 kali kesialan yang terjadi setiap bulanya."

"artinya selama satu tahun aku harus ditimpa kesialan? Begitu paman?" tanya Chanyeol dengan nada yang cukup tinggi.

"Benar tuan. Tetapi ada yang harus diperhatikan dari kutukan ini tuan."Jeda Tuan Kim sejenak,
"Katika kemalangan datang maka ia akan menyerang orang dengan marga Byun, tetapi efeknya akan diteruskan pada anda Tuan."

"maksudnya Paman? Tanya Chanyeol bingung.

"ketika tuan Byun terluka, maka tak lama kemudian luka itu akan ditransfer kepada tubuh Anda dengan bentuk dan letak yang sama persis seperti yang dialami tuan Byun."

Mata Chanyeol dan Tuan Kim saling menatap tanpa bisa diartikan.

" dan ketika kalian berdua berhasil melalui kesialan itu, maka satu kelopak snowflake akan hilang."

"Artinya jika aku berhasil menghalau kesialan yang akan menimpa Byun, maka tidak akan terjadi apa - apa padaku, Paman?"

"Benar Tuan" Tuan Kim mengangguk membenarkan.

"artinya aku harus selalu bersama denganya..." gumam Chanyeol menyimpulkan sendiri.

"Tuan Muda, semakin sedikit sisa dari kelopak snowflake, maka kesialan yang akan kalian hadapi akan semakin sulit."

"Ya, kita hanya perlu mencegah kesialan itu menimpa Byun. Baiklah Paman, aku akan pergi ke kamarku. Aku ingin menenangkan pikiranku."

Chanyeol melangkah melawati Pamanya yang sudah berdiri dan membungkuk padanya.

"Selama beratus - ratus tahun, belum pernah ada yang sanggup mematahkan kutukan ini. Saya berjanji akan membantu Anda hingga titik darah terakhir Tuan Muda." Gumam Tuan Kim sambil menatap gelas minuman dingin yang isinya sama sekali tidak disentuh oleh pemiliknya.

-TBC-

The Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang